Zahra adalah wanita cantik yang sangat mencintai suaminya. Tapi, siapa sangka jika suaminya yang selama ini terlihat sangat mencintainya justru menghianatinya, di tambah lagi sang ibu mertua malah mendukung perbuatan suaminya yang berselingkuh.
Segala rasa sakit hati yang di terima Zahra akan segera di balaskan! Wanita itu akan memberikan pelajaran setimpal kepada suami dan ibu mertuanya yang sudah menorehkan sebuah luka yang sangat dalam di hatinya.
Tapi, siapa sangka di perjalanannya membalaskan dendam kepada suami dan ibu mertuanya, Zahra bertemu dengan seorang pria yang tak lain adalah teman masa kecilnya.
Lalu bagaimana kisah Zahra selanjutnya? Penasaran? Jangan lupa tekan SUBSCRIBE agar tidak ketinggalan update kisah ini. 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Zahra
“Mbak Kokom, pak duda datang itu cari kamu,” ucap Suster Mala kepada Kokom yang sedang berada di ruangannya, mengecek data pengeluaran dan pemasukan yayasan panti tersebut.
“Bilang saja kalau aku sedang sibuk. Sekalian suster Mala yang nggantiin aku untuk menemuinya,” jawab Kokom tanpa menoleh, kedua matanya fokus pada layar laptop yang ada di hadapannya. Setelah mendapatkan pencerahan dari Zahra beberapa hari yang lalu, Kokom tersadar kalau dia tidak perlu bersusah payah mengejar pria yang tidak mencintainya, akan tetapi Kokom tetap bertekat menguruskan badannya karena dia juga sudah muak dengan berat badan 80kg. Dan setelah hampir satu minggu diet ketat, berat badannya sudah turun setengah kg.
“Iya, Mbak.” Suster Mala pamit, keluar dari ruangan tersebut membawa sebuah rasa heran, karena biasanya Kokom paling semangat kalau pak duda datang, bahkan Kokom sampai rela mandi dan dandan terlebih dahulu sebelum menemui pak duda, tapi sekarang Kokom malah terlihat sangat aneh karena seolah tidak merasa tertarik lagi kepada pak duda.
“Sebenarnya ada apa ya sama Mbak Kokom?” Suster Mala bertanya pada dirinya sendiri sambil berjalan ke ruang tamu di kantor yayasan tersebut, untuk menemui pak duda.
“Selamat siang, Tuan. Mohon maaf sebelumnya sepertinya Mbak Kokom sedang sangat sibuk dan tidak bisa diganggu, bila ada keperluan atau ada yang ingin di sampaikan boleh ke saya saja, nanti akan saya sampaikan kepada beliau,” jelas Suter Mala kepada pria gagah dan tampan itu yang memakai setelan tuxedo berwarna hitam.
“Sibuk? Sesibuk apa dia sampai tidak bisa menemuiku?” tanya pria tersebut dengan nada datar.
Suster Mala jadi bingung harus jawab apa, pasalnya pria yang ada di hadapannya ini sepertinya sangat ingin bertemu dengan Kokom.
“Apa dia sengaja menghidar karena ungkapan perasaannya aku tolak?” tanya pria itu lagi membuat Suster Mala sangat terkejut.
Suster Mala kini jadi tahu alasan Mbak Kokom tidak mau menemui pak duda yang sombong ini.
“Ah, Anda terlalu GR, Tuan. Anda tidak ada bandingannya para dengan brondong yang mengejar Mbak Kokom. Mbak Kokom itu sangat baik dan juga mempunyai hati yang mulia, jadi wajar saja sih kalau ada yang banyak suka dengannya,” jelas Suster Mala sedikit berbohong untuk membalas ucapan pak duda itu.
“Benarkah?!” Pria tersebut seolah tidak percaya dengan ucapan Suster Mala.
“Iya,” jawab Suter Mala meyakikan. “Jadi, Tuan ke sini ada perlu apa?” Suster Mala mengalihkan pembicaraan.
“Seperti biasa, aku memberikan donasi setiap bulannya untuk panti asuhan ini,” jawab pria tersebut seraya menyerahkan selembar cek kepada Suter Mala.
“Baik, terima kasih atas kebaikan Tuan, dan semoga rejekinya semakin lancar, dan Tuan diberikan kesehatan serta panjang umur, amin.” Suster Mala mendoakan pak duda setelah menerima cek tersebut.
“Amin.” Pak duda turut mengaminkan doa suster tersebut, lalu ia segera berpamitan, dan segera kembali ke kantornya.
*
*
“Gimana, Sus?” tanya Kokom ketika suster Mala masuk ke dalam ruangannya, menyerahkan cek kepadanya.
“Semuanya oke, Mbak. Pak duda hanya menyerahkan cek ini dan menanyakan Mbak Kokom.” jawab Suster Mala seraya mendudukkan diri di kursi yang berseberangan dengan Kokom.
“Lalu ada lagi?” Kokom menatap Suster Mal yang mesam-mesem nggak jelas.
“Kayaknya pak duda agak cemburu saat aku bilang kalau banyak berondong yang mengejar Mbak Kokom.” Suster Mala menjawab sambil tersenyum.
“Aneh-aneh saja kamu, Sus.” Kokom menanggapinya sambil geleng-geleng kepala. Suster Mala masih saja tertawa pelan lalu pamit keluar dari ruangan tersebut.
*
*
“Aku merasa curiga dengan Arvan. Soalnya dia itu sering memakai jam tangan mewah dan juga pakaian yang ber-merk, kamu sadar nggak sih?” tanya Zahra pada adiknya saat mereka sedang berada di ruang keluarga.
“Nggak, aku nggak pernah memperhatikan dia sedetail itu,” jawab Mattew tanpa menoleh karena saat ini dia sedang asyik menonton film kartun kesukaannya, yaitu spongebob.
“Mat, aku serius!” kesal Zahra karena adiknya itu seolah tidak menanggapinya.
“Ck! Aku juga serius, Kak!” balas Mattew menatap Zahra yang sedang menatap sebal kepadanya.
“Lah, kalian ‘kan sudah berteman lama dari sejak kecil, masa nggak tahu latar belakang Arvan!” Zahra masih menuntut penjelasan dari adiknya.
“Memangnya aku pernah peduli sama latar belakang orang yang mau berteman denganku!” balas Mattew menjadi ikut jengkel dengan kakaknya.
“Eh, Mamad! Memangnya selama ini kamu nggak pernah main ke rumahnya?” cecar Zahra lagi karena dia sangat penasaran dengan Arvan kekasihnya itu.
“Nggak!” balas Mattew cuek dan santai, membuat Zahra semakin gregetan pada adiknya, dan akhirnya dia mencubit lengan Mattew untuk melampiaskan rasa gregetnya.
“Aww!! Sakit!” pekik Mattew sambil mengusap salah satu lengannya yang memar karena di cubit Zahra.
“Bodo amat!” Zahra menjulurkan lidahnya pada adiknya, kemudian ia segera beranjak dari sana menuju kamarnya.
“Dasar singa!” umpat Mattew sembari menatap kakaknya yang menapaki anak tangga menuju lantai atas. “Awas saja aku adukan sama Mami!” ancam Mattew pada Zahra yang mengacungkan jari tengah kepadanya.
“Anjrit! Sakit banget! Arvan juga harus tanggung jawab ini!” Mattew mengambil ponselnya lalu mengambil gambar lengannya yang memar itu lalu mengirimkannya kepada Arvan.
“Mayan ‘kan dapat traktiran kopi gratis selama 1 minggu, he he he.” Mattew meniup lengannya itu dengan rasa senang, ternyata hasil cubitan kakaknya membawa berkah.
***
Bestie-ku semuanya, mampir ke Karya Baru Emak yang berjudul 1000 HOURS WITH YOU, mengisahkan tentang seorang pria impoten dan PSK, di jamin cerita seru banget, cuss langsung baca ke sana, dan aku tunggu pokoknya ya!
bukan dgn skill sendiri
seharusnya jgn bedandan dulu buat Wahyu ilfil biar cepet proses cere nya