NovelToon NovelToon
Di Waktu 24 Jam

Di Waktu 24 Jam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:722
Nilai: 5
Nama Author: ashputri

Kumpulan Cerita Pendek Horor

Tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Mereka selalu memperhatikan kita, setiap waktunya. Tidak peduli itu pagi, siang, sore, atau malam. Selama 24 jam kita hidup bersama mereka.

Jangan merasa tenang ketika matahari masih muncul di hadapan kita. Mereka tetap akan memberitahu jika mereka ada, walaupun ketika matahari masih bertugas di langit atas. Bukan hanya malam, mereka ada setiap waktunya. 24 jam hidup berdampingan bersama kita.

Mereka ada, melakukan kegiatan layaknya manusia. Mereka bisa melihat kita, tetapi kita belum tentu bisa melihat mereka. Hanya ada beberapa yang bisa merasakan kehadiran mereka, tanpa bisa melihatnya.

Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu bersama mereka tanpa sadar. Apa yang akan kamu lakukan, jika mereka menampakkan dirinya di depan kamu. Mereka hanya ingin memberitahu jika mereka ada, bukan hanya kita yang ada di dunia ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ashputri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Menyerupai Adikku

Malam hari menjadi waktu istirahat bagi semua orang setelah seharian penuh berkegiatan. Tetapi tidak dengan Laras, perempuan berumur dua puluh tahunan itu sibuk membuat makanan ringan di ruang keluarga.

Laras sangat suka membuat kue. Walaupun jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi tidak ada tanda-tanda Laras akan menghentikan kegiatannya membuat kue.

Hanya detik jarum jam yang bersuara, di luar rumah terdengar sepi. Tidak ada satu orang pun yang masih berkeliaran pada malam hari ini. Bahkan motor-motor pun tidak ada yang melewati depan rumahnya malam ini, saat ini semuanya benar-benar sepi.

Laras hanya tinggal berdua dengan adik laki-lakinya, Tama. Sialnya, adik laki-lakinya itu memilih untuk tidur. Tidak mau menemaninya membuat kue. Ia sibuk mengocok adonan, sesekali matanya melirik ke arah ponselnya yang menyala. Membaca resep-resep kue yang baru ia temukan.

Suara langkah kaki menuruni anak tangga membuat Laras menghentikan kegiatannya. Ruang tamu rumahnya bersebelahan dengan tangga, jika ada yang menaiki atau menuruni anak tangga ia akan mengetahui hal tersebut.

Ia menatap Tama, adik laki-lakinya yang menuruni anak tangga tersebut. Ia mengerutkan keningnya bingung saat adiknya itu hanya terdiam dengan tatapan kosong.

"Mau ke mana lo?" tanya Laras saat melihat Tama melangkah menuju area dapur.

Tama terdiam tanpa menjawab pertanyaan kakaknya itu. Ia hanya melirik sekilas ke arah Laras lalu melewati kakaknya begitu saja menuju kamar mandi yang berada di dekat dapur.

Laras menatap adiknya dengan tatapan bingung, "aneh."

Ia tidak mempedulikan Tama yang terlihat aneh, ia kembali melanjutkan kegiatannya membuat kue. Sesekali ia melirik ke arah pintu kamar mandi yang terlihat, memastikan jika adiknya tidak tertidur di kamar mandi.

"Awas aja kalau Tama tidur lagi di kamar mandi," ucap Laras dengan kesal.

Jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam, suasana semakin malam semakin sepi. Tidak ada suara apapun saat itu, hanya suara Laras yang sibuk membuat kue.

Suara air mengalir dari kamar mandi terdengar, Laras menatap pintu kamar mandi dengan lega. Setidaknya Tama tidak tidur di kamar mandi, pikirnya.

Ia kembali melanjutkan kegiatannya membuat kue, mengabaikan suara kran air yang terus menyala. Ia terdiam, saat di dalam kamar mandi terdengar suara seperti seseorang yang sedang mandi. Bukan hanya menyalakan kran air saja, tetapi benar-benar seperti seseorang yang sedang mandi.

Ia menoleh ke arah jam dinding, sudah tengah malam dan Tama mandi pada malam hari seperti ini. Hawa pada malam hari ini juga terasa dingin, hanya orang gila yang ingin mandi tengah malam dengan hawa di sekitarnya yang terasa dingin.

"TAMA!! LO NGAPAIN MANDI MALEM-MALEM!! MASUK ANGIN AJA LO!!" teriaknya agar bisa didengar oleh adiknya itu.

Tidak ada sahutan dari dalam kamar mandi. Laras berdecak sebal karena adiknya itu tidak mendengar teriakannya.

"Tuh orang gak waras atau gimana sih?! Mandi malem-malem." Laras menggelengkan kepalanya, merasa aneh dengan adiknya yang mandi pada tengah malam.

"AWAS KALAU LO SAMPAI MASUK ANGIN!!"

Tidak ada sahutan, hanya suara air yang terdengar jelas di telinganya.

"Terserah lah."

Laras kembali melanjutkan kegiatannya membuat kue, sedikit lagi semuanya akan selesai. Tinggal dimasukkan ke dalam lemari pendingin sampai esok hari, lalu selesai.

Beberapa menit setelah berkutat dengan kue buatannya, Laras menghembuskan napasnya pelan. Merasa puas dengan hasil yang ia buat. Ia merapikan meja kecil yang sedikit berantakan, membawa kue buatannya ke dapur dan memasukkannya ke dalam lemari pendingin.

Ia menatap pintu kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur. Suara kran air masih menyala, tanda jika adiknya itu masih berada di dalam. Ia menghembuskan napasnya pelan, merasa kesal dengan Tama yang tidak mendengar perkataannya.

Tok... Tok....

"Tama udah malem!! Keluar," teriaknya agar bisa didengar oleh adiknya itu.

Tidak ada sahutan dari dalam. Hanya suara air mengalir yang Laras dengar dari dalam.

"Lo tidur atau gimana sih di dalem?!" kesal Laras. "Keluar Tama, nanti masuk angin," ucapnya dengan kencang.

Kembali tidak ada sahutan dari dalam.

Tok... Tok....

"Tama!!!"

Laras menghembuskan napasnya pelan, ia mengambil panci dan mengisinya dengan air karena rasa lapar tiba-tiba saja menyerang dirinya. Ia melangkah menuju lemari pendingin untuk mengambil dua telur serta satu bungkus mie untuk ia masak.

Suara air kran yang terus menyala membuat Laras berdecak sebal, ia menyibukkan dirinya dengan merebus dua telur dan mie. Membuka bumbu dan menaruhnya di atas piring kaca, sesekali ia bersenandung untuk menghilangkan rasa bosen.

"Gue bilangin ya Tam, jangan suka mandi malem-malem. Gak baik buat kesehatan, katanya sih ada yang bilang bakal kena rematik," ujar Laras memulai obrolan dengan Tama.

Tidak ada sahutan dari dalam kamar mandi membuat Laras berdecak sebal, "lo kalau gue bilangin tuh ya didengerin, jangan iya-iya aja tapi gak dijalanin. Ibaratnya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Omongan gue dianggap angin lalu sama lo Tam."

Kembali tidak ada sahutan dari dalam kamar mandi.

"Gue bawel begini karena sayang sama lo, karena lo keluarga gue satu-satunya. Gue gak mau kehilangan lo." Laras terkekeh kecil, "so sweet banget kan ya gue."

Walaupun tidak ada sahutan dari dalam kamar mandi, ia tetap berbicara panjang lebar untuk menghilangkan rasa bosan. Ia berharap jika adiknya itu segera keluar dari dalam kamar mandi.

"Jangan kebiasaan, dengerin apa kata gue. Seenggaknya lo respon kek omongan gue, berdehem gitu atau bilang iya. Jangan-jangan lo tidur lagi di kamar mandi?!" ujarnya curiga. "Tama!!"

Laras berdecak, ia menaruh mienya yang sudah matang di atas piring, "telinga lo besok-besok dibersihin, biar gak budeg. Matiin dulu itu kran airnya, gue lagi ngomong sama lo. Seenggaknya kasih gue respon kek," kesalnya.

"Serah lo deh Tam." Laras membawa mangkuk mienya ke meja pantry, mencoba menemani Tama yang masih berada di dalam kamar mandi. Ia memakan mienya dengan lahap karena rasa lapar, tidak butuh waktu lama mie yang ia buat tandas tak tersisa.

Ia menaruh piringnya di tempat pencucian piring yang tampak kosong. Ia melangkah menuju lemari pendingin untuk mengambil botol mineral dari dalam. Ia mendesah lega saat air segar mengaliri tenggorokannya.

"Tam?! Masih lama lo?!"

"Tama?!"

"Tam denger gue gak sih?! Dari tadi diem doang." Laras melangkah pelan menuju depan pintu kamar mandi.

Karena tidak sabar Laras membuka pintu kamar mandi yang tertutup. Ia mengerutkan keningnya dengan bingung saat pintu kamar mandi tidak terkunci.

"Gak di kunci?" gumamnya bingung. "Tama lo mandi tapi gak di kunci!! Gimana sih?!" kesalnya.

Tidak ada sahutan, bahkan suara kran air yang sedari tadi terus menyala menghilang. Ia mengamati lantai kamar mandi yang terlihat kering, dengan pelan ia membuka pintu kamar mandi yang setengah terbuka. Ia terdiam dengan jantung yang berdegup kencang, merasa aneh dengan apa yang terjadi saat ini.

Lantai kamar mandi terlihat sangat kering, tidak ada tanda-tanda seseorang memakai kamar mandi tersebut. Jelas-jelas ia melihat Tama masuk ke dalam dan mandi. Laras berlari menaiki anak tangga menuju kamar adiknya. Dibukanya pintu kamar Tama dengan pelan untuk memastikan sesuatu.

Laras terdiam dengan perasaan tidak menentu. Di kamar bernuansa biru, Tama tertidur dengan lelap. Padahal tadi ia melihat dengan jelas Tama memasuki kamar mandi dekat dapur dan mandi di sana. Suara air mengalir juga terdengar sangat jelas di telinganya tadi.

"Terus tadi siapa yang gue liat masuk kamar mandi?"

•••

1
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
Tiap bab beda orang dn ceritaa..
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
Aneh ini cerita tip bab beda2 orang..
ashputri: halo kak, setiap bab beda cerita karena ini cerpen ya kak. Bukan novel, cerpen akan habis di satu bab aja. Jadi di sini setiap babnya beda-beda ceritanya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!