NovelToon NovelToon
Terpaut 20 Tahun

Terpaut 20 Tahun

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Terlarang / Beda Usia / Teen Angst / Persahabatan
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: ria aisyah

Cinta akan menemukan pemiliknya. Sebuah ketidaksengajaan, keterpaksaan, dan perjodohan, bisa menjadi jalan untuk menyatukan dua hati yang berbeda.

Seorang gadis SMA bernama Aira, terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang duda bernama Affan yang merupakan ayah sahabatnya, Faya.

Mengapa pernikahan itu bisa terjadi?

Akankah pasangan beda usia itu bisa saling mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ria aisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Terpaksa Berbohong

"Apa maksudmu, Faya? Kami ... kami ...." Affan tidak ingin tinggal satu kamar bersama Aira untuk saat ini. Mereka sama-sama belum siap untuk berbagi tempat.

"Kami belum siap!" sahut Faya cepat.

Affan mengangguk.

Faya beranjak dari duduknya lalu berjalan menghampiri ayahnya. Tangannya terlipat rapi di dadanya. Dia terlihat seperti seorang guru yang sedang mengawasi muridnya yang ketahuan mencontek.

Aira tidak berkutik. Dalam masalah ini dia hanya bisa pasrah. Keadaannya masih sangat linglung karena masalah yang bertubi-tubi menimpanya.

"Allah tidak melarang perceraian, tetapi Dia sangat membencinya, Ayah. Wanita seperti apa lagi yang ayah cari? Bukankah mama Aira adalah wanita lembut yang sangat sempurna. Aku tahu kalian berdua sama-sama belum bisa menerima, tetapi bagaimana kalian akan belajar menerima jika kalian tinggal terpisah?"

Affan dan Aira terlihat pasrah. Apa yang dikatakan oleh Faya memang benar. Meskipun pernikahan ini tidak direncanakan dan bisa dikatakan sebagai paksaan, mereka tidak bisa memungkiri jika mereka adalah sepasang suami istri. Status mereka sah di mata Tuhan meskipun belum mencatatkan pernikahannya di catatan sipil.

"Baiklah, Faya." Affan mengalah kemudian beralih menatap Sumi.

"Bi, tolong pindahkan barang-barang Aira ke kamarku. Bibi taruh pakaiannya di lemari yang paling pojok. Baju-bajuku yang ada di sana tidak banyak, bibi bisa menyatukannya di lemari tengah," jelas Affan.

"Baik, Tuan." Sumi pergi dengan beragam pertanyaan yang berkecamuk di hatinya. Selama ini dia mengenal Aira sebagai sahabat Faya. Hari ini dia sangat terkejut saat mendengar tentang berita pernikahannya dengan tuannya.

Setelah semuanya selesai sarapan, Affan mengantarkan Faya dan Aira pergi ke sekolah. Sebenarnya ada seorang sopir yang dipekerjakan di rumah ini, tetapi Affan selalu menyempatkan diri untuk mengantarkan Faya ke sekolah baru pulangnya sopir itu yang menjemputnya.

Faya duduk di jok depan di samping ayahnya sedangkan Aira duduk di belakang. Setelah berada di jalanan yang tenang, Faya mulai berbicara.

"Ayah, sebaiknya pernikahan kalian segera dicatatkan di catatan sipil. Pernikahan siri tidak memiliki kekuatan hukum." Faya menatap ayahnya dengan wajah serius.

Affan terlihat santai menanggapi ucapan Faya. Mereka baru menikah semalam dan tidak banyak yang tahu tentang pernikahan keduanya. Jika mencatatkan pernikahannya secara hukum, takutnya pihak sekolah akan mengetahuinya. Semua itu akan berakibat buruk bagi Aira.

"Sudah kupikirkan, Sayang. Sekarang kalian fokuslah untuk belajar. Ujian akhir akan segera datang, pikirkan itu dulu. Ayah tidak akan pernah lari dari tanggung jawab sebagai seorang suami. Ayah janji akan mengurusnya secepat mungkin setelah kalian menyelesaikan pendidikan SMA."

Kali ini Faya membenarkan ucapan ayahnya. Mereka masih berstatus sebagai pelajar SMA, pihak sekolah tidak akan menerima murid yang sudah menikah untuk bersekolah di sana.

Aira sibuk membaca bukunya. Meskipun pikirannya sedang kalut, dia harus tetap belajar. Hari ini dia ada ulangan harian untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Semalam sedikitpun dia belum membuka buku untuk belajar.

Waktu berlalu begitu cepat. Mobil Affan telah sampai di depan gerbang sekolah mereka. Affan turun dan membukakan pintu untuk anak dan istrinya.

Dengan canggung, Aira mengikuti Faya yang mencium punggung tangan ayahnya ketika mereka ajan berpisah. Tangannya terasa dingin karena dia tidak pernah bersentuhan dengan seorang laki-laki. Itulah yang membuatnya merasa sangat ketakutan ketika Rehan memaksanya untuk bermesraan.

Kedatangan Faya dan Aira yang berangkat dalam satu mobil mengundang rasa penasaran bagi teman-temannya. Mereka terbengong melihat keduanya berjalan bersama melewati para murid yang berdiri di depan gerbang.

Wajah Aira terlihat lesu dengan mata yang sembab. Mereka menduga jika dia sedang ada masalah lalu menginap di tempat Faya.

Faya dan Aira berada dalam kelas yang sama yaitu kelas 12 IPA 1. Tempat duduk mereka saling berdekatan.

Sebelum ayahnya dan Aira datang, Faya sudah belajar sehingga dia hanya tinggal mengulang saja materi pelajaran yang akan ulangan hari ini. Berbeda dengan Aira yang belum banyak belajar.

"Aku tidak yakin akan mendapatkan nilai yang bagus. Pikiranku sedang kacau, sepertinya aku tidak bisa fokus saat ulangan," ucap Aira.

"Seharusnya tadi kamu beristirahat saja dan ikut ulangan susulan di lain waktu. Tetapi sebelumnya kamu pandai berbahasa Inggris, aku yakin kamu akan tetap mendapatkan nilai yang bagus meskipun hanya belajar sekilas."

Faya berusaha menenangkan dan menyemangati Aira. Ulangan bahasa Inggris akan di mulai sebentar lagi. Sikap gugupnya hanya akan membuat konsentrasi menjadi buyar.

"Terimakasih, Faya. Semoga aku bisa mengerjakan ulangan ini dengan mudah."

Mereka belajar seperti biasanya setelah ulangan selesai. Keduanya tidak terbiasa pergi ke kantin di jam istirahat pertama. Di jam istirahat kedua pun mereka juga jarang pergi ke sana karena merasa tidak lapar.

Sebelum tinggal bersama Faya, Aira tidak pernah menggunakan uang sakunya. Dia selalu menabungnya. Hari ini, Affan tidak memberikan uang saku padanya. Selama yang dia tahu Faya mendapatkan kartu ATM khusus untuk keperluan sekolahnya, mungkin dia juga akan memberlakukan hal yang sama padanya nanti.

Saat istirahat kedua, Faya dan Aira duduk di taman belakang perpustakaan untuk menghirup udara segar. Di sebuah pohon yang rindang terdapat bangku-bangku untuk beristirahat.

"Assalamualaikum, Aira, Faya," sapa seorang murid pria yang bernama Gusti. Dia anak 12 IPA 2.

Meskipun tidak mengatakan secara terang-terangan, Faya tahu jika Gusti menyukai Aira. Sebelum kepindahan Aira ke sekolah ini, dia sangat jarang menyapanya. Namun, semenjak Aira pindah ke sekolah itu, dia selalu menyapa mereka.

"Wa'alaikum salam." jawab Faya dan Aira hampir bersamaan.

Gusti memperhatikan mata sembab Aira. Wajahnya putihnya memerah dengan lingkar mata yang terlihat jelas.

"Apakah terjadi sesuatu padamu, Ay? Kamu terlihat habis menangis." Gusti menunjukkan kepeduliannya pada Aira.

Aira menatap Faya. Dia tidak mungkin mengatakan semua hal yang dialaminya pada siapapun. Mereka akan berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya dan menganggap ini tidak benar.

"Aku sangat merindukan almarhum ayah dan ibuku jadi aku menangis," bohong Aira.

Dalam hati dia merasa berdosa dengan kebohongannya. Sebenarnya tidak sepenuhnya berbohong, akhir-akhir ini dia memang sangat merindukan orang tuanya. Hanya saja semalam dia tidak menangis untuk itu.

Faya menggenggam erat tangan Aira berusaha menguatkannya.

"Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka, Ay. Kamu jangan terlalu bersedih. Ada teman-teman yang selalu mendukungmu."

"Terimakasih, Gusti."

Mereka tidak bisa mengobrol lebih banyak lagi karena bel tanda istirahat berakhir telah berbunyi. Aira dan Faya bernapas lega karena mereka tidak perlu menjawab banyak pertanyaan yang akan memaksa mereka terus berbohong.

Tidak ada yang curiga dengan kedekatan keduanya karena sebelum Aira menikah dengan ayahnya, mereka adalah sahabat dekat.

"Sepulang sekolah kita ke supermarket dulu, ya. Ada beberapa barang yang harus aku beli," ucap Faya ketika mereka berkemas setelah pelajaran berakhir.

Aira mengangguk. Tenggorokannya tercekat dan terasa sulit untuk menelan ludahnya. Saat ini dia tidak memegang uang sama sekali.

****

Bersambung ....

1
Rina Herfina
cerita bagus ,TPI aku orang nya suka baca TPI tak suka komentar
Mamah Alfa
lanjutan nya apa thor
nur
kapan kehidupan faya?
Ei_dach v_3 yah🥰
ceritanya bagus... pembahasan nya nggak berbelit-belit..suka saya suka...😁
harwanti unyil
itu lh hukum alam
harwanti unyil
wah belah duren
Nurul Umilhuda
ceritanya sangat bagus
Mariya Retno
lanjutannya mn mb
sari emilia
aku bc dr bab 70 lgsung loncat k bab 109 😄😄😄 pusing mslh nya bc nya byk muncu pemeran baru n byk drama muter2...jd bc yg langsung tamat aja kn kelar
sari emilia
asli spt drama indosiar
sari emilia
😃😃😃😄 ada ga novel yg ky jiplakan drama indosiar 😝😝
sari emilia
mk nya paya aira goblok jgn d pelihara 😄😄😄
sari emilia
aku paling tdk sk wntia muslimah yg taat kt crt nya tp sk bohong jujur aja knp....kl aku sll jujur sm suami apalg kl mrs terancam....jd tdk sk dgn aira...
sari emilia
jgn salah anggie org kampung itu meski tp sangat cantik2 alami bkn spt km cantik krn riyasan menor...km ank2 kampung ini jarang dandan
sari emilia
😆😆😆 yg sampai sekarng msh masuk dlm pola pikir ku ank umur 20 msh SMA kls 2 🤪🤪 gmn crt nya emg mrk b2 oon sampai jd siswa abadi...thor yg bnr aja...ank SMA kelas 2 itu paling banter 16/17 thn 😇😇
Sedang Bertapa: Kalau membaca dipahami dulu mb... kelas 12 itu sama dengan 3 SMA... Terpaut 20 Tahun itu artinya beda 20 tahun bukan umur 20 tahun... Di bab sebelumnya sudah dijelaskan jika istri Affan meninggal 18 tahun yg lalu artinya Faya dan Aira 18 tahun dan Affan 38 tahun di mana mereka beda 20 tahun... paham???
total 1 replies
sari emilia
kl bc sinopsisnya aira ank SMA...ms sdh umur 20 thn...atau paya yg umur nya sdh 20 thn tp otak nya aga lemot jarang naik kelas jd umur sdh 20 thn msh SMA 😄😄
Dadang Yuliadi
sangat bagus
dina
keren
Ani Vabbiani
suka thor sama ceritanya
Ani Vabbiani
mampir thorrr...semangatttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!