Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musuh Terbaru
“Sudah ditetapkan berarti musuh kita selanjutnya adalah para Legiun Bayangan, mereka sepertinya akan bergerak bersama dengan Jenderal mereka, The Phantom Slayer “Maelstorm”” ucap Verxina yang sekarang berdiri menulis beberapa kalimat di papan hitamnya.
“Yang Mulia, apakah itu benar-benar adalah hal yang buruk?” tanya Elano yang sepertinya masih mengingat musuh yang baru saja mereka lawan.
“Benar Elano! Musuh kita sekarang adalah Legiun Bayangan, para Wraith yang tidak bisa dikalahkan dengan senjata biasa, dan para Mourning Reaper dengan kemampuan menghilang dan menyerang dengan tiba-tiba akan menjadi musuh kita yang berat.”
“Belum lagi dengan beberapa Night Visitor yang tentunya menjadi ajudan terbaik Maelstorm.”
“Sekarang akan kutanya, apakah kalian pernah tahu sesuatu tentang Night Visitor?” tanya Verxina pada setiap anggota tim yang ada disana.
“Aku rasa tidak ada, karena monster itu tidak pernah terlihat selama 300 tahun setelah kalahnya Kekaisaran lama di Perang Suci,” balas Verxina.
“Ivory, jika berkenan,” ucap Verxina yang menyerahkan bagian penjelasan monster ke seluruh anggota tim.
“Secara mudahnya, Night Visitor adalah monster bayangan hampir sama seperti Wraith. Mereka memiliki dua buah sabit yang dapat digunakan untuk membelas seluruh musuh yang mereka hadapi.”
“Jika kalian tahu bagaimana berbahayanya pedang Yang Mulia, kalian bisa menyimpulkan bahan kedua senjata tersebut adalah sama.”
“Selain itu, halangan utama dari Night Visitor adalah bagaimana mereka memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Tidak pernah ada senjata yang mampu membunuh mereka, bahkan serangan sihir hanya membuat mereka terhenti, dan mengganti target serangan mereka ke penyerang terakhirnya...” ucap Ivory sebelum Michelle mengangkat tangannya.
“Jika tidak ada senjata yang dapat mengalahkannya, bagaimana cara mereka berhasil dikalahkan pada masa lalu?” tanya Michelle yang kebingungan.
“Iya, bagaimana mereka kalah jika mereka itu abadi?” tanya Adeela.
“Tidak ada yang abadi di dunia ini, mereka adalah salah satu monster yang hampir mencapai keabadian. Namun, mereka memiliki sebuah kelemahan fatal, kelemahan yang dapat kita manfaatkan,” ucap Ivory sebelum Verxina mengangkat tangan kanannya dan mengacungkan ketiga jari tangannya.
“Pertama, mereka mahluk malam, mereka takut terhadap sinar matahari, jika pertempuran terjadi pagi hari atau siang, kita bisa berpikir bahwa akan terjadi mendung yang sangat gelap.”
“Kedua, mereka takut dengan api, api apapun dapat kalian gunakan untuk menakuti mereka. Obor, api sihir, bahkan korek mampu membuat mereka takut. Saat mereka ketakutan, mereka akan mencari target lain tanpa api.”
“Dan yang ketiga, ketika Maelstorm mati, mereka akan ikut menghilang dari sini. Jangan kalian lupa bahwa Night Visitor adalah monster bawaan dari Maelstorm. Mereka akan selalu mengelilinginya membentuk pertahanan dan menyerang siapapun di sekitar mereka,” ucap Verxina yang menutup satu persatu jarinya setelah menjelaskan setiap poin.
“Sementara itu, untuk mengalahkan Mourning Reaper, kita memerlukan senjata tumpul untuk menghancurkan kerangka mereka, dan untuk mengalahkan Wraith, kita memerlukan senjata api, senjata suci dan kekuatan sihir yang tentunya kita memilikinya secara terbatas,” lanjut Ivory menjelaskan, mereka memahami jika terdapat masalah di persenjataan mereka untuk menghadapi monster-monster selanjutnya.
“Yang Mulia, bagaimana dengan ramuan penyembuh dan air suci dari Gereja? Bukankah mereka memiliki kemampuan pemurnian yang sama dengan senjata suci?” tanya Irina dari belakang.
“Iya, saya pernah mendengar jika pedang yang dibasuh dengan air suci akan menjadi senjata suci secara sementara,” lanjut Orion.
“Pertanyaan yang bagus tim Orion, untuk hal itu masih belum dapat kusimpulkan secara benar-benar 100%, kita akan melakukan ekspedisi lain hari untuk menyelidikinya,” balas Verxina.
“Jika memang bisa dilakukan, kita akan mendapat kekuatan tambahan untuk melawan mereka disini, dan hal itu akan meningkatkan rasio kemenangan kita untuk pertempuran selanjutnya,” ucap Verxina yang menulis saran-saran baru dari mereka.
“Yang Mulia, bagaimana dengan Maelstorm yang anda ucapkan?” tanya Lukasz.
“Ada apa dengan itu Lukasz?” tanya balik Verxina ke Lukasz.
“Apakah benar-benar akan ada Monster yang telah lama menghilang dan punah untuk menyerang Kota ini dalam satu bulan kedepan?” tanyanya pada Verxina dengan wajah yang cukup cemas.
“Mungkin ini akan terasa seperti aku terlalu paranoid, tapi dalam penyerangan kali ini aku positif akan ada musuh kuat yang akan menyerang kita, salah satunya adalah Jenderal Raja Iblis, Maelstorm.”
“Aku harus memperingatkan ini kepada kalian semua, Maelstorm bukanlah monster seperti Forsaken, Drag atau bahkan Ratu Demon Mantis sebelumnya. Dia adalah sebuah entitas yang sangat menakutkan,”
“Seberapa menakutkannya monster tersebut Yang Mulia?” tanya Alessandro yang sekarang telah bertingkah serius saat mendengarku.
“Apakah kau pernah bertemu dengan penyihir yang mampu mengendalikan cuaca Alessandro?”
“Saya rasa pernah Yang Mulia, penyihir menakutkan seperti itu hanya sekali saja saya pernah menemukannya,” balasnya, membuat Michelle tertarik.
“Bisa coba anda jelaskan tuan Alessandro, sepertinya penyihir yang sangat menakjubkan,” ucap Michelle dengan mata bersinar setelah mendengarnya.
“Seperti yang kau mengerti, penyihir dengan kemampuan seperti itu, ditambah dengan kekuatan seperti seorang Kesatria dan memiliki pasukan yang tidak takut mati. Bayangkanlah betapa menakutkannya dia.”
“Ah, apa aku belum menyampaikan juga jika dia memiliki tiga jiwa?” ucapku berhasil menarik perhatian seluruh anggotaku lagi.
“Apa maksud anda dengan tiga jiwa Yang Mulia?” tanya Nathan dan Yoan bersamaan.
“Apakah dia memiliki beberapa kepribadian?” lanjut pertanyaan Luxio.
“Tiga jiwa, dia memiliki tiga jiwa yang dapat muncul seiring dia dikalahkan,” ucapan Verxina makin membingungkan seluruh anggotanya disana.
“Secara mudahnya, dia harus dibunuh 4x agar benar-benar mati,” ucapan Verxina mengejutkan seluruh orang, tidak ada yang menyangkan mereka harus membunuh monster tersebut sebanyak 4x baru benar-benar membuatnya tewas.
“Jiwa pertama, penyihir cuaca, ini adalah fisiknya yang terlemah, namun dia memiliki kemampuan sihir yang setara dengan penyihir terhebat di Kerajaan.”
“Jiwa kedua adalah seorang pendekar pedang ternama, dia tidak memiliki kekuatan sihir sama sekali, namun memiliki kekuatan dan kemampuan yang lebih kuat dari para Kesatria terkuat Kerajaan.”
“Jiwa ketiga adalah jiwa pembunuh bayangan, disini dia lebih memilih pertempuran dengan gaya seperti Mourning Reaper, dia akan menghilang dan datang ke tempat yang tidak kita duga sebelumnya dengan jarak maksimal 10 meter, dia akan menyerang target terlemah dan yang tidak siap dengan kedatangannya.”
“Dan terakhir adalah penggabungan ketiga jiwanya, memberinya julukan The Phantom Slayer, dengan kekuatan gabungan ketiga jiwanya. Ini akan menjadi lawan terkuat kita, bahkan lebih kuat daripada gabungan ketiga bos terakhir yang kita lawan sebelumnya,” ucap Verxina menjelaskan.
“Yang Mulia, apakah boleh penjelasan ini kita lakukan untuk selanjutnya saja?” tanya Michelle yang pucat saat mendengar kemampuan Maelstorm.
“Yang lainnya juga sepertinya telah pucat mendengarnya,” ucapnya kembali diikuti dengan anggukan oleh yang lainnya.
“Baiklah, lagipula kalian juga baru saja pulang dari ekspedisi kalian, lebih baik kalian sekarang beristirahat untuk tetap mempertahankan kewarasan kalian, jangan terlalu dipikirkan,” ucap Verxina yang mengusir anggotanya keluar, meninggalkan Verxina dan Ivory yang masih berada disana.
“Anda yakin akan baik-baik saja melawan Jenderal musuh kali ini Yang Mulia?” tanya Ivory yang menuangkan teh di cangkir baru Verxina.
“Tentu saja, aku sudah sering mengalahkannya sebelumnya, dia masih tergolong mudah untuk dikalahkan daripada Tiga Jenderal sialan dan vampir bajingan itu!” ucap Verxina sebelum meneguk teh tersebut.
“Rasanya sedikit tawar, apa kau mengganti jenis tehnya atau mengurangi gulanya?” tanya Verxina setelah meletakkan cangkirnya.
“Perut yang kosong tidak baik untuk meminum teh dengan rasa manis seperti biasanya Yang Mulia, anda harus memikirkan kekuatan lambung anda sebelumnya,” balas Ivory.
“Oh iya, aku telah memikirkan ini sejak lama, meskipun kau tahu kebenaran tentang tubuh ini, kau masih tetap memanggilku dengan sebutan Yang Mulia meskipun hanya kita berdua, memangnya apa aku ini seperti Verxina bagimu?” tanya Verxina ke Ivory, Ivory hanya tersenyum sebelum membalasnya.
“Tidak juga Yang Mulia, namun ini sebagai tanda saya menghormati seluruh yang anda lakukan, baik itu anda sebagai Silva ataupun Putri Verxina. Saya pamit untuk membuat sarapan anda pagi ini Yang Mulia,” ucap Ivory sebelum melangkah keluar membuat sarapan untuk Verxina dan anggota di kediamannya.
Verxina duduk termenung disana, dia mulai memikirkan apakah yang dilakukannya ini sama dengan kegiatan ilegal pengambil alihan identitas seseorang, namun dia menyingkirkan pikiran tersebut dan kembali berfokus ke upaya dalam mengatasi Jenderal Raja Iblis yang akan menyerang mereka dalam beberapa minggu kedepan.
“Jika aku tidak salah, mereka memiliki kelemahan dengan sihir, senjata api, dan senjata suci. Masalahnya didalam game aku tidak bisa menggunakan ramuan penyembuh untuk menyerang musuh, apakah aku bisa menggunakannya kali ini untuk menyerang Maelstorm dan anak buahnya?” tanya Verxina yang mengutak-atik penyimpanannya dan melihat banyak peti harta dan hadiah yang belum dia buka semenjak pertempuran terakhirnya.
“Aku sampai lupa dengan hadiah-hadiah ini dari penyerang Orc, bodo ah kubuka semuanya, aku membutuhkan semua yang kumiliki untuk bertahan hidup!” ucapnya sebelum membuka seluruh peti harta dan hadiahnya. Sinar keemasan dan ungu menyilaukan matanya, diikuti oleh tawanya saat melihat barang-barang yang dia dapatkan.
(***)
Berada jauh di sebelah Utara Kota Northridge, perjalanan yang bisa sampai 2 minggu jaraknya dari sana. Bagian tengah sebuah Benua di Terra, tempat yang dapat disebut sebagai Kerajaan Besar di dunia Modern, Moderna, Ibukota dari Kerajaan Andalusia.
Kota yang disebut sebagai kota terbesar di Terra, yang menduduki lokasi strategis yang terhubung langsung dengan Sungai Raksasa dan Pegunungan Utara. Kota ini adalah kota yang tidak pernah tidur. Kota ini memamerkan keagungan dan kebesaran Kerajaan Andalusia.
Kota yang tidak pernah tidur adalah julukannya. Kota dengan pelabuhan terbesar dan termegah diseluruh Terra. Pelabuhan yang menjadi penghubung setiap kota dan Kerajaan di benua tersebut. Kota Moderna menjadi pusat perdagangan dan logistik di Terra. Ribuan orang datang baik itu di malam maupun siang hari, menjadikannya jantung yang sibuk dan terbesar di Terra.
Kastil Kerajaan Andalusia yang berada di Kota ini memiliki deretan menara hitam dan merah yang membuatnya memiliki julukan sebagai Kerajaan Magma Hitam.
Kerajaan Andalusia, Kantor Administrasi.
“Permisi Yang Mulia,” ucap seseorang setelah mengetuk pintu di kantor administrasi.
Setelah ada jawaban, dia memasuki ruangan tersebut dengan beberapa dokumen yang ada di tangannya. Dia membungkukkan tubuhnya saat berhadapan dengan figur di depannya.
“Ada apa? Dokumen lagi?” tanya sosok tersebut yang masih menulis dan menandatangani beberapa dokumen disana.
“Ini tentang adik anda, Yang Mulia Putri Verxina meminta pasukan bantuan kembali,” ucap orang tersebut, membuat sosok yang menulis dokumen terhenti sebentar dan menatapnya.
“Verxina, lagi-lagi menggangguku dengan ini,” ucapnya yang membenarkan kacamata miliknya dan meletakkan pena miliknya. Sosok tersebut adalah kakak kedua Verxina, Menteri Administrasi Kerajaan Andalusia, Arkham Dyna Drachen, sosok yang dianggap sebagai seorang penyihir terkuat di Kerajaan Andalusia.
“Adik anda meminta bantuan pasukan Yang Mulia, Serangan monster makin kuat setiap kali mereka melakukan penyerangan, kami meminta bantuan pasukan untuk melakukan pertahanan, seperti itu kira-kira isinya Yang Mulia,” ucap orang tersebut, Arkham menghela nafanya.
“Ini permintaannya yang keberapa?” tanya Arkham padanya.
“Sudah yang ketiga Yang Mulia,” balas orang tersebut.
“Abaikan saja,” ucap Arkham padanya.
“Tetapi Yang Mulia, sepertinya mereka sangat membutuhkan pasukan bantuan. Menurut laporan pihak intelejensi yang berada disana, setiap kali penyerangan, para monster seperti memiliki kekuatan lain. Penyerangan monster bahkan lebih masif daripada beberapa tahun terakhir...” belum selesai dia berkata, Arkham menatapnya dengan dingin.
“Jadi siapa kau mencoba mengatakan itu padaku?” wajahnya terlihat lebih menakutkan daripada sebelumnya.
“M...mohon maaf Yang Mulia,” ucapnya meminta maaf kepada Arkham karena seperti telah lancang pada pemimpinnya.
“Sudah pernah kukatakan, kita sekarang meningkatkan pasukan kita untuk peperangan dengan Aliansi Stechkin sesuai perintah ayah. Lagipula pasukan yang tersisa hanyalah yang ditugaskan di Ibukota, kita tidak bisa dengan semerta-merta menarik pasukan disini dan menugaskan mereka di Kota itu.” Ucap Arkham yang melanjutkan dokumennya.
“Itu benar Yang Mulia, namun...” ucapannya kembali dipotong oleh Arkham.
“Prioritas kita adalah pertempuran melawan Aliansi Stechkin, menahlukkan mereka adalah prioritas utama kita. Garis tempur Selatan dapat ditangani belakangan jika semisal ada masalah tiba-tiba,” ucapnya.
“Si tomboi itu selalu melakukan hal seenaknya saja, dia selalu seperti itu,” ucapnya saat melihat foto mereka di pigura di kantornya.
“Bagaimana dengan situasi pertempuran dengan Aliansi Stechkin?” tanya Arkham.
“Pertempuran berjalan sesuai dengan rencana Yang Mulia, pasukan 1 dan 3 sekarang sedang melakukan penyerangan langsung dipimpin Yang Mulia Akshat. Kita dapat menantikan dalam beberapa minggu kedepan untuk berita kemenangan mereka Yang Mulia,” ucap orang tersebut kepada Arkham yang mengangguk mendengarkan.
“Mereka berdua sama saja, membuatku sakit kepala terus menerus..” ucap Arkham pelan memikirkan kedua orang tersebut yang selalu bertingkah tidak seperti seorang pemimpin.
“Apa hanya itu saja? Kau bisa meninggalkan ruang ini jika sudah selesai,” ucap Arkham kepadanya.
“Ada satu lagi Yang Mulia, yang perlu anda tanda tangani,” ucapnya menyerahkan sebuah dokumen eksekusi.
“Dokumen apa ini? Soal eksekusi mati?” tanya Arkham padanya.
“Benar Yang Mulis, ini mengenai terpidana untuk para penghianat tingkat tinggi yang sekarang dikurung didalam penjara terdalam Kerajaan,” ucapnya membalas.
“Tentu saja, aku akan menandatanganinya, mereka terlalu berbahaya untuk dibiarkan hidup...tunggu dulu,” tepat sebelum dia menandatanganinya, dia terpikirkan Verxina, sebuah senyum muncul di wajahnya.
“Kau tadi bilang Verxina meminta pasukan bantuan kan?” tanya Arkham.
“Benar Yang Mulia,” jawab orang tersebut.
“Kirim saja mereka ke Verxina,” ucapnya mengambil dokumen eksekusi tersebut.
“Apakah maksud anda pasukan bantuan Yang Mulia?” tanyanya kembali.
“Tidak, kirim para terpidana mati kesana, Verxina akan tahu bagaimana menggunakan mereka,” ucapnya
“Apa Yang Mulia?!” orang tersebut terkejut mendengarnya.
“Perintah eksekusi terpidana akan dilakukan di Garis Selatan, aku tidak peduli eksekusi yang dimaksud adalah gantung, atau dikoyak monster, lagipula Verxina juga membutuhkan perisai manusia untuk pasukannya, berikan saja mereka,”
“Apakah anda serius Yang Mulia, kita tidak akan tahu apa yang mereka lakukan disana, mereka juga merupakan terpidana dengan rekam jejak yang sangat berbahaya, bisa saja terjadi hal terburuk untuk Kerajaan ini Yang Mulia,” ucapnya sebelum Arkham menyangkalnya.
“Biarkan Verxina yang memikirkan hal itu, aku akan membuatkan dokumen penyerahan ini ke Verxina, siapkan saja untuk kesana agar semuanya berjalan lancar,” ucap Arkham yang melihat keluar jendelanya.
“Aku ini kakak yang baik, kau seharusnya berterimakasih padaku sebagai kakakmu Verxina!” ucapnya dengan senyuman buruknya di jendela yang menghadap ke Kota Moderna.