NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 32

Julian tangkas menarik gelas dari tangan Clara dan menjauhkannya ke sisi meja yang lain.

"Kau sedang hamil," katanya dingin, lebih sebagai peringatan daripada teguran.

Mata Clara langsung membesar. Ya Tuhan. Bagaimana bisa ia sampai lupa? Pura-pura hamil ternyata jauh lebih melelahkan daripada yang ia bayangkan. Seandainya keguguran palsu itu segera terjadi, mungkin ia tak akan repot seperti ini.

"Ah … maafkan aku," ia berbisik, menunduk.

"Clara! Kau harus hati-hati dengan kandunganmu! Jangan sembarangan makan atau minum!" Yanny meledak, menatap menantunya dengan tatapan menyalahkan. Ia lalu berbalik ke Julian. "Ini salahmu, Julian! Kalau saja kau mengizinkan Ibu tinggal untuk mengurus Clara, dia pasti lebih terjaga!"

Clara menelan ludah. Teguran itu menusuk padahal kehamilan itu tidak nyata.

Ratih maju dengan wajah cemas. "Kau tidak pernah makan sesuatu yang dilarang kan, Clara? Apa dokter bilang apa-apa?"

Clara menggeleng cepat.

Julian segera mengambil alih. "Tenang. Dia belum minum apa-apa, baru menyentuh gelas saja. Clara gugup, makanya refleks mengambil wine." Suaranya mantap, menutup celah pertanyaan. Perlindungan instan yang membuat tatapan keluarga sedikit melunak.

Kau benar-benar hebat berbohong, batin Clara, memaksa senyum kaku. Ia memandang Julian lega.

Melihat kepanikan yang merambat di wajah keluarga Julian, rasa bersalah menggerogoti dada Clara. Bagaimana nanti kalau mereka harus mengumumkan "keguguran" itu? Apakah tanggapan mereka pada keguguran palsunya itu? Clara merasa bersalah telah mengingatkan keguguran palsunya.

"Clara, hati-hati, ya," ujar Yanny lagi, kini lebih lembut. "Ibu takut terjadi sesuatu padamu."

Julian menenangkan meja. "Tenang saja, semuanya. Aku pastikan Clara dan bayi kami," ia mengecilkan suara sedikit, "baik-baik saja."

Robert mengangguk singkat. "Baiklah kalau begitu."

Suasana mulai mencair ketika Julian menegakkan duduknya. "Sebenarnya … aku juga ingin membicarakan sesuatu."

Sendok berhenti. Tatapan berpindah padanya termasuk Clara, yang tiba-tiba merasa jantungnya memukul keras rusuk.

"Aku ingin mengajak Ayah dan Ibu bertemu keluarga Clara," kata Julian. "Aku sudah berjanji pada orang tuanya. Kita perlu mengadakan pertemuan keluarga."

Clara terperanjat. Oh tidak. Keluargaku. Mereka hampir melupakan itu… dan sekarang kebohongan ini harus menyeberang lagi ke rumah orang tuanya sendiri.

Robert meletakkan sendok. "Pertemuan keluarga?"

"Benar, Ayah," lanjut Julian. "Pernikahan kami terlalu mendadak. Kami bahkan tidak sempat membicarakannya dengan orang tua Clara. Sebagai permintaan maaf, aku ingin mengadakan pesta kecil semacam resepsi ulang dan pertemuan kedua keluarga."

Robert terkekeh pendek sambil menggeleng. "Hanya putraku yang bisa menikah sekonyong-konyong begini." Lalu ia menatap serius. "Baik. Atur pertemuannya. Sejujurnya, ini yang seharusnya kita lakukan sejak awal."

Yanny menimpali, nada tajam tapi tak sepenuhnya marah. "Kenapa waktu itu kau tidak bicara terus terang pada Ayah dan Ibu? Apalagi saat pernikahanmu dan Irene sedang dipersiapkan?"

Julian menarik napas sejenak sebelum menjawab persis sebagaimana tercantum di naskah kontrak mereka. "Saat itu aku belum tahu Clara hamil. Dan … dia menolakku ketika mengetahui latar belakang keluargaku. Dia tidak siap." Tatapannya kemudian melunak ke arah Clara, hangat … nyaris meyakinkan.

Clara menahan diri agar tidak memutar bola mata. Julian bahkan terdengar tulus. Ia memaksakan ketenangan dan menggenggam tangan Julian lebih erat, dukungan kecil demi menjaga cerita tetap utuh.

Robert menyandarkan punggung. "Sudahlah. Yang sudah, ya sudah. Tapi kalian harus siap dengan konsekuensinya. Clara, kau perlu belajar cara hidup Julian dan Julian, kau juga harus memahami keluarga Clara. Menurut Ayah, akan lebih baik kalau kau ambil cuti sebentar dan berkunjung ke rumah orang tua Clara sebelum pertemuan besar itu."

Yanny mengangguk cepat. "Betul. Banyak yang harus kalian selaraskan. Julian, kau sudah pernah bertemu keluarga Clara sebelumnya?"

Julian mengangguk mantap. "Sudah."

"Baiklah,"

Pembicaraan mereka kemudian berlanjut panjang kemana-mana.

*

Clara melangkah lemah menuju lift untuk naik ke ruangan Julian, tempat ia bekerja. Clara menarik nafasnya lelah karena kejadian kemarin dan memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan saat pernikahannya terjadi.

Pernikahan kontrak ini terasa nyata namun akan berakhir dalam kurun waktu lima tahun kemudian. Saat itu terjadi, dapatkah Clara menanggung segalanya?

"Clara ...," panggil sebuah suara ketika ia lewat.

Clara menoleh. "Iya?"

"Kau tampak murung. Apakah terjadi sesuatu?"

Clara membaca name tag perempuan yang bicara tersebut. "Jihan".

"Tidak apa-apa." katanya lalu tersenyum.

Clara memandang Jihan yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu namun tak bisa ia ucapkan.

"Apakah ada yang ingin kamu sampaikan?"

Jihan menengok ke kiri dan kanan lalu menyeret Clara pergi ke tempat yang lebih sepi. Ia kemudian memandang Clara serius, membuat gadis itu mengantisipasi.

"Kenapa?" Clara kembali mendesak.

"Yang sedang dibicarakan oleh orang-orang kantor itu benar, ya?" Jihan langsung to the poin.

Clara mengerutkan keningnya. Apa yang sedang dibicarakan orang-orang dan dirinya tak tahu? Clara berpikir keras membuat Jihan menangkap kebingungan itu.

"Aduh, Clara! Kamu gak tahu, ya?" Heran Jihan.

Clara hanya memandang polos sebagai jawaban atas kebingungan yang menimpanya. Jihan langsung menutup mulutnya terkejut dan tak percaya. Kasihan sekali Clara karena tidak mengetahui apa Yang sedang terjadi di kantor.

"Apa itu?" Clara kembali mengejar, gemas merasa penasaran.

"Anu. Kamu kayaknya harus cari tahu deh gosip di kantor. Soalnya, kamu disebut cewek murahan yang suka jual diri gitu. Aku gak tau rumor itu datang dari mana tapi yang pasti, ada yang bilang kalau kamu itu bukan cewe baik-baik."

Jantung Clara serasa berhenti berdetak mendengar ucapan Jihan. Sebuah gosip telah beredar tentangnya dan dirinya tak mengetahui itu sama sekali. Clara merasa tubuhnya kehilangan keseimbangan.

1
sjulerjn29
semangat up nya thor😊
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak!!! /Kiss//Kiss//Kiss//Rose//Wilt/
total 1 replies
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!