EKSLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!
FB: Erna Liasman
IG: Erna Less22
Melisa adalah agen rahasia yang terkuat, sayangnya ia malah mati di tangan sang kekasihnya karena atas perintah ketua agennya.
Namun, ia di beri kesempatan kedua hidup di tubuh seorang wanita lemah yang mati akibat jatuh dari tangga.
Di saat kesempatan kedua ini lah ia pun membalaskan dendamnya kepada kekasih dan ketua agen rahasia itu, dan juga membalas mereka yang menyiksa pemilik tubuh yang ia tinggali itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana hubungan ia dan sepupunya? Yuk simak kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Perjalanan 2 jam, akhirnya mereka pun sampai di Negera T. Pesawat pun meluncur menuju bandara.
"Seluruh penumpang di persilahkan untuk turun."
Para penumpang berbondong-bondong untuk turun dari pesawat.
"Kita cari hotel dulu," ajak Alneozro.
"Kalian carikan hotel," ucap Alneozro kepada pengawalnya.
"Baik Tuan." angguk para pengawalnya.
"Jadi apa yang ingin kau lakukan?" tanya Grameisya.
"Malam ini ada acara di klub malam, aku tidak tahu ketuanya datang atau tidak, tapi yang pasti anggota mereka pasti datang. Aku sudah memancingnya dengan mengirimnya pesan. Nanti salah satu di antaranya akan kita culik. Di saat itu kau jangan kemana-mana. Tetaplah bersamaku," ucap Alneozro.
"Akan aku usahakan," ucap Grameisya.
Para pengawal Alneozro membawa mobil dan mereka masuk ke dalam mobil untuk menuju hotel yang mereka pesan.
Siang ini mereka memilih untuk beristirahat, takutnya nanti malam, mereka tidak tidur malam.
🧊🧊🧊
Malam pun tiba. Grameisya memakai celana stoking panjang. Sedangkan Alneozro memakai jas hitam dan memakai topi koboi.
"Berikan aku senjata apimu," pinta Grameisya.
"Hey!! Kau itu hanya orang awam, mana bisa menggunakannya," ucap Alneozro.
"Berikan saja, setidaknya aku pernah menjadi orang terkuat yang tidak pernah kau ketahui," ucap Grameisya mengambil satu lalu menyelipkannya di kakinya. "Ini buat jaga-jaga."
"Kau jangan gunakan itu, kamu pakai ini saja." Alneozro memberikan sebuah lipstik.
"Hey! Aku ke sana untuk berperang, bukan untuk berdandan," ucap Grameisya tidak terima.
"Coba kau perhatikan lipstik itu," jawab Alneozro mengambil senjata api dari kaki Grameisya.
Grameisya melihat lipstik itu, ternyata itu bukan lipstik, melainkan senjata api.
Grameisya menyimpannya di dalam topinya dan mereka pun siap berangkat.
"Apa sudah ada yang berjaga di sana?" tanya Alneozro kepada pengawalnya.
"Sudah Tuan, tapi masuk ke sana di larang membawa senjata api, yang lain masuk tidak membawa senjata," ucap pengawalnya.
"Baiklah, kalian nanti tetap di luar dan tetap berjaga-jaga. Tunggu sinyal dariku nanti," ucap Alneozro.
"Tuan, apa Anda tidak apa-apa masuk? Atau biarkan saja kami yang masuk saja," ucap pengawal itu khawatir.
"Tidak apa-apa, aku pasti bisa menyelesaikannya," ucap Alneozro.
Tak lama, mereka pun sampai di klub malam. Di depan klub ada 2 orang penjaga dengan tubuh yang cukup besar.
Mereka pun keluar dari mobil dan berjalan mendekat klub itu.
"Tetaplah bersamaku," bisik Alneozro.
Dengan terpaksa, Grameisya mengandeng tangan Alneozro.
"Tunggu sebentar," ucap pengawal itu.
Mereka membawa alat untuk mendeteksi apa pengunjung membawa senjata atau tidak.
Saat pemeriksaan Alneozro tidak ada bunyi. Tapi saat Grameisya di periksa, alat tersebut berbunyi.
"Periksa tubuhnya!" perintah pengawal pintu itu kepada temannya.
"Hey kau! Harap periksa dengan sopan!" ucap Alneozro mengintimidasi.
Pengawal itu memeriksa kantong dan bagian tertentu saja dan tidak menemukan apa pun.
"Tidak ada," jawab pengawal itu menggeleng.
"Alat kalian berbunyi karena aku memakai jepit rambut," ucap Grameisya.
"Baiklah, silakan masuk," ucap pengawal itu menatap curiga ke arah Grameisya meskipun Grameisya sudah menjelaskannya.
Mereka pun masuk ke dalam dan duduk kursi paling sudut.
Alneozro menutup telinganya. "Bagaimana? Apa mereka sudah datang?" tanya Alneozro kepada pengawalnya yang sudah dari tadi berjaga di dalam klub.
"Belum Tuan," jawab mereka.
"Baiklah, mari kita tunggu. Eh sebentar, seperti mereka sudah datang, kalian bersiaplah," ucap Alneozro.
Makanya jangan hobi bully orang
kan ame jg hobi bully
tanggung dong ...
kan udah bawa2 pasukan