Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik, tapi juga game ini memberikan akses kesempatan bagi para player untuk bermain secara realtime!
Soul-verse Beast, game yg berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali, mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz, mendapatkan keberuntungan itu!
Perjalanan dimulai apa saja yang akan mereka lakukan disana? Dan, apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? Ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asylum Hollow
...----------------...
...----------------...
...Mentari pagi menyinari jendela kamar penginapan. Udara sejuk bertiup masuk, membawa aroma daun basah dari embun sisa malam....
Wazeng perlahan bangun, duduk terdiam di ujung kasur, matanya menatap ke luar jendela yg memancarkan sinar matahari pagi, tidak ada kabut. Hanya pagi hari yg biasa.
"Beneran hilang ya kabutnya kalau pagi." gumam Wazeng, ia melihat ke arah kasur Vogaz dan ternyata sudah kosong.
"ehem..." Vogaz bersandar di dinding ambang pintu, menyilangkan tangan di dada. ia mengangkat kening beberapa kali dan menepuk nepuk lantai dengan kakinya; seperti memberi kode. Wazeng menghela napas panjang seperti mengerti, ia hanya diam lalu berdiri dan bersiap.
"Bangunkan mereka." ujar Wazeng sebelum masuk ke kamar mandi.
...[Kamar 1-A]...
Matahari dari jendela menembus masuk, menyinari kamar itu, namun Eimi masih terbungkus selimut di kasur Hazuki— sementara Hazuki telah bangun, kini sedang berada di kamar mandi.
"Eimi, Hazuki... Bangun." Suara Vogaz terdengar dari luar, di iringi dengan ketukan pintu.
Eimi menggeliat pelan "mmmhhhh... 5 jam lagi."
Hazuki keluar dari kamar mandi— sudah dengan armornya, ia membukakan pintu "Tuh kamu bangunin... Aku udah coba." kata Hazuki sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk
"Kalau kita gak bisa, berarti kita nunggu Wazeng aja..." ucap Vogaz datar, sambil berjalan masuk— melihat kasur samping jendela teratur rapi "Rajin juga ya kamu... Langsung beresin tempat tidur." Vogaz tersenyum tipis.
Hazuki mendekat "Beresin tempat tidur? Gak, itu karna Eimi maunya tidur bareng, dia takut sama kabut semalem katanya."
Vogaz hanya diam, berjalan membuka jendela membiarkan angin sejuk masuk dan duduk dia di ambangnya.
Eimi menggeliat pelan lalu duduk dengan mata berat dan rambut berantakan "mmhhh pagi." matanya menatap Hazuki lalu Vogaz di jendela. Ia kemudian bangkit dan menuju kamar mandi.
"Bangun sendiri dia." gumam Vogaz.
Hazuki hanya tertawa pelan, menggeleng.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Setelah beberapa saat, mereka turun— menuju teras. Pintu depan Atloaf terbuka, dan cahaya pagi langsung menyambut keempat petualang yg bersiap melakukan pencarian. Atap atap rumah memantulkan sinar matahari lembut, jalanan batu basah sisa embun berkilau, dan suara NPC serta player yg berlalu lalang mulai terdengar.
Wazeng, Vogaz Hazuki duduk di meja panjang sederhana, ditemani dengan roti panggang dan teh herbal.
Eimi melangkah keluar teras, membentangkan tangannya lebar membiarkan cahaya pagi melahapnya "Benar seperti yang dikatakan NPC tua semalam, kabut Atveil hanya datang di sore hingga malam."
Hazuki mengambil napas panjang "Rasanya... seperti kota yang berbeda." lalu dia mengambil roti, nyam nyam
Wazeng hanya diam, tatapannya lurus ke jalan utama sambil menyeruput secangkir teh.
"Jadi, dungeon mana yg akan kita kunjungi pertama?" tanya Vogaz sambil memakan roti, nyam nyam
Wazeng membuka peta tab hologram— matanya memindai seluruh peta area Atveil lalu berhenti pada tanda emas yg paling dekat dengan kota "Kita pergi ke tanda emas terdekat dari kota,... Dari arah gerbang selatan kita hanya perlu lurus, mengikuti jalur dan lokasinya berada di hutan, dalam goa."
Vogaz dan Hazuki hanya mengangguk dari seberang meja sambil memakan roti.
Eimi yg mendengar itu langsung mendekat, duduk di samping Wazeng lalu mengambil roti di meja "Kira kira, berapa lama perjalanannya..." nyam nyam
"Untuk waktu pastinya aku tak tau..." ia berhenti sejenak utk makan roti "...tapi yg pasti tidak akan selama perjalanan kita dari Vitalis sampai ke Atveil."
Beberapa saat kemudian, mereka selesai menyantap hidangan pagi, dan menuju gerbang selatan...
...----------------...
Di tengah gerbang selatan, cahaya pagi menyinari ke empat petualang yg bersiap utk melanjutkan pencarian menuju dungeon pertama.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Perjalanan mereka terus berlanjut, sampai tiba di lokasi— Sebuah goa luas dengan gerbang dungeon yg berada di ujung goa. Tanpa berkata, Vogaz langsung melangkah maju, menempelkan tangannya dan memeriksa bagian dalam dungeon menggunakan bayangannya...
Vogaz terkejut sedikit, ia kemudian menarik bayangannya dan berbalik— menatap mereka.
"Ada..." ucap Vogaz dengan yakin. Eimi, Hazuki dan Wazeng langsung bersemangat.
"namun..." lanjut Vogaz dengan serius— semua langsung menoleh padanya, berpikir pasti ada sesuatu yg lain, mereka hanya diam menunggu Vogaz melanjukan kalimatnya.
"Namun... Tidak hanya satu.. tapi ada dua," semua tercengang, merasa sedikit merinding, namun Vogaz tetap melanjutkan informasi yg ia liat "...dan bukan pada gerbang, tapi pada bagian atas gerbang... ada ukiran utuh dua ular melilit sebuah pedang panjang dan sebuah katana... Masing masing melilit satu... Dan, di sampingnya..."
Vogaz berhenti sejenak, menatap mereka satu persatu "... Sampingnya kosong, seperti pernah ada sesuatu disana."
Wazeng sedikit merinding namun matanya menunjukkan semangat, ia mendekat menyentuh gerbang dungeon itu dengan lembut menggunakan ujung jari— ada senyum tipis di ujung bibirnya "Seperti pernah ada sesuatu disana?" dia mengulanginya dengan pelan.
Hazuki sedikit merinding "...i-itu...berarti tim lain pernah datang ke sini!" angin lembut bertiup membuat bulu kuduk merinding utk sesaat.
Wazeng menoleh sedikit, mata birunya mulai menyala, ekspresinya serius "Ya, mereka..." napasnya menjadi cepat, merasa ditantang "Kuro no Tsume!" ucap Wazeng dengan tegas. Suaranya menggema pelan dalam goa itu.
Eimi hanya mengangguk, ekpresinya sedikit takut tapi dia tahu, dia harus kuat— tangannya menggenggam tongkatnya erat erat.
Semua menatap Wazeng dan mengangguk setuju— Wazeng pun mendorong gerbang itu, debu tipis jatuh dari atas, hawa dingin berhembus keluar— menggoyangkan pakaian mereka keras. Suasana dalam dungeon gelap dan sangat senyap, hanya tetesan air yg terdengar.
Di ujung lorong adalah gerbang boss, di atasnya pada sisi kiri terdapat ukiran ular bertaring yg melilit pedang panjang berkristal dan sisi kanannya ada pula ukiran ular yg melilit Katana panjang... Sisi kanan katana kosong, seperti kata Vogaz.
Melangkah masuk, tab hologram langsung menyala otomatis menunjukkan nama dan informasi dungeon— semua menunduk melihat tab hologram. "Asylum Hollow, Level 80." ucap Wazeng pelan, mereka hanya saling mengangguk dan melanjutkan.
Mereka terus melangkah menuju gerbang boss yg sebenarnya, hanya suara gema langkah dan tetesan air yang terdengar. Mereka tiba tepat di depan gerbang batu— saling menatap sesaat dan mereka mendorong pintu bersama, sesaat setelah menyentuh gerbang, mata dari dua ular yg melilit pedang dan katana menyala merah dan ungu, seperti menyambut kedatangan mereka...
Pintu terbuka lebar namun tak ada angin yg menerjang, hanya kesunyian. Satu persatu mereka melangkah masuk melihat sekeliling... Ruangan yg begitu luas seperti aula kerajaan kuno, dengan banyak obor tertancap pada tembok tembok. Langit langitnya sangat tinggi hingga tertutupi oleh kabut tipis— dua pilar menjulang tinggi menembus kabut tipis. Terdapat juga pilar roboh yg hanya menyisakan permukaannya saja— bekas pertarungan pertama.
Dari balik kabut tipis dua ular itu turun perlahan melalui pilar masing masing mendarat di tanah, menunjukkan wujud raksasa dan mencekamnya, debu tipis mengusi ruangan— di sisi kiri ular bermata merah dengan lapisan magma pada sisiknya, dan di sisi kanan ular yg bermata ungu bersisik gelap dengan berbagai luka goresan.— Pintu dungeon langsung tertutup setelah boss menunjukkan wujudnya
...----------------...
Semua terdiam, mata mereka terbuka lebar, sedikit gentar dan merinding— namun Wazeng mengabaikan itu, matanya tertuju pada satu titik, yaitu nama dan informasi boss di atas kepala mereka "Chattrex serpent dan Nox serpent," kata Wazeng pelan, semua langsung menatap Wazeng.
Senyum liar terlihat di bibirnya "...tapi HP-nya hanya 5 phase!" lanjutnya dengan suara tegas— Cincin Frosgon mulai bersinar.
...[Tab Hologram]...
...Chattrex serpent: 5 Phase HP...
...Nox Serpent: 5 Phase HP...
...----------------...
...----------------...
"Dunianya (sera) terhenti......"
Gimana tuu kak, kalo emang gitu sorry udah kasih kritik hehe
Gak harus, ini bukan CS (chat story).🙏🙏
Sehat selalu, selamat berkarya.😊