Dave Seth Arkana adalah anak dari pemilik kampus swasta yang terkenal di kotanya. Namun Dave tidak memiliki niat untuk menjalankan bisnis pendidikan milik orangtuanya tersebut. Dave lebih memilih bisnisnya sendiri, hingga suatu ketika Ayah Dave sakit keras, yang membuatnya menjalankan kedua bisnis tersebut. Mengawali bisnis pendidikan dengan terpaksa, hingga Dave menemukan seseorang yang menurutnya begitu cantik dan memukau, hingga Dave memutuskan untuk memprioritaskan bisnis orangtuanya demi mengejar cinta ibu dosen tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15 (21+)
Rachel dan Elsa berada di kantin Fakultas Ekonomi, mereka terlihat sedang sama-sama melamun, ternyata bukan hanya Rachel yang tahu tentang hubungan Tio dan Cita, melainkan Elsa dan Pak Joni juga sudah mengetahui sejak lama.
Termasuk kenapa istri dari Tio menjadi posesif, karena Pak Joni yang menghubunginya dan memberi tahu jika Tio terlibat skandal dengan salah satu dosennya.
“Ternyata aku telat” Gumam Rachel.
“Tapi lebih baik tidak tahu Chel, dari pada begini”
“Iya Sa”
Keduanya terlihat begitu lesu, terlihat jelas dari gedung disamping kantin tersebut.
Ya, Dave sedang memperhatikan Rachel dan Elsa yang tengah lesu berada di kantin. Dave hanya tersenyum kecil, lalu meninggalkan gedung tersebut.
Dave menjadi begitu rajin untuk mengunjungi kampus tersebut, dulu ketika masih di pegang oleh Hendri Fakultas Ekonomi memiliki peringkat balik bawah, bahkan begitu jauh tertinggal dibanding Fakultas lain.
Tapi kali ini, Fakultas Ekonomi lah yang akan unggul di banding Fakultas lainnya.
Elsa melihat Dave sedang menuju kearah Rachel, Elsa menyikut lengan Rachel untuk memberi kode, namun Rachel masih terdiam tidak menyadarinya.
“Siang Pak” Ucap Elsa lalu yang membuat Rachel terkejut dan ikut menyapa meski dia belum melihat siapa yang berada di hadapannya.
“Pak”
Elsa hanya tersenyum, lalu mempersilahkan Dave untuk duduk. Dan Elsa memilih berpindah meja untuk memberi ruang kepada Dave dan Elsa.
“Bu Elsa terlihat pengertian sekali” Ucap Dave.
“Pak Dave disini”
“Iya, kangen kamu”
“Pak! Jangan begini”
“Kenapa?”
“Dilihat orang”
“Sepi?”
“Di belakang Pak Dave”
“Hahaha” Dave tergelak hingga memicu orang untuk terfokus kepadanya dan Rachel.
Sedangkan Rachel yang terkejut berusaha tenang meskipun dia sedikit panik.
“Sudah pesan makanan?” Tanya Dave kapada Rachel.
“Sudah Pak”
“Enak makan disini?”
“Enak”
“Saya heran sama kamu, kamu dari keluarga yang sangat berada tapi kamu tidak rewel sama sekali”
“Rewel gimana maksud Pak Dave?”
“Makan harus di restaurant, atau hotel bintang lima”
“Oh hehehe saya tidak begitu suka makan di tempat seperti itu, saya lebih suka makan disini, kaki lima, atau tempat-tempat makan sederhana lainnya?
“Kenapa?”
“Membantu menaikan UMKM”
“Tidak di ragukan lagi kenapa bisa menjadi dosen”
“Pak Dave mau makan tidak, saya pesankan?”
“Suapin”
Plak!
“Aduh, sakit Rachel”
“Ini kampus ya Pak, jangan mengumbar kemesraan”
“Oke, kalau begitu dirumah”
“Ngapain?”
“Bermesraan”
Rachel memutar bola matanya, lalu menarik panjang nafasnya.
“Kemarin-kemarin sudah sering” Ucap Rachel kepada Dave.
“Setiap hari lebih baik”
“Nikahin dong”
“Maunya kapan?”
“Pak!”
“Apa sayang?”
“Pak!”
“Iya sayang, kenapa?”
Rachel benar-benar terdiam menghadapi sikap Dave siang ini, begitu makanan Rachel datang, Rachel segera menariknya, lalu memesankan makanan untuk Dave.
“Pengertian sekali, calon istri yang baik”
“Terimakasih”
Rachel tidak segera makan makanannya karena makanan Dave belum datang. Dave hanya memperhatikan rachel yang terlihat semakin cantik setiap harinya.
“Awas! Nanti kecintaan” Ucap Rachel.
“Sudah”
“Hah?”
“Dara hari ini kemana Pak, kok gak ada” Tanya Rachel.
“Sakit, jatuh di halaman kemarin”
“Terus?”
“Ya sudah, anak manja itu gak masuk”
“Pak, gak dibawa ke dokter kalau ada patah tulang gimana?”
“Salah sendiri”
“Pak Dave, Dara kan adik Bapak”
“Tapi saya gak pernah minta dia memanjat pohon manga di samping rumah”
“Astaga!”
“Biarkan saja dia mau bagaimana, saya sudah lelah mengingatkannya”
Rachel menggaruk keningnya yang tidak terasa gatal, selama ini dia melihat Dara begitu anggun tapi ketika mendengar cerita Dave jika Dara memanjat pohon, pikiran Rachel yang mengatakan jika Dara begitu anggun hilang seketika.
“Permsi, makanannya Pak”
Dave dan Rachel makan bersama dengan tenang, tidak lama Rachel melihat kedatangan Cita, dia menuju ke gerai penjual makanan dan memilih tempat duduk yang berada tidak jauh dari meja Rachel dan Dave.
“Bu Rachel, Pak Dave, selamat siang” Sapa Cita denganbegitu ramah hingga membuat Elsa memutar bola matanya malas.
“Siang Bu” Jawab Rachel.
Cita terlihat kesal karena ketika dia menyapa Dave, dia tidak menjawabnya hanya menganggguk pelan itupun dengan wajah datar tanpa ekspresi.
“Bu Rachel sudah emnyelesaikan materi?” Tanya Cita basa-basi untuk menarik perhatian Dave.
“Maaf Bu, bisakah saya habiskan makanan saya dulu. Saya rasa kurang sopan jika saya makan sambil berbicara”
“Oh iya Bu Rachel, silahkan”
Cita mengepalkan tangannya, dia begitu sangat marah mendapat respon diluar dugaannya. Bahkan Cita terkesan tidak memahami etika ketika sedang berada di meja makan.
“Sudah selesai? Ada yang mau saya bahas, dibawah saja” Ucap Dave.
“Baik Pak”
Rachel memasukan ponsel kedalam tasnya, sedangkan Dave memberi kode Arga untuk membayar makanan yang dia dan Rachel pesan.
Arga dari kejauhan hanya memberi kode dengan ajungan jempol. Kemudian Rachel dan Dave turun untuk menuju tempat dimana Rachel dan Dave akan membicarakan sesuatu.
“Di samping gedung ini ada coffee shop Pak, kalau Pak Dave ingin cari tempat yang nyaman”
“Di mobil saja”
Deg!
Jantung Rachel berdegup begitu kencang, karena setiap berada di mobil Dave selalu menguasai dirinya, meski begitu Rachel tetap saja tidak menolaknya.
Dave dan Rachel sudah berada di dalam mobil dan keduanya sedang berada di kursi belakang. Meskipun Dave datang bersama sopir pribadinya dia selalu memiliki cara untuk mengusirnya.
Sopir Dave diminta untuk menunggu di coffee shop, sedangkan Dave sedang berada di dalam mobil bersama Rachel.
“Mau bahas apa Pak?”
“Mau bermesraan sama kamu”
“Paaak”
“Hmm?”
“Serius dong”
“Saya serius” Ucap Dave lalu menarik Rachel hingga bepindah ke pangkuannya.
“Tadi pagi, kamu memainkan perasaan saya, jadi sekarang saya minta kamu selesaikan” Ucap Dave kepada Rachel.
“Selesaikan apa Pak?”
“Ini”
“Mpph”
Dave melu-mat bibir Rachel dengan begitu agresif, sedangan Rachel yang masih belum siap berusaha melepaskan namun gagal. Dave memeluk tubuh Rachel dengan sengat erat.
“Jangan banyak gerak Rachel, atau kamu sengaja membangunkan dia”
“P-pak”
“Nikmati saja”
Dave kembali melu-mat bibir Rachel tapi kali ini begitu lembut, dan Rachel begitu terbuai dalam kegiatan yang Dave ciptakan.
“Oh jadi kamu lebih suka cara halus begini” Batin dave.
Rachel yang terbuai semakin menempelkan tubuhnya kepada tubuh Dave, semakin lama Rachel semakin dalam melakukan pagutannya.
Bunyi decapan dari bibir Rachel dan Dave begitu terdengar jelas, tangan Dave yang tadinya fokus memegangi tangan Rachel, kini tangannya sudah berpindah diatas paha Rachel.
“Ahhh”
Dave membelai paha Rachel dan sedikit meremasnya hingga membuat Rachel sedikit mendesah.
Tangan Dave masih tetap berada diatas paha Rachel, kemudian tangan tersebut mulai meraba hingga menyingkapkan rok yang Rachel kenakan.Tangan dave berada diantara paha Rachel hingga tangan tersebut tidak sengaja menyentuh bagian sensitif milik Rachel.
“P-pak”
“Ahh”
Dave tidak menjawab, tapi tangan nakalnya kembali berulah dibawah sana hingga membuat Rachel menggigit bibir bawahnya.
“Basah sayang” Ucap Dave tersenyum smirk.
Rachel tidak menjawabnya, dia begitu malu karena tidak bisa mengontrol dirinya.
“Kita luruskan situasinya” Ucap Dave yang menurunkan Rachel dari pangkuannya dengan pelan. Kemudian dia pindah ke kursi pengemudi dan membawa pergi mobil tersebut.
Sedangkan Rachel masih kebingungan, bahkan dia masih berada di kursi belakang.
“Kita mau kemana Pak?”
“Meluruskan situasinya”
“Situasi?”
Dave membawa mobilnya masuk ke dalamhotel bintang 5, dia turun lalu membuka pintu dan membatiu Rachel turun.
Tangan Dave bahkan menggandeng tangan Rachel, hingga mereka berdiri di depan lift dan naik bersama sampai di depan sebuah kamar.
Dave membuka kamar tersebut, Rachel mengedarkan pandangannya. Ada sebuah laptop, bahkan beberapa sepatu berjejer rapi.
“Ini?”
“Kamar saya”
“Kamar Pak Dave?”
“Hotel ini milik Dara, saya hanya membantunya”
Rachel mengangguk pelan, kemudian Dave membawanya keatas ranjang dan menindih tubuh Rachel.
“Kita luruskan situasinya disini”
Dave berdiri melapas jas dan dasinya, bahkan Dave juga melepas kemejanya. Hanya tersisa celananya, kemudian Dave kembali mncium Rachel dengan perlahan hingga menjadi agresif.
Rachel sudah menggeliat seperti cacing sedang kepanasan. Dave membuka kancing kemeja milik Rachel, lalu membuangnya ke segala arah.
Dave benar-benar terkejut dengan keindahan tubuh Rachel yang selama ini selalu tertutup rapat dalam balutan pakaiannya.
Dia kembali menindih Rachel, meraba punggungnya dan membuka pengait bra milik Rachel dengan satu tangan, begitu bra tersebut lepas dari tubuh Rachel, lagi dan lagi Dave terpesona dengan keindahan yang berada di depan matanya.
Dia segera melahap benda tersebut bergantian antara yang kiri dengan yang kanan.
“Ahhhh” Desahan Rachel lolos begitu saja ketikaDave memainkan dadanya dengan begitu lihainya.
Dave segera melepas rok yang digunakan Rachel, kemudian dia menarik perlahan celanan dalam yang masih melekat pada tubuh Rachel.
“Indah sekali” Ucap dave lalu dia menenggelamkan kepalanya diantara paha Rachel.
Ini adalah kali pertamanya, Dave mau melakukan kegiatan tersebut, sebelumnya meski dengan kekasihnya bahkan Dave enggan melakukan.
Tapi kali ini, dia berbeda. Dave melakukannya dengan sennag hati, hingga membuat Rachel mengangkat pinggulnya, dan menegang.
Setelah memastikan Rachel kli-maks, Dave membuka celananya lalu mengarahkan miliknya kearah intim Rachel.
“Ahhkkk” Rachel merintih kesakitan ketika milik Dave berusaha mendobrak miliknya.
“Kenapa begini” Batin Dave.
Dave begitu kesusahan ketika ingin memasukan miliknya, bahkan dia harus mmebuat Rachel benar-benar basah agar tidak menyakitinya, lalu Dave kembali berusaha untuk memasukannya.
“Tahan sayang” Ucap Dave dengan mengecup pipi Rachel.
Setelah bersusah payah, akhirnya Dave bisa memasukan miliknya, kemudian dia menggoyangkannya dengan perlahan.
Rachel hingga menitikkan airmatanya karena merasa begitu sakit saat Dave melakukan tersebut.
Dave begitu agresif, tapi dia juga tidak ingin membuat Rachel kesakitan. Dave membuat ritme yang akan membuat Rachel merasa nyaman.
“Ahhkk P-pak sakit”
“Sakit?”
“Mhh Pak”
“Tahan sayang, ini akan enak”
Dave mmempercepat iramanya, hingga membuat Rachel menegang lalu Rachel mencengkeram punggung Dave hingga memerah.
Rachel mengeluarkan pelepasan keduanya dengan begitu indah, bahkan wajahnya berekspresi dengan begitu cantiknya.
Dave kembali mengulanginya, hingga dia mengeluarkan pelepasannya. Yang kemudian Dave mengeluarkan diatas perut milik Rachel.
Setelah melakukan penyatuan tersebut, Dave menarik selimut untuk menutupi tubuh Rachel yang polos, tidak hanya Rachel, Dave juga ikut masuk kedalam selimut tersebut, lalu memeluk tubuh Rachel.
“Setelah ini, jangan dekat-dekat dengan siapapun apalagi dia lawan jenis, kamu milikku” Bisik Dave dengan mengecup punggu Rachel.
“Kenapa?”
“Oh, jadi masih kurang. Aku masih bisa buat kamu berteriak”
“Hahahah Pak, iya iya”
“Pak?”
“Hmm”
“Sayang, anggap saja hari ini kamu millku, dan aku milikmu”
“Jadi?”
Dave tidak bergeming, Rachel berbalik menghadap Dave. Lalu menatap Dave dengan lekat.
“Kenapa diam?”
“Masih kurang jelas apa yang aku sampaikan”
“Iya. Jadi kita apa?” Ucap Rachel dengan tertawa
“Pasangan. Pasangan yang akan menikah” Jawab Dave.
“Hahahaha” rachel tergelak mendengar penjelasan Dave.
“Kenapa tertawa?”
“Gak apa-apa, okay kita pasangan saat ini” Ucap Rachel dengan membelai dagu Dave.
“Sayang” Panggil Dave
“Iya?”
“Kamu sudah menikah bahkan sudah 3 tahun, tapi kenapa aku masih kesulitan masuk?” Tanya Dave sedikit ragu.
“Hmm, Bara memiliki sedikit masalah disana, dia tidak bisa menahan dirinya, selama ini aku hanya membantunya dengan tangan”
“Jadi? Ini pengalaman pertama buat kamu?”
“Iya untuk yang sejauh ini”
“Kamu gak pernah sampai kli-maks?”
“Pernah sesekali”
“Sesekali?”
“Iya, kalau dia sedang baik suasana hatinya, setelah dia berhasil keluar dia akan bantu aku menggunakan jarinya”
Dave begitu tercengang, bahkan tidak bisa lagi berkata-kataa. Ternyata Rachel selama 3 tahun menikah, dia tidak pernah mendapatkan haknya sebagai istri. Dave memeluk Rachel dengan erat, dia juga terlihat bahagia karena dia adalah yang pertama untuk Rachel.