Follow Instagram aku ya : @authoranakkost
Luna Maria, seorang gadis muda yang sudah mengalami kerasnya hidup. Diperlakuan seperti seorang pembantu oleh bibinya merupakan hal yang biasa bagi Luna.
Sampai pada suatu ketika, takdir mempertemukan Luna dengan Winston, seorang pria arogan dan possesive. Dan pada akhirnya Luna menjadi simpanan Winston.
Awalnya semua terlihat baik-baik saja, karena Winston memang tertarik pada Luna. Sampai saat satu persatu rahasia rumit dan masa lalu yang menghubungkan mereka berdua terkuak, menguji hubungan mereka.
Dendam, rasa benci, cinta segitiga dan persahabatan akan mewarnai cerita rumit antara Luna dan Winston, akankah mereka tetap bersama setelah rahasia kelam itu terkuak?
Jika penasaran, ikuti terus ya ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nostalgia
Di rumah paman Luna.
"Kak Neon, aku rindu padamu, kapan kaka pulang? kenapa tidak mengabari ku?"
Luna berlari ke arah Neon dan langsung memeluknya.
Luna memang sudah menganggap Neon sebagai saudara kandungnya sendiri, karena saat Luna menerima penyiksaan batin di rumah ini, hanya Neon lah yang membela dan mau menerima nya.
"Aduh, adikku yang sangat lucu dan cantik ini, kaka juga kangen padamu adikku. Maafkan kaka ya, karena kaka pergi, kau sampai mengalami hal mengerikan di rumah ini."
Neon merasa bersalah pada Luna, jika saja ia tidak belajar di luar negeri, maka pastilah ia bisa melindungi Luna dari ibu dan adiknya yang sangat busuk itu.
....
"Sudah lah kaka, aku sekarang baik-baik saja, tidak usah khawatir lagi padaku, aku sudah bisa menjaga diriku sendiri."
Luna meyakinkan Neon agar Neon tidak menyalahkan dirinya sendiri.
"Baiklah adikku yang sangat lucu, mari kita masuk, kita makan malam bersama."
Neon menarik tangan Luna masuk ke dalam rumah.
Sesaat setelah mereka sampai di meja makan, Nonik dan Hani langsung menunjukkan muka masam dan tidak senang.
"Untuk apa lagi kau kesini? tidak tahu malu!" Ketus Nonik saat Luna hendak duduk.
"Mah, kau jangan kekanak-kanakan, dia itu keponakanku. Jadi, sudah sewajarnya dia datang berkunjung ke rumah paman nya!"
Beni meninggikan Volume suaranya, dia sangat kecewa mendapati perlakuan istrinya pada Luna.
..
"Paman, sepertinya Luna sangat tidak disambut di rumah ini, kalau begitu Luna pergi dulu, permisi kak Neon."
Luna memutuskan pergi, untuk apa dia menerima penghinaan dari nenek sihir itu, tidak penting.
..
"Luna, ayo kita makan di luar saja, jika kau tidak diterima disini, untuk apa aku tetap tinggal disini."
Neon menyindir ibunya, Neon sangat tidak menyukai sikap ibunya itu.
"Apa maksudmu Neon, ini hari pertama kau sampai di rumah, dan kau mau makan di luar dengan wanita murahan itu!" Nonik membentak Neon.
..
"Ibu cukup! aku mengenal Luna dengan baik, aku tidak ingin makan di meja yang di isi dengan kebusukan! mari pergi Luna,"
ucap Neon sembari berjalan ke arah Luna.
..
"Baiklah kak Neon, mari kita pergi ke luar, aku juga tidak terlalu suka makan masakan yang ada di meja ini."
Luna merespon dengan sangat jujur, karena memang menunya tidak ada yang dia sukai.
Luna dan Neon pun berangkat bersama untuk makan di luar, karena mereka berdua benar-benar saling merindukan. Bagaimana tidak, Neon merupakan kaka laki-laki yang sudah melindungi Luna sedari kecil.
"Nonik, kau sungguh kekanak-kanakan, aku heran salah apa sih Luna padamu?"
Ucap Beni sembari meletakkan sendoknya dan langsung bergegas pergi, padahal acara makan malam belum lah selesai.
..
"Hani, bagaimana dengan rencana yang Ibu bilang? sudah kah kau lakukan?"
"Sudah Ibu, Ibu tenang saja, besok aku akan menjumpai Tuan Winston, aku yakin besok dia akan di campakkan."
"Haha, bagus nak, Ibu sudah sangat muak dengan kepura-puraan gadis murahan itu."
***
Di restoran.
Setelah kurang lebih tiga puluh menit berkendara, Luna dan Neon sampai di restoran tujuan mereka.
"Luna, kau masih ingat tidak, ini restoran kesukaan kita. Jika salah satu di antara kita ulang tahun, pasti kita makan malam dan merayakan nya disini."
Wajah Neon berbinar saat mengingat Kenangan di restoran itu, dia merasa seperti nostalgia.
"Haha, iya kak, sudah lama sekali kita tidak datang ke sini." Luna pun merasakan hal yang sama dengan Kakanya Neon.
***
Di klub malam.
"Nak Winston, kau pasti sudah tahu mengapa putriku disini, aku ingin mengikat perjanjian kita dengan pernikahan kalian berdua."
Lou menyatakan dengan spontan niatnya pada Winston.
"Haha, Tuan Lou, jangan terburu-buru, berikanlah aku dan putri mu waktu untuk saling mengenal, iya kan Rena?"
Winston memandang Rena dengan tatapan yang sangat seksi, membuat Rena salah tingkah dan hanya mengangguk.
"Hahaha, baiklah, baiklah, aku jadi teringat masa mudaku, kalian pergilah, akan kuberikan waktu untuk kalian bisa berduaan, dan saling mengenal."
Ucap Lou sambil menepuk pundak Winston, karena Lou merasa Winston telah menyetujui pernikahan ini dan sebentar lagi dia akan menjadi menantunya.
"Nona Rena, mari kita pergi dari sini, aku ingin mentraktirmu makanan enak di restoran kesukaanku." Winston mengulurkan tangannya pada Rena.
"Baiklah Winston, aku akan ikut kemana pun kau pergi." Tanpa menunggu lama Rena langsung menggandeng Winston dengan sangat erat, dia terlihat seperti tertempel di tubuh Winston.
"Huh, dasar wanita murahan." Benak Winston.