NovelToon NovelToon
Senyuman Kecil Untuk Maritsa

Senyuman Kecil Untuk Maritsa

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: zi_hafs

Maritsa tidak pernah menyangka jika nasibnya akan berubah menjadi janda..

Setelah kehilangan suaminya, Maritsa menemui beberapa rintangan dalam kehidupannya.
Bagaimana jika keluarga dari pihak mantan suami yang terus mengusik kehidupannya?

bahkan dia di ruduh merebut calon suami dari kakak iparnnya.

Mampukah Maritsa melewati semua itu?
Siapakah yang akan tetap bertahan disampingnya?

Yuk ikuti kisah Janda kuat yg satu ini..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zi_hafs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bekal Unik

Waktu berjalan begitu cepat...

Hari ini tepat Zyan berusia satu tahun. Dia tumbuh menjadi anak yang pandai dan tanggap. Murah senyum dan makin menggemaskan. Melangkah tertatih-tatih tapi tetap semangat belajar berjalan. Dia juga bisa mengucap beberapa kata sederhana meskipun belum jelas.

"MasyaAllah nak, kamu makin besar makin tampan. Berasa kayak lihat diriku sendiri. Kenapa kamu mirip banget sama bunda? Apa nya ya yang mirip Zafran?"

Maritsa memandang wajah anak semata wayangnya itu. Dia sampai terheran-heran. dari matanya hidungnya bibirnya, sampai cara senyum nya pun juga sama dengannya.

"Semoga kamu tumbuh menjadi anak yang sholeh dan siap melindungi bunda ya."

Zyan yang seolah paham apa yang diucap bundanya, dia tersenyum manis dan memeluk bunda nya.

Maritsa tertegun. Dia meleleh seketika. Dia benar-benar bahagia atas anugerah terindah dalam hidupnya.

"Nduk, kamu kenapa nangis?" Hawa datang dengan membawakan sarapan untuk Zyan.

"Aku hanya merasa sangat bahagia Bu Lek."

"Ya sudah, kamu cepetan siap-siap gih. nanti telat loh. Biar Zyan Bu Lek suapin dulu. Kayaknya dia udah lapar."

"Iya Bu Lek, aku pamit dulu ya." Maritsa mencium telapak tangan Hawa.

"Hai anak bunda yang tampan, Bunda kerja dulu ya. Zyan gak boleh nakal ya sama nenek." Maritsa memeluk, mencium dan bersalaman dengan Zyan.

"Nduk, bekal nya awas lupa!"

"Astaga iya Bu Lek, hampir aja ketinggalan. Makasih ya.. Oh ya Bu Lek, aku nanti mau pulang telat. Mau nyari kado buat Zyan. Aku berangkat, assalamualaikum."

"Waalaikum salam. Iya, hati-hati di jalan pokoknya. Jangan ngebut!"

Maritsa pun pergi dengan menenteng tas dan dua kotak bekalnya.

*

*

*

Di kantor..

"Selamat pagi Ajeng, seperti biasa saya nitip bekalnya Pak Bos."

"Eh Bu Maritsa tunggu sebentar. Pak Rendra sudah ada di dalam. Beliau berangkat pagi sekali."

"Oh ya? Tumben?"

"Iya Bu saya juga bingung, saya aja kalah cepet hehehhe. tadi sih pak bos pesen kalau Bu Maritsa datang, bekalnya harus di antar langsung ke beliau."

"Perasaanku kok jadi gak enak gini ya?" Maritsa membatin sambil mengelus dagu nya.

"Bu maritsa kok malah melamun? Silahkan masuk bu. Sudah di tunggu Bos besar heheheh."

"Ya sudah, saya masuk dulu ya Jeng."

*Tok Tok Tok..

"Selamat pagi Pak, saya mau mengantar bekal makan siang bapak."

"Pagi.. Kebetulan saya belum sarapan Bu, jadi bekal ini akan langsung saya makan."

"Baik pak, kalau begitu saya permisi." Maritsa hendak membalikkan badan. Tiba-tiba Rendra mencegahnya.

"Bu Maritsa tunggu sebentar!"

"Iya ada apa pak? Ada yang bisa saya bantu?"

Rendra membuka laci mejanya dan mengeluarkan kotak kecil. Dia memberikan kotak kecil itu ke Maritsa.

"Ini buat Anda. Saya sengaja membeli ini saat di Bali beberapa bulan lalu."

"Maaf, ini apa pak?"

"Itu oleh-oleh buat Bu Maritsa. dibukanya nanti saja. Maaf baru bisa memberikannya sekarang."

"Tapi pak.."

"Saya harap Bu Maritsa menerimanya dan tidak akan pernah menolaknya. Anggap saja itu rasa terimakasih saya kepada anda karena sudah menyiapkan bekal setiap hari."

"Terimakasih banyak pak, kalau begitu saya permisi."

Setelah kepergian Maritsa, Rendra tersenyum lebar. Awalnya dia ingin langsung memberikan oleh-oleh itu setelah pulang dari Bali, tapi di urungkan niatnya karena dia mendengar kabar dari Barri kalau Maritsa sedang ada hubungan dengan Rayyan. Tapi sekarang dia yakin kalau mereka berdua tidak ada hubungan apapun karena sampai saat ini, Maritsa dan Rayyan juga belum mengumumkan hubungan mereka. Masih lampu hijau bukan?

Perutnya sudah keroncongan, Rendra segera membuka kotak bekal itu. Dia melotot dengan apa yang dilihatnya.

"Hah apa ini? Hahahahah kenapa dia malah menghias nasi nya? Hahaha ini konyol sekali."

Rendra tertawa keras. Baginya ini sangat lucu. Nasi dengan hiasan mata hidung dan rambut yang terbuat dari beef yang di taburi wijen. tak lupa daun selada yang mempercantik tampilan nasi yang berbentuk wajah itu."

"Apa hari ini hari special?" Rendra bertanya-tanya. Tumben Maritsa memberikan bekal yang sangat menggemaskan. Rendra segera menyantapnya. Sungguh nikmat setiap bekal yang dibuatkan oleh anak buahn kesayangannya itu.

***

Maritsa mendaratkan bokongnya di kursi empuk. Dia segera membuka kotak kecil itu karena saking penasarannya. Setelah melihat isinya, matanya membola sempurna.

"MasyaAllah cantik sekali.."

Kalung. Ya isinya adalah kalung simple berwarna putih dengan liontin mutiara mungil ditengahnya.

"Orang ini kenapa sih suka banget ngasih perhiasan. Cincin yang dikasih dulu aja belum aku pakai. Lah ini dikasih lagi. kalung pula. Sepertinya mahal banget. kalau aku kembalikan nanti dia marah lagi. Huuft apa boleh buat. Aku akan menyimpannya."

Maritsa menyimpan kotak kecil itu di lacinya. Seperti biasa, dia segera berkencan dengan monitor dan keyboardnya. Dia selalu memakai kacamata antiradiasi demi kesehatan matanya. Banyak yang harus dikerjakan hari ini. Memeriksa semua laporan keuangan yang sudah dikerjakan anak buahnya.

Sesekali dia menggerakkan lengan dan melemaskan sendi-sendi nya. Tak lupa juga dia selalu menyempatkan untuk makan cemilan biar asinya lancar. Hingga waktu terasa begitu cepat..

*tok tok tok

"Halo cintaaa.. Makan siang bareng yuk. Aku bawain alpukat mentega kesukaanmu." Rayyan datang dengan menenteng box makanan dan 3 biji alpukat mentega yang super besar. Dia selalu saja membawakan buah favorit Maritsa.

"Waduh gede amat Ray. Makan separuh aja udah kenyang ini mah."

"Hehehe kemaren aku jalan-jalan ke supermarket H nganterin Mama. Aku lihat ini langsung kepikiran kamu. Kayaknya udah mateng 1 buah. Aku nanti icip dikit ya."

"Makasih ya, kamu selalu ingat aku.. Oh ya aku masak beef tadi, nih cobain.."

Rayyan segera membuka kotak bekal Maritsa karena penasaran.

"Wah enak banget ini, haruum." Rayyan mengendus aroma masakan itu.

"Eeeh tunggu, perasaan aku selalu menghias nasinya deh. Apa jangan-jangan...."

Maritsa langsung lemas. Sepertinya tutup kotak bekalnya tertukar. Dia kurang fokus. Alhasil dia berfikiran kalau Bos nya tadi sarapan sambil ngetawain makanannya.

"Gak bisa bayangin gimana reaksi Pak bos." Maritsa lesu.

"Kamu kenapa Sa? Kok lemes? Ayo makan."

"I..iya.. Aku hanya lelah saja."

Mereka berdua makan dengan lahap sambil menukar beberapa lauk. Maritsa memang sudah terbiasa dengan kehadiran Rayyan di dekatnya. Jadi tidak merasa canggung.

"Oh ya Ray, nanti pulang kerja aku mau cari kado buat Zyan. Kamu mau ikut?"

"Ya ikut lah.. Tapi kan kita sama-sama bawa mobil. Apa mobil kamu ditinggal disini aja. nanti pulangnya aku antar, besok pagi berangkat kerja, biar aku jemput."

"Oke deal.!"

"Sa.. apa kamu sudah memikirkan matang-matang tawaranku untuk meminangmu?"

Maritsa sontak kaget mendengar pertanyaan Rayyan. Memang bukan sekali dua kali dia bertanya seperti itu. Tapi kali ini Maritsa merasa bersalah karena seolah memberi Rayyan harapan palsu.

"Hey, kok malah diam. Kamu belum siap ya?"

"Emm.. Aku belum kenalan sama orang tua kamu Ray."

"Lah mangkanya, kalau kamu setuju, aku bakal ngadain makan malam bersama dengan Mama dan Papa ku."

"Emm.. Aku pikirkan lagi ya. InsyaAllah secepatnya aku jawab."

"Seminggu? Sebulan? Atau Setahun lagi? Kapan kamu mau jawab Sa?"

"Tahun depan boleh?" Maritsa nyengir.

"Boleh tapi kita langsung ijab kabul."

"Hahaha jangan ngawur. Ya udah, minggu ini aku kasih jawaban."

"Nah gitu dong. Kan aku jadi makin sayang.." Rayyan sangat percaya diri dia bakal diterima.

"Yaudah aku balik ke ruanganku dulu. Kamu yang semangat kerjanya. Love you Honey.." Rayyan pergi meninggalkan Maritsa dengan satu kerlingan mata yang nakal.

"Dasar buaya cap kadal. Ada aja tingkahnya." Maritsa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah kepergian Rayyan, pintu ruangan Maritsa kembali di ketuk.

*Tok tok tok

"Apalagi Ray...." Belum sempat Maritsa melanjutkan kata-kata nya, Dia terdiam melihat siapa yang datang.

"Ehm.." Suara deheman berat berhasil membuat Maritsa kaget.

Siapa kah yang datang??

****

1
Ratna Nur
GK ad bonus chapter gitu Thor. nanggung🤭🤭🤭
zi_hafs: halo kak.. episode 53 sudah aku revisi ya.. nex episode 54 akan aku update/Kiss/
zi_hafs: halo kak, setelah dipikir ulang, sepertinya Author ingin melanjutkan novel ini. makasih ya udah ngasih saran/Grin/
total 2 replies
dinanti putri
Harusnya Mutiara Kak. Bukan Maritsa
zi_hafs: oh iya makasih koreksinya kak/Heart/
total 1 replies
Royana ayu
jadi bingung milih yang mana Thor?/Grin/
zi_hafs: pilih sesuai kata hati kak/Chuckle/
total 1 replies
Royana ayu
fix bosnya demen sama Marisa/Facepalm/
Royana ayu
visual nya mana Thor?
Royana ayu
semangat berkarya author/Good/
Ai
Nice story, Thor.
Mampir di karyaku jg ya
ɪsᴛʏ
alhamdulillah Maritsa sudah melahirkan..
ɪsᴛʏ
yg sabar Maritsa dan jadi wanita yg kuat..
ɪsᴛʏ
mantan yg gila....
zi_hafs: hihihihi sabar kak/Smirk/
total 1 replies
ɪsᴛʏ
aku mampir Thor..
zi_hafs: semoga suka ceritanya kak/Heart/
total 1 replies
Siti Munawaroh
bagus
zi_hafs: Terimakasih kakak../Heart/
total 1 replies
OBELISKC
Baca cerita ini kayak jalan-jalan di negeri dongeng.
zi_hafs: /Rose/ jalan-jalan bareng author ya ke negeri dongengnya/Heart/
total 1 replies
Bé tít
Waktu baca jadi cepat berlalu, keren abis!
zi_hafs: wah terimakasih kak, jadi makin semangat buat berkarya../Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!