Menjalani kehidupan rumah tangga sempurna adalah impian setiap wanita ketika memiliki seorang suami yang sangat mencintai dan menjadikan satu-satunya yang dicintai.
Namun, semuanya hancur ketika mengetahui bahwa pria yang selama ini dicintai telah menipunya dengan menciptakan sebuah konspirasi untuk bisa memilikinya.
Konspirasi apa yang membuat hidup seorang Diandra Ishana berubah penuh kepalsuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekuatan uang
Austin meraih air minum dan meneguk hingga habis untuk menghilangkan dahaga di tenggorokan karena menormalkan perasaan saat sang kekasih tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan.
Dengan berakting memeriksa dokumen dan seperti yang diperintahkan pada sang asisten untuk menyuruh kekasihnya itu masuk.
"Presdir, ada tamu untuk Anda." Pria bernama Daffa Ibrahim yang tadinya terlebih dahulu mengetuk pintu sebelum masuk, kini sudah membungkuk hormat di hadapan atasannya.
Hingga sosok wanita yang tadi memaksa masuk dan tidak sabar untuk segera bertemu sang kekasih itu membuka suara.
"Sayang, kenapa hanya untuk menemuimu saja harus seribet ini? Apalagi asistenmu ini sangat menyebalkan karena tidak mengizinkan aku masuk. Memangnya aturan di perusahaan ini harus membuat janji terlebih dahulu untuk menemuimu?"
Wanita dengan mengenakan setelan dress selutut berwarna merah mengungkapkan kekesalan karena tadi cukup lama berada di loby perusahaan. Padahal ia sudah mengatakan adalah kekasih dari pemimpin perusahaan, tapi tetap saja memperlakukannya seperti orang lain.
Ia harus menunggu hingga beberapa lama sampai resepsionis mengizinkan bertemu dengan sang kekasih yang merupakan CEO perusahaan. Seolah para staf tidak takut jika ia melapor pada sang kekasih yang bisa saja memecat pegawai.
Jadi, begitu bertemu dengan pria yang sangat dicintai dan dianggap sebagai mesin ATM berjalan, langsung mengungkapkan semuanya.
Tentu saja berharap bisa membuat sang kekasih memarahi para staf perusahaan yang tadi berani menahannya.
Sementara itu, Austin yang kini bisa melihat wanita dengan gaun seksi dan riasan tebal bersungut-sungut untuk meminta sebuah pembelaan, kini hanya memikirkan satu hal
'Sial! Pasti Diandra yang bersembunyi di dalam sana bisa mendengar semuanya. Kenapa tiba-tiba Cinta datang ke perusahaan? Sekarang malah aku merasa aneh melihatnya.'
Austin yang masih duduk di kursi kebesaran sambil memegang pulpen di tangan, tidak berniat untuk menyambut kedatangan sang kekasih dengan bangkit dari posisi yang dianggap paling nyaman.
Kemudian ia menatap ke arah sang asisten dengan mengibaskan tangan.
"Pergilah!"
"Baik, Presdir." Daffa langsung mengangkat pandangan setelah menegakkan tubuh dan berbalik badan untuk berjalan menuju ke arah pintu keluar.
Tentu saja ia tadi bertanya-tanya mengenai sosok wanita yang ada di dalam ruangan bosnya. Sengaja ia tadi menahan wanita dengan penampilan super seksi itu agar tidak masuk sebelum mendapatkan acc dari bosnya.
Apalagi mengetahui jika bosnya memiliki sifat temperamen dan bisa saja murka jika ada yang berhasil masuk ke ruangan tanpa seizinnya.
'Di mana wanita itu? Apa bos menyembunyikan di ruangan khusus sebelah kiri?' gumam Daffa begitu berada di luar ruangan bosnya.
Ia kini kembali ke meja kerja dan tidak ingin mengambil pusing dengan hubungan rumit dari bosnya tersebut yang diketahui sering berganti-ganti wanita.
Sementara itu di dalam ruangan, Austin yang kini menatap ke arah sang kekasih, ingin segera menyuruh pergi dan memutar otak untuk mencari sebuah ide.
"Itu sudah aturan di perusahaan ini. Jadi, kamu harus bisa menerimanya. Memangnya kenapa kamu datang saat jam kerja? Aku benar-benar sangat sibuk. Lihatlah ini!" Mengarahkan dagu pada beberapa berkas di atas meja.
Tentu saja ia berharap jika mengatakan itu akan membuat sang kekasih mengerti dan sadar diri, sehingga segera pergi dari ruangan kerjanya.
Namun, yang terjadi adalah sebaliknya karena sang kekasih semakin menjadi saat menghambur ke arahnya sambil membungkuk untuk menciumnya.
Tentu saja Austin tidak bisa berbuat apapun kali ini dan membalas ciuman liar dari wanita yang dari dulu sangat disukai karena sangat liar.
"Sayang, kita sudah lama tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu. Apa pekerjaan selalu lebih penting dari aku?" Cinta berbicara sambil membersihkan bekas ciuman di bibir tebal pria yang tidak pernah menolaknya dan selalu memberikan apapun yang diinginkan.
Austin memang sudah satu minggu ini tidak bertemu dengan sang kekasih karena setiap hari harus lembur saat banyak pekerjaan di kantor.
Bahkan ia sudah menjelaskan pada wanita yang berdiri sambil bersandar pada meja kerja. "Aku sudah mengatakan jika akhir-akhir ini pulang malam dan tidak bisa datang menemuimu, Sayang."
"Mengertilah, jika aku tidak bisa berbuat sesuka hati seperti para remaja yang suka jalan di Mall. Aku saja sangat pusing memikirkan pekerjaan yang tidak pernah habis ini."
Bahkan saat ini Austin sudah mengusap punggung tangan wanita yang terlihat menampilkan wajah masam dengan bibir mengerucut.
Biasanya ia sangat senang jika kekasih datang ke perusahaan, sehingga bisa bekerja sambil bermesraan. Akan tetapi, berbeda dengan hari ini karena ada sosok wanita di dalam ruang pribadinya.
Ruangan itu bahkan belum pernah dimasuki oleh siapapun selain dirinya karena memang tidak mengizinkan ada yang mengetahui tempat paling ternyaman saat jam istirahat.
Dengan wajah mengerucut, kini Cinta Kirana mengungkapkan kekecewaan karena niatnya datang adalah ingin bermesraan seperti biasanya, tapi melihat ada banyak tumpukan dokumen di sana.
"Sayang sekali. Aku jadi tidak bisa bersenang-senang dengan kekasihku. Apa hari ini kau juga akan pulang malam?"
"Iya, aku tadi harus bertemu klien penting di luar dan baru bisa mengerjakan pekerjaan ini." Austin tidak ingin jika ketahuan menyembunyikan wanita lain dan kini mengungkapkan sesuatu hal yang membuat sang kekasih segera pergi.
"Pergilah shopping. Nanti aku transfer uangnya."
Cinta seketika berbinar begitu mendengar kata uang yang menjadi penyebab utama mood-nya berubah.
"Benarkah? Wah ... kekasihku memang is the best! Naluri belanjaku kini sudah tidak lagi bisa ditahan setelah kamu menyebutkan uang." Cinta terkekeh geli merasakan tingkahnya yang lebih mengutamakan uang karena merasa lupa segalanya.
Austin yang ingin segera mengakhiri situasi menegangkan, segera meraih ponsel miliknya dan mentransfer sejumlah uang.
Dulu ia menyerahkan kartu kredit pada sang kekasih, tapi karena sangat boros ketika berbelanja, kini mengakali untuk memberikan sejumlah uang agar tidak kalap saat berbelanja.
"Karena aku harus berkosentrasi bekerja, jadi tidak bisa menemanimu. Maafkan aku." Austin berakting menampilkan wajah penuh penyesalan agar sang kekasih percaya pada perkataannya.
Padahal di dalam hati ingin segera menyuruh sang kekasih segera pergi. Hingga ia seketika tersenyum simpul begitu mendengar suara wanita dengan wajah penuh binar kebahagiaan itu.
"Tidak apa-apa, Sayang. Aku bisa pergi sendiri. Kamu kerja saja dan cari uang banyak. Aku akan selalu mendukungmu." Kemudian ia membungkuk untuk mencium bibir tebal pria yang terlihat sangat lelah itu.
"Terima kasih uangnya. Selamat bekerja, Sayang." Cinta hanya mendaratkan bibirnya tanpa ada sesapan seperti beberapa saat lalu.
Kemudian melambaikan tangan setelah berjalan keluar dari ruangan sambil tersenyum ketika memeriksa ponsel dan ada notifikasi masuk mengenai uang masuk.
Sementara itu, Austin kini hanya diam menatap wanita yang baru saja menghilang di balik pintu. "Kekuatan uang memang sungguh dahsyat."
To be continued...
kan sdah bahagia d austin sdh berubah jdi baik...