Kita semua punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.
Bruuaaakk
"Aduh.... ". ringis seorang gadis yang bernama Eliana Hira Adipura atau sering di sapa El.
"Kamu gak papa nak? ". tanya seorang ibu paruh baya dengan sigap menolong El yang terjatuh.
"Maaf ya nak, karena menghindari ibu kamu jadi jatuh dan terluka begini ". ucap ibu itu dengan nada tak enak hati.
"Gak apa-apa bu, hanya luka ringan saja kok, nih lihat masih bisa loncat-loncat kan? ". ucap Eliana dengan melompat-lompat kecil membuktikan bahwa dia baik-baik saja.
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamy charmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
"Hmm, gue gak, kalian saja". ucap El dan pergi begitu saja meninggalkan teman-teman nya yang menghela nafas kasar.
"Setelah papa meninggal, El jadi pendiam dan jadi agak dingin". ucap Fenya dengan sendu.
"hmm lo bener".
"Kadang gue pingin banget meluk dia, tapi dia yang sekarang.... ". seru Bulan di sertai desahan lemas oleh yang lain.
"Yuk ah ke kantin dulu kita, pelan-pelan saja kita pikirin bagaimana caranya mengembalikan El seperti sedia kala". ucap Freya.
Mereka pun pergi ke kantin tanpa El di antara mereka, sedang El pergi ke perpustakaan mencari buku untuk membuka wawasannya untuk kebutuhan menulisnya. Ya..... El selama ini menekuni hobby nya untuk menulis dan itu bisa menyalurkan segala kesedihan dan segala rasa yang ada di hatinya.
Tak ada yang tau kalau dia adalah seorang penulis yang sudah mempunyai cukup nama di kalangan penulis maupun pembaca, tentu saja itu dengan nama pena yang berbeda dengan nama aslinya.
"Huft, Bismillah...... ".
El pun terlarut dalam bacaannya sambil mendengarkan musik melalui Hp nya menggunakan handsetnya, dia sangat asyik dengan dunianya hingga sebuah lagu yang mengalun Indah ditelinganya membuatnya meneteskan airmata tanpa ia sadari.
lagu yang berjudul Kemarin di nyanyikan oleh Seventeen
Kemarin engkau masih ada di sini
Bersamaku menikmati rasa ini
Berharap semua takkan pernah berakhir
Bersamamu
Bersamamu
Kemarin dunia terlihat sangat indah
Dan denganmu merasakan ini semua
Melewati hitam-putih hidup ini
Bersamamu
Bersamamu
Kini sendiri di sini
Mencarimu tak tahu di mana
S'moga tenang kau di sana
Selamanya
Aku s'lalu mengingatmu
Doakanmu setiap malamku
S'moga tenang kau di sana
Selamanya
Oh-wo-oh
Semakin lama ia semakin terisak dalam diam, dia berusaha menutupi mulutnya agar tak terdengar oleh siswa lain.
Dengan sesekali ia ikut menyanyikan lagu itu dan memukul-mukul dadanya pelan, dadanya yang terasa sangat sesak dan sakit. Apapun, semua yang menyangkut kata Ayah..... dia akan lebih sensitif dari sebelumnya.
"Pa... pa.. ". ucapnya lirih diiringi isakan yang teredam, membuat siapapun yang mendengarnya seakan ikut merasakan perih yang teramat sangat.
"Kenapa sangat sakit? aku sudah berusaha untuk ikhlas, tolong..... pa.... ". gumamnya menaruh kepala di bangkunya berusaha meredakan tangisnya.
Di tempat yang sama.... seseorang melihat dengan mata elang nya yang begitu tajam, dia secara tak sadar memegangi dadanya yang tak tau kenapa merasakan sakit yang teramat sangat. Netra hijau emerald yang sangat cantik itu tak pernah lepas dari sosok gadis yang masih terdengar sedikit isakan di telinganya.
"Huft siapa dia? kenapa melihatnya seperti itu membuat dada gue sakit seperti ada ribuan jarum yang menusuk? ". gumamnya.
Tanpa terasa El ketiduran setelah lelah menangis.
Tak tak tak
Suara beberapa orang berlarian ke arah perpustakaan yang kian sepi karena bel masuk baru saja berbunyi.
"Ayo cepet cari, haish dimana sih dia? ".
"Aku sebelah sana, kamu sana, dan kamu sana".
"Ok ayo, bisa gawat kalau gak ikut pelajaran guru killer ".
Tak tak tak
Grasak grusuk terdengar dari ke empat gadis yang baru memasuki perpustakaan guna mencari temannya yang tadi pamit mau ke perpustakaan tapi sampai bel masuk belum juga terlihat Batang hidungnya.
"Huft akhirnya.... ketemu". helanya dengan nafas lega.
"El..... bangun... udah masuk.... kita ada ulangan loh sekarang". Ucapnya pelan dengan menggoyangkan pundak El pelan.
"Hmm, Fe.... kok lo disini? ".
"Iyalah gue di sini, bukan hanya gue, tapi Anya, Bulan dan Nanta juga nyari in lo, ayo bangun kita mau ulangan sekarang".
"Hah? yang bener lo? ayo laah, nunggu apalagi? ". jawabnya menyeret tangan Fenya setelah membereskan semuanya.
"Woy, sabar napa, jangan seret-seret, lo kata gue domba? ". gerutunya.
"Bagus banget ya lo, domba, embek kali ah, apa'an domba domba". ejek El tanpa melihat orang yang di seret sudah mulai kuwalahan.
"Woy tungguin kita woy, main tinggal aja kalian berdua". teriak tiga orang di belakang dengan berlari.
Pemuda di belakang mereka hanya menatap datar mereka, baginya gadis yang ia perhatikan tadi sangatlah unik baru saja dia menangis terisak-isak dan sekarang tertawa dan menggoda temannya.
"Sangat unik". ucapnya dengan senyuman smirk yang hampir tak terlihat.
Tok tok
"Masuk".
"Dari mana kalian? ".
"Dari toilet Pak". ucap Nanta
"Semuanya?".
"Iya pak, antri!.
"Ya sudah, duduk".
Dan setelah mereka berlima duduk giliran Al datang tanpa permisi asal nyelonong masuk saja. Dan itu terlihat oleh pak Samsul alias si guru botak guru matematika tapi di luar dugaan, beliau seolah tak melihat ada yang nyelonong masuk begitu saja dan itu sukses membuat semua yang ada di dalam kelas terbengong.
"Keluarkan kertas kalian dan masukkan buku kalian, kita akan ulangan hari ini!".
"Yah paaaaak". teriak para siswa.
"Bukankah kemarin sudah saya bilang kalau sekarang ada ulangan? salah siapa tidak belajar? ". tegas pak Samsul
"Kita pak". jawabnya lagi serempak....
"Ya sudah gak usah protes, kita mulai".
triiiiiing triiiing
"Yaaaaaah, belum selesai pak". teriak salah satu siswa terlihat panik.
"Ayo kumpulkan sekarang juga, Nanta bantu bapak ".
"Baik pak".
Nanta pun berjalan dari bangku satu ke bangku yang lain meski terkadang harus mengambil paksa dari sang empunya karena belum selesai jadi takut untuk di kumpulkan.
Setelah beberapa menit semua sudah terkumpul dan di serahkan ke pak Samsul yang masih menunggu di depan sana.
"Baik, terimakasih Nanta".
"Siap pak".
"Sekarang kalian boleh pulang!".
Sraak sreeek
Suara dari bangku yang terdorong ke belakang karena orangnya berusaha keluar dari celanya dengan cepat.
Terdengar riuh saling mendahului untuk sampai di parkiran terlebih dahulu tapi tidak berlaku untuk El cs dan Al cs mereka masih duduk dengan santainya ngobrol ke sana kemari.
sraaak
Suara kursi milik El
"Pulang sekarang El? ". yang di angguki oleh El.
"Kuy, mari pulang...... marilah pulang.... marilah pulang.... bersama-sama....!.". nyanyian anak-anak melantun dari mulut Anya sembari berjalan sesekali melompat riang layaknya anak kecil.
"Set daaah tuh anak....., batrenya copotin dulu Nat ". Ucap Fenya.
"Dah biarin daripada nangis anak onta". ledek Nanta.
"Kok anak onta sih Nan.....?". protes Anya
"Lah terus? ". seru Nanta, Bulan dan Fenya
"Anak monyet". Saut El asal
Hening....
"Hahahahahahahaha, anjir perut gue...... ". ceplos Giga tiba-tiba
"Wahahahahaha, sa ae dia tuh". saut Sam.
Tiba-tiba para gadis yang berjalan di depan berhenti karena mendengar suara tawa yang sangat keras, mereka menatap para cowok yang ternyata ada di belakang mereka dengan tatapan aneh.
Dan 5 cowok tampan tersebut juga langsung ikut berhenti seketika.
plak
plak
Pukulan mendarat sempurna di kepala Sam dan Giga yang di persembahkan oleh Aiden.
"Woy laah, sakit bego". teriak mereka berdua.
Para gadis pun berbalik dan mulai berjalan lagi di ikuti 5 cowok tampan di belakang mereka, cocok sekali. Tanpa ada yang menyadari Al mengangkat ujung bibirnya sedikit menyaksikan kekonyolan 2 sahabat gesrek mereka.
"El.... kita duluan ya". ucap mereka ber empat.
"Ok".
El pun menjalankan motornya ke arah sekolah sang adik yang memang tak jauh dari sekolahnya, btw kenapa mereka gak satu sekolah aja sih? ya karena El mendapat beasiswa sekolah di tampat elit ini sedang adiknya tidak lolos saat pengajuan.
"Kaaak".
"aku, kamu dan toleransi