"kamu pembawa sial tidak pantas menikah dengan anakku" ucap Romlah
"aku sudah mempersiapkan pernikahan ini selama 5 tahun, Bagaimana dengan kluargaku" jawab Ratih
"tenang saja Ratih aku sudah mempersiapkan jodohmu" ucap Narti
dan kemudian munculah seorang pria berambut gondrong seperti orang gila
"diakan orang gila yang suka aku kasih makan, masa aku harus menikah dengan dia" jawab Ratih kesal
dan tanpa Ratih tahu kalau Rojali adalah pendekar no 1 di gunung Galunggung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RR 35
Harun dan Bustomi mendatangi sebuah markas mafia bawah tanah. Sebenarnya mereka tak pantas menginjakkan kaki di tempat itu. Namun berkat koneksi Bustomi—dan tentu saja uang dalam jumlah besar—mereka akhirnya diterima. Tak lama, seorang pria bertubuh besar muncul. Dialah salah satu mafia paling ditakuti, yang namanya jarang disebut, tapi selalu diburu..
Seorang lelaki bertubuh kekar, berusia sekitar 30-an, sedang bertarung melawan sepuluh orang anak buahnya. Tubuhnya bergerak lincah, setiap pukulannya menghantam tepat sasaran. Meski dikeroyok, wajahnya tetap tenang, seolah pertarungan itu hanyalah pemanasan. Sorot matanya tajam, memperlihatkan bahwa ia bukan orang sembarangan..
Sayangnya, dalam waktu kurang dari sepuluh menit, semua lawannya tumbang. Beberapa terkapar kesakitan, dan sebagian bahkan tak sadarkan diri. Arena yang semula riuh kini hening, hanya menyisakan napas berat dan tubuh-tubuh yang bergelimpangan.
“Kalian memang tidak bisa diajak bersenang-senang,” ucapnya dengan nada kesal.
Tak lama kemudian, seorang anak buah mendekati Jack dengan langkah cepat. Wajahnya tampak tenang padahal dia salah seorang pembunuh berdarah dingin andalan jack.
“Tuan Jack, ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda,” ucap anak buah itu hati-hati, suaranya pelan namun penuh tekanan.
“Oke, bawa dia masuk ke ruanganku,” jawab Jack singkat dengan nada tenang namun penuh wibawa.
Jack melangkah masuk ke sebuah ruangan di dalam rumah mewah bergaya tradisional. Nuansa kayu jati, ukiran klasik, dan aroma dupa memenuhi udara. Meski bergaya kuno, ruangan itu memancarkan wibawa dan kekuatan. Setiap sudutnya tertata rapi, mencerminkan karakter pemiliknya yang tegas dan berkelas.
Bustomi dan Harun tampak duduk dengan sikap hormat, punggung tegak dan tangan terlipat di pangkuan. Wajah mereka serius, mencerminkan ketegangan dan rasa segan yang mendalam.
“Ada urusan apa kalian datang ke sini?” tanya Jack dengan nada datar, tatapannya tajam menelisik wajah mereka.
“Saya ingin menawarkan sebuah bisnis untuk Anda, Tuan,” ucap Bustomi dengan sopan, suaranya tenang namun penuh perhitungan.
“Apa yang sebenarnya kalian tawarkan padaku?” tanya Jack, suaranya datar namun penuh tekanan, menatap tajam ke arah mereka.
“Uang satu miliar,” ucap Bustomi tenang. Nilai kontrak dengan keluarga Handoko mencapai ratusan miliar—mengeluarkan satu miliar sebagai jalan pembuka bukan masalah besar. Bagi mereka, itu hanyalah langkah kecil untuk mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar dan berpengaruh dalam permainan kekuasaan.
“Kurang. Selain uang, harus ada wanita juga,” ucap Jack dengan pongah, bibirnya menyeringai penuh kesombongan.
“Ah, itu mudah, Tuan. Nanti saya carikan wanita tercantik untuk Anda,” ucap Bustomi dengan senyum licik dan nada meyakinkan.
“Oke, mana datanya?” tanya Bustomi, suaranya singkat dan tegas, menatap langsung tanpa basa-basi.
"Itu dia, saya hanya tahu namanya saja, sedangkan untuk foto dan video sudah tidak ada. Dia orang yang berbahaya, bahkan bisa menendang mobil sampai penyok," jelas Harun yang sedari tadi diam.
"Brak!" Jack menggebrak meja dengan penuh emosi.
"Kalau kamu memuji lawan, silakan pergi dari sini," ucap Jack tajam. Ekspresinya penuh amarah, sorot matanya menusuk, menunjukkan ketidaksenangan yang jelas. Memuju musuh didepan jack adalah sebuah ketidakpantasan, seolah merendahkan jack tidak akan mampu mengatasinya.
Suasana mendadak hening, tak seorang pun berani bersuara. Bustomi menahan emosi, dalam hati rasanya ingin menembak kepala adiknya sendiri, Harun. Ia benar-benar heran bagaimana Harun bisa mengucapkan hal sebodoh itu di saat genting seperti ini.
"Baik, karena ini yang pertama kali, aku maafkan," ucap Jack. "Sekarang, sebutkan siapa nama targetnya." Suaranya tenang, tapi ada tekanan yang membuat siapa pun tak berani main-main dengannya.
"Namanya Rojali," ucap Bustomi.
"Terus wanitanya siapa? Apa ada datanya? Kalau dia diculik, kemungkinan besar Rojali ada bersama wanita itu, bukan?" sahut Jack sambil menyalakan cerutunya, tatapannya tajam, penuh perhitungan dan kecurigaan.
Bustomi lalu menyerahkan sebuah foto ke Jack, gerakannya pelan namun tegas, seolah menandakan bahwa apa yang ada dalam foto itu sangat penting untuk langkah selanjutnya.
Mata Jack terbelalak, niat jahat langsung muncul di kepalanya. Ia memang tak terlalu peduli pada harta, tapi jika sudah menyangkut urusan wanita, gairahnya langsung menyala. Antusiasmenya terlihat jelas, tatapannya berubah liar dan penuh rencana licik.
"Hahaha... luar biasa. Bagaimana kalau dia aku jadikan istriku, apakah kalian sepakat?" ucap Jack dengan senyum penuh ambisi, sorot matanya tajam, seolah sudah menyusun rencana besar yang tak bisa dibantah.
"Tidak bisa, Tuan. Wanita itu sudah dijodohkan dengan Tuan Renaldi Handoko," ucap Bustomi. Ternyata lelaki ini serakah juga—sudah mendapatkan uang, kini Ratih pun ikut diincarnya.
"Alah, anak bodoh itu kenapa kalian takuti? Asal kalian tahu, Renaldi itu cuma sampah tak berguna. Kalau Ronald Handoko, baru kalian harus hormat—dia setara denganku. Tapi Renaldi? Dia itu cuma pecundang," ucap Jack dengan nada meremehkan.
“Kalian tahu, soal harta aku tinggal mengguncang kekuatanku, maka semua yang kuinginkan pasti kudapat. Tapi aku tak tertarik pada harta. Aku lebih menyukai kekuatan dan wanita. Dan wanita ini, aku sangat menyukainya. Jika kalian bisa menyerahkannya, bayangkan manfaatnya—kalian bisa memakai nama besarku untuk memperluas jaringan bisnis kalian. Soal Renaldi, biar aku yang atasi. Ronald dan aku punya bisnis bersama,” ucap Jack.
Bustomi dan Harun saling melirik, wajah mereka diliputi kebingungan, tak tahu harus mengambil keputusan apa dalam situasi yang penuh tekanan dan risiko besar itu..
"Hanya sedikit orang yang mampu membuat kekacauan sedahsyat itu. Aku menduga dia mendapat dukungan dari pendekar tangguh, dan di wilayah ini, hanya aku yang tercatat sebagai pendekar teratas," ucap Jack dengan nada penuh keyakinan dan kesombongan yang tak bisa disembunyikan.
"Ok, Tuan, saya setuju, tapi Anda harus terus mendukung saya," ucap Bustomi.
"Deal," jawab Jack singkat, namun penuh makna dan kesepakatan gelap di baliknya.
Bagi Bustomi, keuntungan adalah segalanya. Mendapat dukungan dari mafia Kelelawar Hitam jelas sangat menguntungkan. Dengan kekuatan mereka, jaringan bisnis bisa terbentuk lebih cepat dan meluas. Soal kemarahan Renaldi, itu urusan nanti—yang penting saat ini adalah membangun kekuasaan dan mengamankan posisinya.
..
..
Sementara itu, Rojali terus memantau kondisi Ratih yang masih belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan. Wajahnya penuh kekhawatiran, tapi ia tetap setia menjaga di sisinya.
"Sayang sekali aku sudah diusir. Andai saja masih bisa memakai nama keluarga Kusumo, aku pasti bisa bantu biaya pengobatan Ratih ke luar negeri," ucap Yohana dengan nada getir.
"Tenang saja, aku hanya butuh sedikit waktu," jawab Rojali dengan tenang, namun sorot matanya menunjukkan tekad kuat untuk menyelesaikan semuanya demi Ratih.
"Yohana, nyawamu juga dalam bahaya. Aku akan datangkan seseorang untuk menjagamu," ucap Rojali serius, memastikan semua orang terdekatnya tetap aman di tengah situasi yang mengancam.
"Ah, kamu perhatian sekali sama aku. Tapi awas, jangan sampai kamu berpikir aku mau jadi istri keduamu ya," ucap Yohana sambil tertawa, meski dalam hati ia mulai mengagumi Rojali.
"Sudahlah, aku ini lelaki setia. Kamu sudah dianggap kakak oleh istriku, jadi aku punya tanggung jawab untuk melindungimu," jawab Rojali dengan tenang namun penuh ketegasan.
"Sekarang aku pinjam ponselmu," ucap Rojali.
Tanpa banyak bicara, Yohana langsung menyerahkannya, menyadari bahwa Rojali sedang dalam situasi serius yang tak bisa ditunda.
makin seru ceritanya thor
rajin" lah up thor jgn cuma satu