Sebelum baca sebaiknya baca novel aku yang berjudul, Love You Kak Kenan. soalnya cerita ini ada kaitannya dengan cerita tersebut.
🕊️🕊️🕊️
Kevano Aiden Alaska, adalah seorang pemuda yang kejam dan apa yang ia inginkan harus di turuti. Ia mencintai seorang gadis yang bernama Vania Keyla Clarissta.
Vania adalah seorang gadis yang sangat baik, akibat kebaikannya orang di sekitanya memanfaatkannya dan selalu menjadi bahan bullying di sekolahnya. Ia sangat takut kepada Aiden dan membenci sosok Aiden.
Raiden Azra Alaska, Raiden merupakan adik dari Aiden dan sifatnya berbanding terbalik dengan Aiden, Raiden sangat ceria dan ramah, ia juga mencintai Vania tetapi dalam diam dan tidak berani mengungkapkan perasaannya.
kalau kalian suka, baca langsung ajalah.
ig: fj_kk17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriishn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 35
HAPPY HAPPY AJAAA ~
plak
Plak
Tamparan itu diarahkan oleh Rafael kepada Vania, "jaga ucapan Lo b*tch!"
"Kenapa marah? Kamu itu bukan anaknya jangan merasa penting!" Kesal Vania.
Plak
Lagi dan lagi pipi Vania menjadi samsak kedua laki-laki itu.
"Ayo tampar lagi sekalian bunuh aku! Asal ibu kalian lepaskan!" Ucap Vania.
"Kalau kamu ayah bunuh, harta ayah ikut musnah sayang! Gimana kalau ibu kamu aja yang kita bunuh hmm? Itu akan jauh lebih bagus!"
"J-angan hiks ku mohon yah!"
"Why? Kalau ibu kamu tiada, itu artinya kamu akan tinggal bersama ayah nak, apa kamu tidak merindukan ayah mu ini hm?" Tanya Jacksen mengelus pipi Vania.
Emma tersadar setalah mendengar suara keras yang menganggu gendang telinganya.
"Bu?" Panggil Vania menyadari ibunya yang sudah sadar.
Emma menetralkan penglihatannya dan menatap terkejut kepada Vania.
"Ohh sudah sadar ternyata, sebutkan kata-kata terakhir sebelum anda bertemu dengan sang pencipta." Ucap Jacksen mengarahkan senjata api ke kepala Emma.
Vania terkejut mendengarnya, "j-angan sakit ibu hiks yah Vania mohon, bunuh Vania saja."
DOR...
"Ehh kelepasan."
Seketika hati dan badan Vania lemas melihat peluru menembus kepala ibunya, "i-bu? Hiks" Vania tidak sanggup untuk berkata apa-apa, begitu sakit rasanya melihat sosok yang kita sayangi di bunuh di depan kita langsung.
DOR...
DOR...
Dua peluru lagi kembali di arahnya kepada kepala Emma.
"LEPASIN AKU... AYAH HIKS AYAH JAHAT VANIA BENCI PUNYA AYAH BAJINGAN SEPERTI AYAH! HIKS LEPASIN AKU."
"Iya emang ayah sebajigan itu sayang, kenapa kamu baru tau? Hahaha ayah sangat senang melihat penderitaan kalian! Ini yang ayah mau selama ini." Tawa Jacksen mengema di dalam ruangan itu.
"Ibu... Ibuu bangun hiks."
"IBUU JANGAN TINGGALIN VANIA BUU..." Teriak Vania tersadar dari tidurnya.
Vania mengatur nafasnya yang tak beraturan, tubuhnya sudah di penuhi dengan keringat, "cuman mimpi?"
Emma dengan buru-buru datang kedalam kamar Vania. "Ada apa nak? Kenapa kamu teriak?" Tanya Emma panik mendengarkan teriakan Vania.
Vania dengan cepat memeluk tubuh Emma dan menangis, "ibu hiks j-angan tinggalin Vania ya hiks Vania sayang ibu."
"Shut... Ibu gak mungkin tinggalin kamu sayang!" Ucap Emma mengelus punggung Vania dengan penuh kekhawatiran.
"Vania mimpi ibu hiks di bunuh sama ayah Bu... Vania benci sama ayah, Vania takut sama ayah Vania benci sama semua orang kecuali ibu dan kakek, nenek."
Emma berusaha menenangkan Vania, "semuanya baik-baik aja nak! Ibu tau seberapa sedih dan kecewanya Vania."
"Ibu jangan pergi kemana-mana! Vania takut Bu..."
"Ibu tak akan kemana-mana sayang tenangin diri kamu ya." Ucap Emma mengecup kening Vania yang masih berkeringat.
Vania menarik nafasnya panjang dan membuangnya dengan perlahan, gerakan itu ia lakukan berulang-ulang hingga ia merasa lebih tenang.
🕊️🕊️🕊️
Di kediaman Kenan, keluarga itu sedang berkumpul di ruang keluarga dengan televisi yang menyala.
"Rai menyerah yah!" Ucap Raiden tiba-tiba membuat ketegangan ditengah-tengah acara mereka (acara nonton tv maksudnya)
"Menyerah bagaimana?" Tanya Kenan binggung.
"Sampai saat ini Raiden gak bisa lupain Vania!"
"Ai juga sama yah, ai sama-sama gak bisa lupa sama Vania." Sahut Aiden ikut memberikan pendapatnya.
Kenan memijit pelipisnya pusing, "lalu kalian siap untuk jauh dari ayah dan bunda?" Tanya Kenan.
"Ai gak bisa yah, Aiden belum bisa hidup mandiri."
"Tapi tidak ada pilihan lain! Kalian harus pindah, dan ayah sangat berharap kalian bisa melupakan Vania."
"Kalau memang itu jalan yang paling baik untuk kami berdua, Raiden siap!"
"Aiden pun siap." Ujar Aiden dengan ragu-ragu.
"Baiklah kalau begitu, ayah akan urus semua berkas pindah kalian dan Minggu depan kalian harus pergi, ingat jangan sampai Vania tau! Biar ayah dan bunda yang memberitahunya kepada Vania."
Keduanya mengangguk mengerti perkataan ayahnya.
🕊️🕊️🕊️
Ini dikit dulu yaa, hari Minggu aku usahakan sedikit banyak, tapi sebenarnya aku masih harus belajar dan memikirkan TKA, UN dan SNBT kelas 12 nantii, maka dari itu mohon maaf ya teman-teman kalau semisalnya aku sedikit lama atau gak update gitu. Maklumi aku yang masih sekolah iniiii dan kalau cerita ini udah tamat aku bakal hiatuss... Mungkin? Ragu juga hehehe.
Oke cuman segitu aja dulu jangan lupa likenyaa dongg heheh, okee beybeyyyy man teman.
,, aku tunggu lanjutannya...
,, btw itu kevin kenapa? suka ya...
,, Aiden pingin aku lempar ke genteng nih, hih