John adalah seorang CEO yang memiliki perusahaan yang sukses dalam sejarah negara Rusia, Keeyara menikah dengan John karena perjodohan orang tua mereka. Pernikahan mereka hanya jadi bumerang bagi Keeyara, John sangat kasar kepada Keeyara dan dia sering menjadi pelampiasan amarahnya ketika John sedang kesal. John juga memiliki kekasih dan diam-diam menikahi kekasihnya itu, Arriel Dealova.
Istri kedua John seringkali cemburu kepada Keeyara karena ia memiliki julukan sebagai 'Bunga Lilac' karena memiliki wajah yang cantik yang selalu menarik perhatian para pemuda. Bulan demi bulan berlalu dan Keeyara mulai kehilangan emosi dan bahkan tidak merasakan apapun saat melihat John dan Arriel sedang menggendong bayi mereka di depan wajahnya. Hingga, beberapa deretan kejadian dan permasalahan membuat Keeyara mengalami kecelakaan yang sangat berat dan menyebabkan Keeyara meninggal dunia. Tetapi anehnya, dia kembali bangun pada tanggal 20 April 2022, tepat dihari pernikahan John bersama kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cakestrawby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05
"Kau tidak lupa dengan sahabatmu, kan? siapa namanya... itu sudah terlalu lama sekali." James Barrie—Ayah angkat Kai terkekeh pelan sambil menyesap cairan merah pekat di gelas miliknya.
Kai Wilson adalah pemilik Weave Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan. Cabang-cabangnya tersebar di seluruh Rusia, dan banyak rumor beredar bahwa perusahaannya adalah yang pertama dalam sejarah dunia yang menyediakan penginapan serta fasilitas mewah dan elegan. Banyak wisatawan memilih hotel-hotel miliknya sebagai tempat peristirahatan karena keindahan lokasi dan layanan yang ditawarkan. Banyak pula yang ingin bekerja sama dengannya, bahkan ada yang rela berlutut demi mendapatkan perhatiannya. Namun, sikapnya yang tegas dan tak kenal lelah selalu menjadi sorotan publik, baik di Rusia maupun di London.
"Keeyara... Keeyara Jaslene." jawab Kai, pandangannya turun ke sebuah cincin yang ia pakai di jari telunjuknya, sebuah janji yang telah dia buat bersama wanita itu saat mereka masih kecil.
"Ah ya... Aku pernah bertemu dengannya lima bulan yang lalu, saat Ayahnya datang bersamanya ke perusahaanku."
Kai hanya mengangguk, tetapi pikirannya melayang jauh. Ia teringat masa-masa ketika masih bermain bersama Keeyara, bagaimana mata bulatnya berkaca-kaca saat mendengar berita kepindahannya ke London untuk belajar di sana. Dia pernah berjanji akan kembali dan segera menikahi Keeyara. Namun, setelah kembali dari London, yang ia temui justru berita tentang pernikahan Keeyara dengan seorang pengusaha bernama John Reonard. Kai menghela napas, berusaha menyingkirkan janji-janji yang kini terasa tidak berarti, bahkan mungkin... mungkin saja Keeyara telah melupakannya.
"Itu dia, sahabat kecilmu..." Kai menoleh ke belakang, mengikuti arah pandangan ayahnya. Tatapannya segera bertemu dengan Keeyara, yang kini kembali memperhatikannya setelah sekian lama. Keeyara memiringkan sedikit kepalanya saat menatapnya dari lantai satu, sementara Kai tetap diam, bersandar di pagar pembatas dan menilai penampilan wanita itu yang terlihat sedikit terbuka namun tetap anggun.
Kau berjanji akan kembali, bukan?
Aku berjanji, aku menyukaimu, Keeyara... dan setelah kembali aku akan segera menikahi mu.
Pesta itu dipenuhi oleh orang-orang terkenal dan profesional, masing-masing ingin berbaur dan berjejaring dalam suasana yang mewah. Keeyara bergerak di antara kerumunan dengan aura agung, sikapnya memancarkan aura keanggunan yang memikat sekaligus mengesankan. Baik pria maupun wanita tidak dapat menahan diri untuk tidak tertarik pada kehadirannya yang memikat, dan sangat jelas bahwa Keeyara adalah sosok yang dicari di dunia masyarakat kelas atas. Caranya membawa diri, percaya diri dan tenang, hanya menambah daya tariknya yang tak terbantahkan, dan jelas bahwa ia terbiasa menjadi pusat perhatian.
Saat Keeyara berbaur dengan para tamu, ia terlibat dalam percakapan dan pertukaran yang elegan sekaligus canggih. Kecerdasannya bersinar dalam setiap interaksi, menjadikannya subjek keingintahuan yang menarik di antara para hadirin. Seiring berlalunya waktu, reputasi Keeyara sebagai pebisnis yang cerdas dan cakap tumbuh, memperkuat kehadirannya di dunia pesta elit dan acara masyarakat kelas atas yang sedang berlangsung. Kemampuannya untuk menavigasi lanskap sosial dengan mudah dan tenang tidak meninggalkan keraguan bahwa dia berada di tempat yang tepat—di pusat perhatian, menguasai ruangan dengan keanggunan dan pesonanya.
Suasana tiba-tiba saja menjadi riuh saat orang yang sangat di nantikan oleh Keeyara akhirnya datang, pengantin baru—John dan juga Ariel. Di lantai atas, Kai dan juga James melihat ke arah pintu utama, ruangan itu dipenuhi dengan arus bawah antisipasi, seolah-olah sesuatu yang penting akan segera terjadi. Ketertarikan Kai tertuju pada situasi yang sedang berlangsung, tetapi dia juga tertarik kepada John yang sedang menggandeng seorang wanita yang terlihat biasa-biasa saja baginya.
Bisikan-bisikan di sekitar Keeyara semakin kuat, dan nama John Reonard dibisikkan di antara mereka yang hadir. Telinga Kai yang tajam menangkap suara itu, nama yang pastinya tidak asing dan memiliki bobot tertentu di dunia bisnis dan masyarakat. Penyebutan nama John tampaknya memenuhi ruangan dengan aura penting yang tak terbantahkan. Dengan kedatangannya, suasana tampak dipenuhi dengan antisipasi, kegembiraan, dan mungkin ketegangan yang halus.
"Siapa wanita itu?" gumam Ryan yang berdiri di ruangan lain, Dante yang melihat menantunya menggandeng seseorang selain putrinya segera menyipitkan mata.
Di sisi lain, Keeyara bersikap santai. Wanita itu tersenyum tipis dan melangkah perlahan mendekati John dan Ariel, sambil membawa secangkir wine di tangan kirinya. Ketika John menyadari kehadirannya, pupil matanya secara otomatis membesar, mencerminkan campuran keterkejutan dan kekhawatiran yang melintas di wajah tampannya.
"Keeyara..."
"Wowww.... aku rasa pengantin baru menikmati bulan madu mereka, bukankah begitu?"
"Kau-"
"Ohhh kau tidak perlu khawatir, aku sangat mendukung hubungan kalian berdua. Wanita macam apa aku yang merusak kebahagiaan pasangan baru?" kata-kata yang di ucapkannya sengaja di tekankan, mengandung ejekan yang di tangkap langsung oleh mereka berdua.
Keeyara melambaikan tangan kepada seorang pelayan, dan begitu pelayan itu mendekatinya, ia mengambil secangkir wine dan memberikannya kepada Ariel. Suasana di sana terasa tegang, semua orang menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. John dapat mendengar bisikan beberapa orang, ada yang mengasihani Keeyara dan ada pula yang mencemooh namanya sendiri.
"Bersulang? Anggap saja ini sebagai pembayaran hutangku karena tidak bisa hadir di resepsi pernikahan kalian berdua," ucap Keeyara sambil memperhatikan wajah Ariel yang tampak memerah.
Tanpa ragu, wanita itu mengambil secangkir wine dari tangan Keeyara. Tanpa bersulang, ia langsung meneguknya hingga habis, sementara Keeyara masih tersenyum dan memperhatikannya.
"Keeyara aku bisa menjelaskannya-"
"Untuk apa? Simpan saja alasanmu untuk orang-orang yang ingin mendengarkannya, dan itu sudah pasti bukan aku. Kita tidak sedekat itu untuk kau menjelaskannya seolah-olah kau merasa bersalah kepadaku."
John mengangkat sebelah alisnya saat mendengar ucapan wanita itu, membuat Keeyara yang memperhatikannya tertawa. "Maksudku... Sekarang lihatlah diriku yang menarik ini. Aku bangga dengan diriku sendiri. Mengapa orang sehebat diriku harus menangisi bajingan sepertimu?" Keeyara berpura-pura terkejut dan segera menutup mulutnya sendiri.
Suasana semakin memanas, dan Kai yang memperhatikan semua itu merasa tertarik. Keeyara yang dulu begitu berbeda baginya.
"Astaga, maafkan aku... yang aku maksud adalah karena aku terlalu cantik untuk dibuat pusing oleh orang-orang yang bahkan tidak setingkat denganku," lanjut Keeyara dengan percaya diri. Saat tatapannya tertuju kepada Ariel, ada sesuatu di matanya—mungkin rasa jijik?
"Serius? kau memakai pakaian itu?" Keeyara menunjuk pakaian yang di kenakan oleh Ariel malam ini. Pakaian itu adalah pakaian yang bergaya, menampilkan atasan pendek satin bewarna biru muda yang senada. Dan rok yang di kenakannya memiliki belahan samping dan detail dasi di bagian pinggang, penampilan wanita itu di lengkapi dengan sepatu hak tinggi bening serta gelang dan anting perak, jelas terlalu menonjol untuk wanita sepertinya.
"Jika kau memang butuh pakaian mahal, aku memiliki pakaian desainer terkenal. Dior, Chanel, Maria Grazia Chiuri dan lain sebagainya. Jelas pakaian dan barang yang kau kenakan itu palsu, astaga... bukankah kau dan John sudah menikah? kenapa dia tidak membelikan pakaian untukmu? kau bisa meminta pakaian mahal kepadanya loh." ejekan halus Keeyara tepat mengenai sasaran, membuat wajah Ariel memanas karena merasa malu. Semua orang yang ada di sana mulai tertawa, sementara telapak tangan John mengepal. Memang benar, jika seseorang yang tidak mengenal dunia mode seperti Keeyara, mereka akan tertipu oleh penampilan Ariel malam itu, karena desain tersebut benar-benar dirancang semirip mungkin dengan desain aslinya.
"Aku tidak menyangka sekali dia menikah lagi, apa yang kurang dari Nona Jaslene? dia sangat cantik dan bermodis."
"Kau benar, dia sangat elegan."
"Bahkan wajahnya juga sudah cantik dari lahir, seperti seorang dewi yang turun dari surga."
"Jika dia tidak menikah dengan John, aku pasti akan menikahinya."
Rahang John mengeras mendengar itu, tatapan tajamnya langsung tertuju kepada Ariel yang sedang menunduk, Kai yang berada di lantai atas tersenyum tipis, merasa kagum dengan cara wanita itu mempermalukan kedua pasangan itu secara halus dan lembut.
"Aku lupa, pasti John sangat kewalahan karena mengeluarkan uang jutaan dolar atau bahkan miliaran hanya untuk menyiapkan resepsi pernikahan rahasia kalian, ya? Bulan madu, kapal pesiar dan bahkan pulau... kau tidak perlu khawatir John, aku berbaik hati untuk berbagi dengan istri barumu." Keeyara mulai mengeluarkan beberapa lembar uang dan mengulurkannya kepada Ariel, namun wanita itu tetap diam saja.
"Ayolah, apakah kau tidak malu menggunakan pakaian palsu itu? semua orang disini membeli pakaian desainer yang original." ejek Keeyara lagi, berusaha menahan tawa. Dengan ragu, Ariel pun hendak mengambil uang tersebut, namun dengan sengaja wanita itu menjatuhkannya ke lantai dan berpura-pura memasang wajah terkejut lagi, membuat Ariel kesal.
"Astaga, maafkan aku... uangku terlalu licin di tanganku..." Keeyara kembali tertawa, lalu tanpa mengatakan sepata kata pun dia berjalan melewati John, meninggalkan suasana yang kini menjadi canggung. Beberapa orang telah mengabdikan momen tersebut melalui ponsel mereka masing-masing, ada yang kagum dan ada juga yang merasa puas, termasuk Kai.
Sedangkan, John berdiri di sana, tertegun dan tak bergerak, memperhatikan saat Keeyara berjalan pergi begitu saja melewatinya.
Kata-kata yang ia ucapkan, uang yang wanita itu lemparkan—semuanya terasa tidak nyata baginya. Ia belum pernah melihat sisi dirinya yang ini sebelumnya, nada suara Keeyara yang acuh tak acuh dan senyum mengejek di bibirnya itu... Ia melihat ke bawah ke tumpukan uang di karpet merah, kilatan amarah dan rasa malu menggerogotinya dalam-dalam.
🤦🏻🤦🏻🤦🏻🤦🏻