Hanna harus menerima kenyataan pahit bahwa sang suami telah memiliki hubungan dengan saudara kandungnya.
Ia merasa di bodohi dengan sikap suaminya yang baik dan penyayang, begitu juga dengan sikap adik kandungnya yang terlihat baik dan polos. Namun ternyata mereka menjalin hubungan terlarang di belakangnya.
Apakah Hanna akan memaafkan suami dan adiknya? atau ia akan pergi dari kehidupan rumah tangganya?
Yuk ikuti ceritanya! jangan lupa like, komentar, dan suscribe ya. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratih Ratnasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Bram membawa Sarah ke rumahnya. Ia akan memberi pekerjaan pada Sarah untuk menjadikan pengganti Hanna.
"Ayah..." teriak Dafa dengan semangat menghampiri Bram.
"Sayang, kamu nunggu ayah, ya?"
"Iya, ayah. Tante cantik mana ayah?" tanyanya.
"Tunggu sebentar, ya. Ayah mau panggilkan Tante cantik dulu," ucapnya. Bram kembali ke mobilnya untuk menemui Sarah yang masih di sana.
"Sarah, kenapa kau diam di sini? Ayo masuk," titahnya.
Sarah menahan tangan Bram.
"Aku takut, Kak. Aku takut tidak ada yang menerimaku di sini," ucapnya.
"Kenapa harus takut? Aku pemilik rumah ini, kau tak perlu takut,"
Bram menggandeng tangan Sarah untuk masuk. Sedangkan Sarah tersenyum senang melihat perlakuan Bram padanya. Sarah takjub melihat rumah Bram yang seperti istana.
'Wah, ternyata pria ini lebih kaya dari mantan suamiku. Kak Hanna pintar juga mencari pria yang kaya raya,' ucapnya dalam hati.
"Hallo, sayang. Ayah bawa Tante cantik, nih," ucapnya pada Dafa. Seketika wajah Dafa menjadi murung melihat wanita yang dibawanya.
"Dia bukan Tante cantik, ayah. Kenapa ayah bawa dia? Aku maunya sama Tante cantik," Dafa tak suka melihat Sarah yang di bawa oleh ayahnya. Apalagi penampilan Sarah yang terlihat sangat sexy.
Begitu juga dengan bi Serly, ia terkejut melihat Bram membawa wanita lain selain Hanna. Padahal dulu Bram tak pernah membawa wanita lain ke rumahnya setelah ia ditinggal istri pertama. Namun lebih mengejutkan lagi Bram membawa wanita dengan penampilan yang seperti Sarah.
"Sayang, perkenalkan dulu dengan Tante ini. Tante ini namanya Sarah, dia yang akan menggantikan Tante Hanna," kata Bram memberi penjelasan pada anaknya.
"Tidak mau! Aku maunya Tante cantik, bukan dia. Ayah bohong!" teriaknya. Dafa berlari sambil menangis ke kamarnya, ia marah pada Bram yang tidak menepati janjinya.
"Argh..." Bram benar-benar kesal pada Dafa yang susah diberi pengertian olehnya.
"Tidak apa-apa, kak. Kalau Dafa tidak mau denganku, aku tidak apa-apa. Aku akan mencari pekerjaan di sekitar sini," ujarnya.
Bram langsung menatap Sarah, ia bingung harus bagaimana? Sedangkan Dafa sangat susah perkenalan dengan orang baru.
"Tetaplah di sini, aku akan memberitahu Dafa pelan-pelan. Semoga dia bisa menerimamu, Sarah," kata Bram.
Sarah tersenyum senang, ia mengira Bram akan membiarkannya pergi. Namun ternyata salah.
'Aku harus mendapatkan hati pria ini, aku yakin dia mudah untuk ditaklukkan,' ucapnya dalam hati.
"Terima kasih, kak. Kalau Dafa tidak menerimaku, aku tidak apa-apa bekerja di sini sebagai pembantu," ujarnya.
"Baiklah, nanti aku akan memikirkan pekerjaan apa yang cocok untukmu. Sekarang ikut aku," ajaknya.
Sarah mengikuti langkahnya dari belakang, Bram mengajak Sarah ke kamar yang pernah Hanna tempati.
"Ini ruang untukmu, kau bisa tidur di kamar ini," ucap Bram.
"Tapi, kak. Ruangan ini terlalu luas untukku. Apa tidak ada ruangan selain ini?" tanyanya.
"Ada di lantai bawah, tapi aku ingin kau tidur di sini agar dekat dengan Dafa dan juga aku. Ruang kamarku ada di ujung sana, dan yang tengah itu ruang kamar Dafa," ucapnya memberitahu Sarah.
"Kalau gitu terima kasih, kak," ucapnya.
"Sama-sama, sekarang bereskan baju-bajumu. Aku akan menemui anakku sebentar," Sarah pun mengangguk mengiyakan ucapan Bram.
"Yes, akhirnya aku tinggal di rumah mewah. Ternyata Bram sangat kaya dari pada Revan dan Alex. Aku harus mendapatkan hatinya, aku tidak boleh gegabah lagi. Pelan-pelan aku akan mendapatkan dia dan menjadikan aku istrinya," ucapnya.
Bram menemui Dafa di kamarnya yang masih menangis ditemani bi Serly.
"Sayang, maafkan ayah. Ayah tidak bisa membawa Tante Hanna ke sini," ucap Bram dengan mengelus lembut rambut sang anak.
"Kenapa? Kenapa Tante Hanna tidak ikut dengan ayah, aku sangat merindukannya, ayah," Bram merasa kasihan menatap Dafa, ia langsung memeluknya.
"Maafkan ayah, sayang. Ayah tidak bisa membawa Tante Hanna ke sini, karena dia akan menikah. Tolong jangan menangis lagi, ayah jadi sedih melihat Dafa seperti ini,"
"Kenapa Tante Hanna menikah, ayah? Bukankah ayah akan menikahinya?" tanya Dafa dengan polos.
"Tidak, ayah tidak bisa menikahinya. Ayah bukan pria yang dicintai Tante Hanna. Ayah mohon padamu untuk melupakannya, karena Tante Hanna tidak akan kembali ke sini," ucapnya. Dafa semakin sedih mendengar penjelasan ayahnya. Walaupun ia masih kecil, tapi ia paham apa yang diucapkan ayahnya.
"Apa kau tahu, Tante Sarah itu adiknya Tante Hanna. Dia sama seperti Tante Hanna," ucapnya. Dafa langsung menatap wajah ayahnya.
"Ayah serius?" tanyanya.
"Iya sayang, Tante Sarah lebih baik dari Tante Hanna. Kamu harus menerimanya, ya," kata Bram. Dafa pun menganggukkan kepalanya, ia mengiyakan apa yang dikatakan sang ayah.
"Terima kasih," Bram langsung memeluknya.
*
Alex membelikan sebuah gaun untuk Hanna, ia akan mengajak Hanna malam ini untuk makan malam diluar.
Hanna terkejut dengan kedatangan Alex malam-malam.
"Alex, ada apa malam-malam ke sini?" tanyanya dengan bingung.
"Aku ingin mengajakmu makan malam, ini untukmu. Tolong dipakai sekarang, aku akan menunggumu di sini," ucap Alex dengan memberikan sebuah kado untuk Hanna.
"Ini apa?" tanyanya.
"Kau lihat saja nanti di kamarmu, aku memberi waktu 15 menit," kata Alex.
"Apa?"
"Cepatlah, ganti pakaianmu," titahnya. Hanna pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian, ia membuka kado yang diberikan oleh Alex.
"Wah... Cantik sekali gaunnya," ucap Hanna dalam hati.
Alex memberikan gaun cantik untuk Hanna, bahkan gaun itu tidak seperti gaun sexy yang bisa memperlihatkan tubuhnya. Alex sengaja memberikan gaun yang biasa, namun tetap terlihat elegan jika dipakai. Alex tidak mau Hanna berpakaian sexy, apa lagi didepan pria lain. Alex ingin menjaganya."
Tanpa berpikir lama, Hanna langsung memakainya. Ia memoles wajahnya sedikit agar terlihat sempurna.
Hanna keluar dari kamarnya, lalu ia berjalan menghampiri Alex yang masih menunggunya. Alex melihat Hanna dengan kagum, Hanna sangat cantik malam ini. Bahkan gaun itu sangat cocok dipakai oleh Hanna.
"Cantik," ucapnya.
Hanna tersenyum pada Alex, ia sangat senang memakai gaun pemberiannya.
"Terima kasih sudah memberiku gaun ini, aku sangat menyukainya, Alex," ucap Hanna
"Sama-sama, kau sangat cantik dengan gaun itu. Terima kasih sudah mau memakainya. Aku ingin mengajakmu makan malam diluar, agar kamu tidak terlihat sedih lagi,"
Hanna pun mengangguk, ia terharu dengan ucapan Alex. Kemudian Alek menggenggam tangan Hanna menuju mobilnya.
Alex mengendarai mobilnya, tangannya tidak lepas menggenggam tangan Hanna tanpa sadar. Begitu juga dengan Hanna, ia sangat gugup didekat Alex.
Setelah sampai, Alex membukakan pintu untuk Hanna. Lalu ia memberikan tangannya pada Hanna.
"Ayo," kata Alex dengan senyum manisnya. Entah kenapa jantung Hanna semakin berdebar melihat Alex yang memperlakukannya seperti itu.
Alex menggandeng Hanna menuju tempat duduk yang sudah ia siapkan. Kemudian Alex memesan menunya untuk makan malam.
Hanna sangat takjub dengan restoran mewah ini, ia baru pertama kali datang ke sini.
"Apa kau senang?" tanya Alex.
Hanna pun membalasnya dengan anggukkan, ia benar-benar bahagia malam ini. Apalagi Alex memperlakukannya dengan baik.
"Terima kasih, Alex,"
"Dari tadi kau bilang terima kasih, apa tidak bosan?" tanya Alex.
"Tidak, aku harus selalu mengucapkan kata itu untukmu. Kau sudah banyak menolongku, sekarang kau membuat aku senang," kata Hanna. Alex tersenyum menanggapinya.
Tiba-tiba Hanna melihat pria yang dikenalnya sedang menggandeng seorang wanita yang ia benci selama ini. Rasa sesak dalam dadanya kembali menyeruak.
Alex melihat perubahan pada wajah Hanna, kemudian Alex memandang ke arah yang dipandang oleh Hanna. Ia melihat Bram menggandeng Sarah.
'Ck, wanita itu! Apalagi yang akan dia lakukan. Benar-benar menjijikkan,' ucap Alex dalam hatinya.
Bram tidak sengaja memandang ke arah Hanna. Matanya saling bertemu dengan Hanna. Ia merasakan sesak di dadanya melihat Hanna dengan seorang pria.
Bram mencoba untuk menenangkan hatinya, ia harus tetap gagah dan berwibawa.
Bram menggandeng Sarah dengan mesra, kemudian ia menghampiri Hanna dan Alex.
Alex tersenyum melihat Sarah yang ketakutan.
"Selamat malam," ucap Bram.
"Malam, silakan duduk," balas Alex.
Namun, Sarah menahan tangan Bram untuk tidak bergabung dengan Alex.
"Kenapa, sayang?" ucap Bram. Ia sengaja berbicara seperti itu dihadapan Hanna. Ia ingin tahu reaksinya.
Sarah yang mendengar kata (sayang), ia langsung menatap Bram dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Duduklah di sini, bukankah dia kakakmu? Harusnya kau menyapa dia," kata Bram.
"Ah iya, kak," Sarah pun duduk di samping Hanna.
'Kenapa setiap pria yang pernah aku cintai selalu dekat dengan Sarah. Kenapa kebahagiaanku selalu dimiliki Sarah. Tuhan, kenapa harus seperti ini. Hatiku benar-benar sakit melihatnya,' ucap Hanna dalam hatinya, ia menahan air matanya untuk tidak lolos begitu saja.
Bram tersenyum menyadari perubahan pada Hanna. Ia yakin Hanna memiliki perasaan yang sama.
"Kak Hanna, baru kali ini kita bertemu lagi," ucap Sarah memecahkan suasana.
"Iya," balasnya dengan senyuman.
"Bagaimana keadaan kakak, apa kakak baik-baik saja?" tanyanya.
"Ya, tentu saja aku baik-baik saja," jawabnya dengan senyum yang dipaksakan.
"Ah iya, kak. Pria ini siapanya kakak? Kok, aku melihat kakak sering berganti-ganti pria?" ucap Sarah membuat Hanna marah. namun Hanna tetap menahannya.
"Apa maksudmu, Sarah? Aku tak pernah berganti pria. Priaku hanya dia," ucapnya dengan mengarahkan tatapannya pada Alex.
"Ah begitu," kata Sarah dengan mengangguk.
'Ck, rupanya kakakku dekat dengan Alex juga. Kenapa semua pria selalu dekat dengan kak Hanna!' ucapnya dalam hati, entah kenapa Sarah tidak suka melihat Hanna dengan Alex pria yang pernah tidur dengannya.
"Apa kalian memiliki hubungan?" tanya Hanna pada Sarah dan juga Bram. Sarah tak menjawabnya, ia takut salah dengan ucapannya.
"Ya, kami memiliki hubungan. Dia calon istriku," ucap Bram. Seketika hati Hanna merasakan sakit yang amat dalam. Ia tidak menyangka Bram bisa dekat dengan Sarah. Apalagi Bram mengatakan Sarah calon istrinya, Hanna benar-benar sakit hati mendengarnya.
"Hahaha..." tiba-tiba Alex tertawa nyaring di hadapan mereka. Hanna menatap Alex dengan bingung.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Bram dengan nada kesal.
"Hahaha, lucu saja. Kenapa kau bisa memiliki hubungan dengan Sarah. Kalau gitu, apa kita akan menjadi saudara?" ucapnya. Seketika Bram diam, apa yang dikatakan Alex memang benar.
"Kenapa harus Sarah, apa tidak ada wanita lain yang lebih baik?" tanyanya pada Bram dengan menatap sinis pada Sarah.
Sarah yang ditatap seperti itu, seketika nyalinya menjadi ciut. Ia takut jika berada didekat Alex. Sarah takut Alex akan membongkar rahasianya pada Bram.
"Dia wanita baik untukku! Kau tak pantas berbicara seperti itu," tegasnya.
"Hahaha... Ada-ada saja kau ini," kata Alex.
"Ingat! Kau juga bukan pria baik-baik untuk Hanna." Bram berbicara tegas pada Alex.
seketika Alex terdiam mendengar ucapan Bram. Hanna belum tahu bahwa Alex seorang pria Casanova. Alex belum mengatakannya pada Hanna, ia takut Hanna akan membencinya.
Hanna menatap bingung pada mereka berdua, Hanna tidak mengerti apa yang dikatakan Bram.
...----------------...