Setan apa yang telah merasuki suamiku. Dengan teganya ia bermain dibelakangku. Terlebih didalam kamar yang sering aku dan suamiku memadu kasih.
Aku buka perlahan knop pintu itu. Dan untungnya tidak terkunci. Perlahan aku melangkah. Namun aku dikejutkan dengan dua sosok manusia yang sedang berada dalam satu selimut. Aku mendekat. Aku tarik rambut perempuan itu. Tak peduli ia merasakan kesakitan atas perlakuanku.
Dan sejak saat itu. Aku Ajeng Shafanina akan membalaskan atas luka yang mereka torehkan kedalam hatiku. Dan aku akan buktikan bahwa aku pun bisa tanpanya. Tanpa seorang Yudha Mahardika, suami yang tak tau diri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faza Nihaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin Berlian
Tak terasa hari ini putusan sidang sudah dilakukan, Yudha dan Herman akan mendekam dipenjara selama empat tahun dan denda sebesar seratus juta rupiah sesuai kerugian perusahaan milik Abian.
Sebenarnya hukuman bagi koruptor itu paling lama minimal dua puluh tahun penjara, tapi karena mereka belum lama dan tidak melakukan tindakan yang sangat merugikan perusahaan. Maka hukuman itu diambil dari yang paling ringan yaitu maksimal empat tahun penjara.
Abian yang hadir disana hanya tersenyum kecut dan menatap tajam pada Yudha. Masih tak menyangka, karena sahabat yang sejak masih di bangku SD harus dihianati kepercayaannya oleh sahabatnya sendiri.
Fiona hanya mengeluarkan airmata, hidupnya kali ini benar-benar tak bersemangat. Keinginannya menikah dengan Yudha karena ia ingin hidup enak dan berfoya-foya bersama teman-temannya, namun harus menerima kenyataan yang sungguh diluar dugaan.
Abian memilih segera pergi dan tak menemui Yudha terlebih dahulu.
Yudha hanya memandangi kepergian sahabatnya yang semakin tak terlihat dan hilang dibalik pintu.
Sementara Fiona masih duduk terpaku. Memikirkan akan nasibnya.
Yudha dan Herman melangkah mengikuti arahan polisi disana. Namun pada saat membuka pintu, suara panggilan terdengar membuat Yudha berhenti dan menoleh.
"Ibu." pekiknya dengan tatapan yang sulit diartikan. Karena semua yang dirasa, merasa ada dalam diri Yudha.
Senang karena akhirnya bertemu dengan sang ibu yang sudah lama tak bertemu. Sedih dan malu karena sang ibu harus melihat langsung dimana ia berada. Padahal mereka baru bertemu. Sehingga ia semakin tak kuasa untuk memandang wajah wanita yang sangat dicintainya itu. Yudha akhirnya menundukkan kepalanya.
Retno mendekat dan menyentuh pundak sang anak. "Ibu paham apa yang kamu rasakan saat ini. Tapi kamu juga harus bertanggungjawab atas perbuatanmu sendiri." kata Retno sambil memejamkan matanya, berusaha untuk tetap tegar dihadapan putranya.
"Iya, maafkan aku bu, aku belum bisa bahagiakan ibu, aku malah mempermalukan ibu." kata Yudha dengan menahan isakan.
"Jujur, ibu kecewa sama kamu, kenapa kamu bisa senekad ini, padahal ibu gak pernah sekalipun mengajarkan kamu untuk berbuat curang dalam hal apapun. Tapi mungkin juga ibu yang salah karena telah gagal mendidik kamu, sehingga kamu jadi seperti ini." ujar Retno menatap sendu pada Yudha yang menggelengkan kepalanya.
"Ibu gak salah, ibu selalu mendidik aku dengan benar, tapi mungkin aku yang memang anak gak tau diri, bisanya hanya mempermalukan orangtua." timpal Yudha menatap Retno dengan mata berembun.
"Ada satu hal yang sungguh membuat ibu sangat kecewa sama kamu." timpal Retno dan Yudha mengerutkan dahinya. "Kamu telah melepaskan perempuan yang ibu sayangi, yang begitu baik dan sopan, cantik, bijaksana. Apalagi yang kamu harapkan dari seorang perempuan, kamu malah lebih memilih perempuan seperti itu dibanding Ajeng." papar Retno sambil menunjuk dimana Fiona berada. Namun Fiona tak menyadari keberadaan Retno.
"Yudha, kamu sudah dewasa, harusnya kamu tau mana yang baik mana yang buruk. Bukan malah kembali sama dia yang sungguh tidak ada sopan santunnya sama sekali sama ibu." timpal Retno sambil melirik tak suka pada Fiona.
"Waktu kunjungan sudah habis, silakan datang lagi besok ya bu." kata Polisi yang berjaga disana.
Yudha pun masuk dan pintu tertutup rapat. Ia belum dimasukkan ke sel tahanan, tapi masih didalam ruangan husus. Karena mulai besok ia akan mendekam dibalik jeruji besi.
Retno sengaja melintas dihadapan Fiona yang dari tadi menunduk.
Fiona pun sadar siapa yang lewat dihadapannya membuat ia mendongakkan kepalanya. "Ibu." sapa Fiona berdiri dan mencium punggung tangan Retno.
"Pulanglah, untuk apalagi kamu ada disini." ujar Retno sambil menatap lurus lalu melangkah meniggalkan Fiona seorang diri.
Fiona mengangguk dan mengikuti Retno dari belakang.
Saat tiba diparkiran, mata Retno melirik pada mobil di sebelahnya yang akan dimasuki Fiona. Retno pun mendekat.
"Tolong siniin kuncinya." titah Retno sambil tangan kanannya meminta kunci itu membuat Fiona menoleh dan urung untuk naik.
"Itu bukan mobil kamu, tapi itu mobil milik Ajeng, hadiah anniversary dari Yudha untuknya." kata Retno.
Fiona bergeming, tak mengindahkan penuturan Retno.
"Cepat balikin." titah Retno tak sabar.
"Tapi bu, mobil ini sudah dimintai lagi oleh Mas Yudha pada mbak Ajeng." balas Fiona. Sengaja menyebut kata mbak lagi karena dihadapan ibu mertua.
"Saya yakin, itu semua atas permintaan kamu. Iya kan?" tanya Retno.
Tidak ada pilihan lain, Fiona pun terpaksa menyerahkan kunci itu karena gak mau dipandang buruk lagi oleh Retno.
Retno akhirnya menyuruh sang sopir untuk mengendarai mobilnya dan diminta untuk pulang kerumah Yudha.
Sementara ia sendiri yang akan mengendarai mobil milik Ajeng dan akan menuju rumahnya untuk menyerahkan mobil itu kembali.
Fiona berharap diberi tumpangan oleh Retno. Namun nihil karena Retno sama sekali tak peduli padanya.
Retno meninggalkan Fiona seorang diri dan melesat dengan kecepatan sedang.
"Ihh dasar nenek tua gak punya hati. Bisa-bisanya aku punya mertua seperti dia." umpat Fiona.
Ditempat lain. Abian sedang memilih cincin berlian yang akan ia kasihkan untuk Ajeng nanti. Dan kebetulan Hasna juga ada disitu yang sedang memilih berlian juga.
Sehingga tak sengaja mereka berdua bertemu kembali.
"Kamu!" sapa Hasna terlebih dahulu, karena memang ia yang melihat Abian lebih dulu.
Abian pun menoleh sambil menautkan kedua alisnya karena ia lupa siapa perempuan dihadapannya
"Aku yang waktu itu datang ke kantor yang sempat bersiteru dengan Yudha dan kamu pun datang." ujar Hasna menjelaskan.
Abian akhirnya mengingat hal itu. "Ohh ya aku ingat." jawab Abian tersenyum.
"Kenalkan. Namaku Hasna." katanya sambil mengulurkan tangan kanannya dan disambut oleh Abian.
"Abian."
Mereka berdua pun berjabat tangan.
Hasna tersenyum menatap balasan uluran tangannya.
"Lagi apa disini?" tanya Hasna.
"Aku lagi cari cincin berlian tapi bingung, semuanya pada bagus." jawab Abian sambil melihat-lihat barlian dibalik kaca etalase.
"Itu bagus menurutku." ujar Hasna menunjuk ke arah pojok dimana ada cincin berlian yang menurutnya sangat indah dan elegan.
"Serius?" tanya Abian dan Hasna mengangguk. "Saya mau lihat yang itu mbak." kata Abian pada karyawan disana.
Karyawan itu pun mengambil cincin yang dimaksud Hasna dan Abian.
Abian mengamati cincin berlian itu, memang sangat indah dan berkilau terang. Lalu Abian tersenyum.
"Memangnya buat siapa sih? Pasti orang itu special banget ya untuk kamu." tanya Hasna.
"Sangat, sangat special! Dia perempuan yang selalu aku rindukan dan aku harapkan." jawab Abian sambil memejamkan matanya.
Hasna hanya tersenyum kecut mendengar jawaban itu, karena itu artinya ia harus mengubur perasaannya pada Abian yang jelas mencintai perempuan lain.
"Terimakasih sudah membantuku." kata Abian tersenyum pada Hasna yang menganggukkan kepalanya.
Hasna mencoba untuk tak cemburu, karena ia sadar, siapa dirinya untuk Abian, bertemu hanya beberapa kali dan dalam sebuah kebetulan. Tapi ia sudah menaruh rasa untuk lelaki itu.
"Siapapun perempuan itu, dia orang yang sangat beruntung yang bisa memenangkan hati kamu." gumam Hasna dengan lirih. "Dan lagi, aku harus merelakan orang yang aku sayangi jatuh ke perempuan lain." desisnya sambil mengingat kejadian dulu yang dimana cintanya juga tak terbalas oleh lelaki lain.
y nma jua lg kesel y bu..
nasib yudha jd apes setelah pisah sma
istri ...
kmu lambat..quien jua suka sma kmu ..
bersukur sdh lepas dri suami mu...