Terjerat Gairah Sang Pembantu

Bukan Zoya namanya kalau tidak keras kepala dan semaunya sendiri. Ia tetap pergi meskipun tanpa izin dari Lucas, hanya mengatakan kata-kata penenang kepada Lucas lalu pergi dengan membawa koper besar. Lucas hanya berdiri tegak diambang pintu menatap kepergian mobil yang membawa Zoya pergi ke Bandara. 

“Aku benar-benar tidak berguna dihidupnya,” ucap Lucas sembari menutup pintu. Kesal setengah mati, ingin sekali rasanya Lucas berteriak menumpahkan segala rasa kesal dihatinya. 

Lucas duduk disofa ruang tamu, menatap nanar foto pernikahan mereka yang sangat bahagia. Ketahuilah sedari pertama menikah Lucas tidak pernah merasakan hubungan intim yang sebenarnya, bahkan ia mengetahui Zoya sudah tidak perawan pada malam itu. 

“Maafkan aku.. Perawanku telah hilang semenjak SMA, aku tidak bisa menjaga itu untukmu.”

“Tidak apa, Zoya. Bukan hal itu yang membuatku ingin bersamamu, melainkan karna aku benar-benar mencintaimu.”

Kepala Lucas seakan sakit mengingat semua kenangan buruk itu, ia membuka mata disaat mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya. Terlihat wanita cantik yang memegang nampan, memakai daster yang sangat menggoda. 

“Cani? Kau belum tidur,” Lucas mengusap wajahnya terus menerus untuk menghilangkan perasaan kesal yang ada. 

Cani meletakkan nampan yang ia bawa diatas meja, menatap intens Lucas yang juga menatapnya. 

“Kasihan.. Pria setampan dan segagah ini ke kekurangan kasih ranjang, tidak tahu seperti apa tersiksa dia setiap malam..” gumam Cani di dalam hati. 

Pembantu seperti apa yang memikirkan tentang penderitaan tuannya apa lagi soal hal seperti itu. Cani lah orang itu, ia melihat semua adegan yang terjadi antara Lucas dan Zoya tadi. Bagaimana cara Zoya melayani Lucas, ia tidak menyangka ternyata hubungan mereka sekacau itu. 

Cani perlahan duduk di lantai tapi sangat dekat dengan Lucas, disaat duduk itulah body dari Cani sangat terlihat dimata Lucas. 

“Tuan belum makan malam, sebaiknya makan dahulu baru lanjut tidur..” ucap Cani dengan sedikit menunduk. 

Bahkan rasa lapar Lucas sudah hilang ntah kemana, tergantikan dengan rasa kesal. “Aku sudah tidak lapar, Cani. Rasa kesal dihatiku membuat aku tidak selera melakukan apapun,” ujar Lucas sembari menjauhkan piring itu. 

Cani mencoba untuk lebih sabar lagi. “Tuan sudah berjanji untuk pulang cepat lalu makan masakanku malam ini. Apa Tuan tidak mau menepati janji?” tanya Cani dengan tatapan sendu yang membuat Lucas tertegun. 

Mata Lucas tertuju pada belahan menggoda milik Cani, ia cepat membuang pikiran kotor yang tiba-tiba saja menguasai pikirannya sendiri. Terlihat Cani santai saja, ia sangat tahu kemana pandangan mata Lucas mengarah tadi. 

“Baiklah aku akan makan,” Lucas mengambil piring itu dari tangan Cani, ia makan dengan lahap sambil Cani terus memperhatikan. 

Ntah kenapa Lucas menjadi gugup sendiri, terlebih lagi Cani benar-benar menggoda malam ini. “Kau sudah pernah pacaran, Cani?” tanya Lucas, ia ingin mengenal Cani lebih jauh lagi. 

“Belum, Tuan. Aku belum pernah pacaran,” jawab Cani jujur apa adanya karna itulah kenyataannya. 

“Berarti kau belum pernah ciuman dong?” Tanya Lucas yang mungkin dirinya sendiri tidak tahu mengapa sampai menanyakan hal itu. 

Pertanyaan Lucas membuat Cani menunduk sebentar, wanita itu mengangguk ragu sebagai jawaban. Lucas ntah kenapa senang mendapatkan kenyataan itu, ia tersenyum puas melihat Cani yang kini sudah menatapnya kembali. 

“Sangat beruntung pria yang memiliki mu nanti, karna akan memberikan ciuman pertama untukmu.” ucap Lucas asal. 

“Kenapa tidak kau saja pria beruntung itu, Tuan?” tanya Cani yang tentunya didalam hati, ia belum berani untuk melakukan hal lebih lagi. 

Tidak ada perkataan apapun, Lucas yang menjadi gugup sendiri karena pandangan mata Cani seperti itu. 

“Hem, aku sudah selesai makan. Besok aku akan bekerja, kalau bisa.. Bangunkan aku untuk bekerja,” Pinta Lucas yang Cani angguki. 

Lucas bangkit dari duduknya, disaat itulah ia tahu berapa ukuran dada milik Cani. Sudah pasti akan sangat pas dengan kepalan tangannya, Lucas jadi sangat mesum sekarang. 

“Emm.. Tuan..” Cani memanggil, ia menunduk di hadapan Lucas yang menatapnya heran. 

“Ada apa, Cani?” tanya Lucas, ia melihat tatapan Cani yang seperti ingin mengatakan sesuatu. 

“Aku melihat semua kejadian tadi, saat istrimu melayani dirimu.” ucap Cani, Lucas termenung sebentar mencerna semuanya. 

“Kenapa kau melihat semua itu?” tanya Lucas, ia melangkah mendekati Cani yang kini kembali menunduk. 

“Karna aku mendengar suara aneh dan merasakan tubuhku yang seperti tertarik untuk melayani dirimu dengan sangat baik,” jelas Cani. 

Lucas terkejut tentunya, ia dapat melihat keseriusan dari Cani mengatakan hal seambigu itu. 

“Berhenti bicara omong kosong, Cani! Aku tidak akan mengkhianati istriku,” ucap Lucas dengan sangat tegas. 

“Sedari tadi kau sudah mengkhianati istrimu, Tuan..” bantah Cani akan penolakan Lucas yang barusan. “Kau sudah mengkhianati istrimu disaat kau memandang dadaku penuh nafsu,” kata Cani lagi. 

“Sial!” Umpat Lucas didalam hati. “Jangan sok tahu, Cani!” bentak Lucas.

Lucas memang awalnya tertarik dengan Cani, hanya saja apa yang Cani katakan itu membuatnya sangat tersinggung. Lucas menatap tajam Cani yang memandangnya tanpa merasa bersalah sama sekali. 

“Jika kau mengatakan hal seperti ini lagi atau bahkan berkata yang tidak tidak.. Maka aku akan memecatmu!” Ancam Lucas yang mana langsung melangkah pergi meninggalkan Cani. 

Tidak tersinggung sama sekali malah Cani tertawa kecil saja. “Kalau tidak mau yaudah, aku juga nggak keberatan!” Itulah yang Cani katakan, ia mengambil piring bekas makan Lucas tadi. 

Padahal jelas-jelas tadi sepanjang waktu Lucas terus memperhatikan setiap lekuk tubuh Cani. Giliran ditawari eh malah menolak, Cani sangat tidak suka pria yang seperti Lucas itu. 

“Dasar munafik!” Cani melangkah pergi menuju dapur, kalau tujuannya tidak sampai maka lebih baik Cani resign saja. 

Meletakkan piring kotor itu di wastafel, Cani melihat ke arah jendela yang menunjukkan malam. Tiba-tiba saja Cani teringat dengan hubungan panas Lucas dengan Zoya tadi. Sungguh Cani penasaran seperti apa rasa hubungan panas itu, ia ingin merasakannya. 

“Tidak bisa.. Aku harus bisa menggoda Tuan Lucas, dia pasti tidak akan bisa menahan kalau terus aku goda dan aku pancing untuk menyentuh tubuhku..” ucap Cani sambil memegang lehernya sendiri. 

Muncul segala rencana, ia berencana akan membuat Lucas jatuh kedalam gairah yang ia ciptakan. “Karna yang aku butuhkan hanyalah sentuhan, bukan kekayaan.” ucap Cani sambil memegang intinya yang sudah basah karna memikirkan hal-hal panas.