NovelToon NovelToon
Cinta Naira

Cinta Naira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nelis Rawati Siregar

Sudah di zaman kapan ini masih ada kata "dijodohkan"....
Wah.... ternyata orangtua ku masih sejadul itu, dan juga kenapa coba harus aku???
Abang dan juga kakak ku bahkan adik ku memilih pasangan hidupnya masing-masing...
"Ya Bu nanti aku pulang untuk makan malamnya''..." gitu dong anak ibu" jawab ibu diseberang telpon...
Bagaimana kisah cinta Naira apakah jadi berjodoh dan bahagia????
Yuk baca ceritanya.....
Maaf y masih karya pertama...
Mohon kritik yang membangun dan yang baik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelis Rawati Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Akhirnya setelah sekian purnama Naira merasakan juga motoran sama Bang Nabil. Motoran sambil menikmati suasana kampung sendiri berbeda dengan motoran dimanapun. Naira bersenandung ria sepanjang jalan. Nabil tersenyum melihat tingkah Naira dari kaca spion motor.

Sampai diparkiran Naira turun dan menyerahkan helm kepada Nabil.

"Bang tunggu di parkiran aja ya"

"Oke, bang mau gak?"

"Bang sudah panas-panasan ini masa kamu tega gak ngasih bg?"

"Ya sudah Naira bungkus aja"

Naira pun berkeliling berburu kuliner yang diinginkannya. Mulai dari martabak manis, sate padang dan bubur jodoh. Setelah semua telah diperoleh Naira bergegas menuju parkiran.

"Sudah semuanya?"

"Ya Bang".

Diterpa angin sepoi-sepoi duduk di saung belakang rumah menikmati kuliner yang baru dibeli. Terlalu asyik menikmati makanannya sampai Naira tidak sadar Bima sudah berada dibelakangnya. Sedari Naira pulang dan membawa makanannya kemari Bima sudah melihatnya dari balkon kamar.

"Jangan terlalu banyak makannya nanti perut kamu gak nyaman"

Glek huhuhuhu(Naira tersedak bubur). Bima dengan sigap meraih botol kemasan air mineral dan memberikan kepada Naira. Naira menerimanya dan minum secara perlahan. Secara spontan Bima menepuk-nepuk punggung Naira. Naira merasakan gerakan lembut dari ketika menepuk punggungnya jantungnya berdegup kencang.

"Udah Mas, udah enakan". Naira berusaha menghentikan gerakan Bima menepuk punggungnya.

"Mas ngagetin aja, muncul tiba-tiba seperti hantu"

"Kamu aja yang terlalu asyik menikmati sampai gak sadar ada orang datang"

"Mas kalau mau ambil aja di meja makan"

"Lihat Naira makan lahap dari tadi mas udah kenyang jadinya".

Naira yang nggak tahu harus menjawab apa hanya diam. Suasana sepi menggelayuti mereka.

"Mas sudah pamitan sama Bapak dan Ibu perihal keberangkatan kita ke Bandung. Kamu nggak usah pusing mikirin cuti kamu, Mas sudah izin sama Bos kamu. Kebetulan bos kamu itu Mas kenal. Mas minta izin cuti seminggu. Biar nanti kita pulang dari Bandung kamu masih bisa libur beristirahat dirumah agar tidak kelelahan".

"Ya Mas"

Pasti segitu aja ngomongnya, batin Bima. Hendak protes tapi takut. Pelit banget bicaranya.

Setelah sholat Maghrib semua anggota keluarga bersiap untuk pulang. Secara beruntun berpamitan kepada Bapak dan Ibu. Mobil pertama yang keluar dari rumah Bapak dan Ibu adalah mobil Nazlan disusul mobil Naysila dan Bang Nabil. Yang terakhir adalah mobil Bima.

Didalam mobil lagi-lagi keheningan yang tercipta antara Naira dan Bima. Bima fokus berkendara sedangkan Naira fokus melihat jalan seolah jalan itu hal yang paling menyenangkan untuk dilihat. Naira bingung juga hendak mau melakukan apa. Akhirnya Naira menarik sedikit sandaran kursi agar lebih rileks untuk rebahan.

Faktor kenyang ditambah tidak tidur siang lmembuat Naira cepat terlelap. Bima melirik Naira dan hanya bisa tersenyum. Menempuh perjalanan kurang lebih dua jam tentu akan terasa sangat membosankan tanpa ditemani teman mengobrol. Namun melihat Naira yang sangat lelap nggak mungkin untuk dibangunkan.

Bima memasuki pekarangan rumah sekitar pukul sembilan lebih sampai rumah. Naira yang masih terlelap tak terjaga. Bima memandangi wajah Naira yang terlelap. Bima bermonolog seperti apa wajah nya ketika tanpa hijab. Menunggu selama sepuluh menit tidak kunjung juga bangun akhirnya Bima membangunkan Naira

"Naira.... Naira.... Naira", Bima mencoba me memanggil namanya namun belum juga bangun. Bima turun dari mobil dan mengitari mobil. Membuka pintu sebelah Naira. Sedikit mencondongkan tubuhnya Bima menekan tombol sabuk pengaman Naira.

Merasa seperti ada yang menyentuhnya, Naira membuka mata. Namun alangkah terkejutnya Naira mendapati muka Bima yang sangat dekat dengan Naira. Naira merasakan hembusan nafas Bima menerpa di wajahnya. Dengan sedikit gugup Naira memiringkan wajahnya. Bima yang terkejut melihat Naira tiba-tiba membuka mata tanpa sengaja semakin mendekatkan wajahnya ke arah Naira.

"Mas dari tadi bangunin kamu tapi kamu gak bangun. Makanya Mas inisiatif mau gendong kamu", ucap Bima seraya menjauhkan wajahnya.

" Ya Mas terimakasih, kalau begitu Naira turun ya mas".

"Baiklah".

1
Isra
ini lagi proses
aLink sword
kok udah gak ada lanjutan nya
filzah
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Isra: saya juga
total 1 replies
Vivi imut i love you
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Isra: terimakasih atas atensinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!