Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 04. Dia Yang Menolong Ariel
Jantung wanita itu berdegup tidak karuan, meyakini tamat sudah cerita hidupnya malam ini saat sosok yang sudah pasti buas itu mulai mengendus kearahnya bersembunyi.
Dalam situasi terdesak hanya doa yang bisa siapapun lakukan.
Raungan itu semakin jelas, dan Ariel kembali membayangkan, selain badannya yang besar, cakar serta taring binatang itu pasti sangat tajam. Wanita ini memeluk tubuhnya yang mungil, mungkin badan ini hanya dihabiskan dalam sekali lahap saja.
Perlahan-lahan dengan mengendap-endap nyaris tidak menimbulkan suara apapun, Ariel bergeser ke posisi lainya berniat mengecoh pemangsa yang sedang mengintai badannya yang kecil.
BUG!
Sial...suara apa itu, kenapa harus hadir di situasi yang tidak tepat...
Ariel panik, ada sesuatu yang jatuh dari atas pohon. Mungkin itu buah-buahan yang sudah busuk.
Tidak peduli apapun itu, yang jelas benda yang jatuh seolah memberi petunjuk di mana hidangannya berada pada pemangsa buas....
Lari... hanya kata ini yang ada di kepala Ariel untuk menyelamatkan dirinya, tapi.... Bagaimana dia bisa lari dengan kondisi kaki seperti itu?
Pasrah saja Ariel, sekalipun kamu menjadi mangsa tubuhmu tidak akan tersisa.... 'sungguh, itu sangat mengerikan',
Ariel masih ingin hidup, banyak hal yang harus dia lakukan termasuk membahagiakan keluarganya saat ini.
Saat semakin terdesak dan hewan buas yang memiliki bulu loreng itu semakin mendekat. Tangan besar merengkuh pinggang Ariel dan membawanya bersembunyi. Terkejut! Sudah pasti terkejut, alih-alih tubuh siap diterkam hewan justru tangan manusia yang menariknya. Dia hampir berteriak karena kaget tapi orang yang merangkul pinggangnya memberi isyarat untuk diam dengan menempelkan telunjuk bibirnya.
Ariel mendongak dengan memutar sedikit kepalanya ke arah belakang, guna melihat siapa orang yang menolongnya.
Dia... laki-laki itu...
Ya...itu laki-laki Hutan yang Ariel temui di belakang Kastil. Cukup lega ada yang menolongnya, meskipun belum tentu mereka selamat atau mungkin mereka akan mati bersama dan hewan itu akan kenyang mendapatkan dua mangsa sekaligus dalam semalam.
Insting hewan pemburu memang sangat tajam. Seperti apapun Ariel dan lelaki Hutan itu bersembunyi pemangsa akan mampu mengendusnya dengan sangat mudah. Laki-laki itu melepaskan rangkulannya dari pinggang Ariel menarik wanita itu untuk bersembunyi di tempat yang aman, sedangkan dia maju beberapa langkah.
Dalam cahaya sinar rembulan, Ariel melihat punggung tegap laki-laki berbadan tinggi itu. Di punggungnya ada busur beserta anak panah. Ariel terperangah saat melihat gerakan terlatih laki-laki itu, ketika menarik busur dan membidik mangsanya dari kejauhan.
Beberapa saat...
seeetttt..... panah meleset secepat kilat disusul dengan raung kesakitan yang menggema memenuhi seisi hutan.
Hanya dengan sekali panah di malam hari laki-laki itu sukses menumbangkan pemangsa, jelas ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan orang sembarangan... tidak mungkin dia laki-laki Hutan biasa yang tidak pernah berbaur dengan manusia luar diperkuat dengan busur panah yang jelas-jelas itu bukan benda asal-asalan.
Ariel menghela nafas lega, saat ini mungkin sudah dipastikan dia aman. Laki-laki itu berjalan kearahnya, menatap wajah Ariel lekat lalu turun kebawah dan tertuju pada kakinya yang dibalut perban.
Ariel ikut mendekat dan beratnya, "Apa hewan itu mati?"
Laki-laki yang memang tidak mau mengeluarkan suaranya hanya menggeleng.
"Tidak! Jika tidak mati, pasti hewan itu akan kembali menyerang kita, kan?"
untuk yang kedua kalinya laki-laki itu menjawab pertanyaan Ariel dengan menggelengkan kepala.
Apa dia benar-benar bisu? Sulit sekali hanya untuk mengucapkan kata, iya atau tidak!
Laki-laki itu mengulurkan tangannya, telapak tangan laki-laki itu dilindungi sarung tangan berwarna hitam. Semakin sulit untuk mengenalinya jika seperti ini. Ariel kembali maju dengan langkah tertatih, menyadari kaki wanita itu cedera, si laki-laki Hutan mengambil inisiatif. Saat tangan Ariel ingin meraih uluran tangannya, laki-laki Hutan menunduk mengangkat kedua kaki Ariel. Dia... menggendong wanita itu.
Ariel yang terkejut tapi tidak bisa memberontak, ini meringankannya untuk segera sampai di Kastil. Langkah kaki laki-laki itu berayun menelusuri hutan tanpa ada kesulitan yang berarti, bahkan beban yang ada ditangannya serasa ringan seperti kapas.
Dada Ariel berdegup kencang, dia meremas bajunya, *Ya Tuhan.... kenapa ini? Kenapa aku berdebar seperti ini*.
Selain pacuan jantungnya lebih cepat, Ariel pun merasa nyaman berada didekatkan laki-laki itu. Dia baru beberapa kali bertemu dengan laki-laki itu, tapi rasa nyaman ini mengalahkan saat dia bertemu dengan orang yang sudah sangat ia kenali sepanjang hidupnya.
"Siapa namamu?" tanya Ariel.
Alih-alih menjawab, laki-laki itu justru berjalan lebih cepat.
"Baiklah tidak apa jika kamu masih belum bersedia memberitahu namamu, tapi aku mengucapkan, banyak terima kasih, kamu sudah menyelamatkanku malam ini."
Masih enggan menjawab, laki-laki itu terus berjalan hingga membawanya sampai didepan gerbang Kastil.
"Apa kita sudah sampai? Kenapa cepat sekali?" tanya Ariel tapi lagi-lagi tidak ada jawaban, laki-laki itu menurunkannya dengan pelan. Ariel kembali dibuat terkejut saat laki-laki itu berjongkok melihat cedera di kakinya.
"Kakiku terkilir saat aku sedang....!" Ariel menghentikan ucapannya, tidak ada yang boleh tahu apa yang terjadi dengannya siang tadi, termasuk lelaki Hutan ini.
Laki-laki itu terlihat menunggu Ariel melanjutkan ucapannya tapi wanita itu mundur, "Sekali lagi terima kasih, aku harus segera kembali sebelum laki-laki pemarah itu mengamuk dan akan mengguncang seisi kasti."
......
"Astaga....nona...apa yang terjadi padamu?" Imel yang berjam-jam sudah menunggu kepulangan Ariel, berlari cepat saat nona nya membuka pintu gerbang.
"Maafkan aku terlambat pulang."
"Yang terpenting anda pulang dengan selamat, Anda pulang bersama siapa?"
Tidak mungkin Ariel mengatakan yang sebenarnya hingga wanita ini pun memilih untuk berbohong, "Sendiri."
"Astaga nona... itu sangat berbahaya Kenapa Anda tidak menghubungi saya, saya bisa meminta Arthur untuk menjemput."
"Maafkan aku, tapi ponselku hilang."
Imel tertuju pada kaki Ariel, "Apa Anda terluka?"
Bibi Imel terlalu berlebihan dalam mengkhawatirkanku dia sama seperti mama Ayunda, aku jadi merasa bersalah padanya. Maafkan aku bi, aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya biar ini tetap menjadi rahasiaku.
"Aku terkilir saat menemani Yummy bermain."
"Kalau begitu masuklah, saya akan mengobati Anda."
....
"Bi!"
"Ya, nona?"
"Apa tuan Alfred sudah kembali?"
"Tuan muda Alfred sudah kembali sejak sore tadi, dan beliau pun menanyakan Anda."
Dia menanyakan ku apa mencari ku untuk dihukum?
"Sekarang dia ada di mana?"
Belum sempat Imel menjawab, Arthur datang menghampiri dua wanita yang sedang duduk di meja makan itu, "Nona, Anda masih ingat pulang juga."
Ucapan Arthur begitu menusuk.
"Arthur, nona Ariel sedang ada kepentingan bersama keluarganya, yang penting nona Ariel pulang dengan selamat," timpal Imel.
Arthur menggeleng lalu kembali pada Ariel, "Nona, jika Anda sudah menghabiskan makanannya. Pergilah ke kamar tuan muda, dia sedang menunggu Anda. Sebaiknya berikan alasan yang masuk akal untuk menghindari terjadinya sesuatu yang buruk."
sehat selalu untuk mu kak author💪💪