Kesedihan Rara mencapai puncak hanya dalam waktu satu hari.
Setelah orang tuanya batal menghadiri acara wisudanya, Rara malah mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sepupunya sendiri.
Rara mendapati kenyataan yang lebih buruk saat ia pulang ke tanah air.
Sanggupkah Rara menghadapi semua cobaan ini?
Ig : Poel_Story27
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poel Story27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi Pernikahan
Apartemen Vita.
Vita tidak bisa menahan kegelisahan di hatinya, dia menjadi uring-uringan sendiri, bahkan sejak pagi dia sudah mondar-mandir di dalam kamarnya.
"Sayang, tenanglah!" bujuk Maya pada putrinya.
"Bagaimana aku bisa tenang, Ma! Kekasihku menikah dengan Rara sialan itu. Mama tidak tahu apa yang aku rasakan, aku hancur, Ma!" keluh Vita sambil mengepalkan kedua tangan.
"Kau harus sabar Sayang, bukankah Sean bilang hanya untuk sementara. Dan dia bilang ini karena paksaan orang tuanya," ujar Maya sambil mengusap punggung putrinya.
"Ini memang bukan kemauannya, tapi Sean itu palyboy, Ma! Bagaimana jika dia tergoda dengan Rara sialan itu, dan melupakanku?" desah Vita sambil mengertakkan giginya.
Maya mendesah berat, ia tidak tega melihat kondisi putrinya yang seperti orang kehilangan akal. "Tunggu di sini, mama akan bicarakan dengan papamu."
Maya pergi meninggalkan kamar putrinya, untuk kembali ke kamarnya. "Sayang, aku tidak mau putriku menjadi gila karena ulah anak durhaka itu!"
Dion menatap ke arah istrinya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Ck ... kau malah bertanya padaku, lakukanlah sesuatu, anak durhakamu itu sudah menghancurkan hati putriku," geram Maya kesal.
Dion menghela napas berat, ia tidak ingin membiarkan istrinya bersedih. Tapi Dion harus berpikir dua kali untuk datang ke pernikahan Rara, yang bisa-bisa membuat dirinya memiliki masalah dengan keluarga Richard.
"Mengapa kau masih diam saja? Lakukanlah sesuatu! Jangan terlihat tidak berguna seperti ini," bentak Maya pada suaminya.
"Baiklah, aku akan ke sana." Dion pun menuruti keinginan istrinya, dan berlalu pergi meninggalkan apartemen.
***
Hotel URM tower.
Kemewahan Grand Ballroom tempat diadakannya resepsi, sudah mulai terasa sejak para tamu memasuki hotel, sepanjang koridor para tamu akan disambut oleh indahnya deretan bunga dalam nuansa putih.
Berbaris di sepanjang koridor, bunga-bunga putih itu berpadu dengan dedaunan hijau. ditambah Kehadiran beberapa kuntum pampas grass, memberikan kesan yang sedikit liar dan natural.
Semakin mendekat ke arah ballroom, sekumpulan bunga merah muda yang dikelilingi bunga-bunga putih begitu indah bergantungan, membuat setiap mata yang memandang akan hanyut dalam kesan romantis pernikahan ini.
Sesaat kaki melangkah ke dalam ballroom, mata para tamu akan langsung tertuju pada sebuah konservatori, yang didalamnya begitu penuh dengan bunga putih yang memancarkan cahaya. Terlihat begitu mencuri perhatian di antara elegannya dekorasi ruangan.
Spot terakhir adalah megahnya dekorasi pelaminan, yang menjadi tempat bersanding Rara dengan Sean. Hiasan bunga-bunga putih sebagai latar, berpadu dengan barisan tiang-tiang keemasan, dihiasi rangkaian bunga-bunga bernuansa putih, peach, dan ungu.
Hanya satu yang kurang, jika pengunjung benar-benar memperhatikan acara ini, yaitu tidak ada senyum bahagia dari pasangan yang menjadi pengantin baru, mereka memang tersenyum tapi jelas itu terlihat di paksakan.
Rara dan Sean harus berpura-pura baik-baik saja, dan menyambut setiap ucapan selamat dari para tamu dengan ramah.
"Kapan aku bisa beristirahat," desah Rara pelan melihat para tamu yang seperti tidak ada habisnya.
Jefry setengah berlari menghampiri Brian yang tengah berbincang santai dengan kerabatnya. "Tuan, ada keributan di luar! Tuan Dion datang dan memaksa untuk masuk!"
"Kita urus mereka," geram Brian, lalu berjalan bersama asistennya menuju depan hotel, tempat terjadinya keributan.
"Ada apa Tuan Dion datang kemari, dan membuat keributan di pesta pernikahan anakku," seru Brian dengan suara singin.
Bersambung.
Jangan lupa like, vote dan komen.