Irfandy saputra adalah seoarang CEO tampan, yang baik hati dan juga peramah, tapi itu semua berubah saat tunangan nya natasya kecelakaan di hari pernikahan mereka.
di saat saat nafas terakhir natasya malah melamar adinda sahabat baik nya untuk menggantikan diri nya menikahi irfan..
akankah irfan bisa menerima adinda di kehidupan nya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jhuwee dealova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Di sebuah Hotel yang sedang di langsungkan pernikahan besar antara Dony Dirgantara dan Laura Vanessa. Tepat nya di dalam sebuah kamar mewah yang di peruntukkan kamar pengantin baru nya, di sana terlihat kedua mempelai sedang sedikit berdebat setelah acara nya selesai.
''Jadi perempuan itu yang ada di hati kamu Mas'' Tanya Laura pada sang Suami yang baru saja menikahi nya pagi ini.
Sedangkan Dony hanya diam saja tak menjawab pertanyaan Laura.
''Mas jawab aku''
''Karena perempuan itu juga kamu selalu menolak perjodohan kita Mas. Begitu berarti kah wanita itu dalam hidup mu.?'' Laura mencecar suami nya dengan banyak pertanyaan.
''Mas jawab aku Mas''
''Apa yang harus ku jawab.? pada kenyataan nya aku sekarang Suami mu kan. Itu yang kamu mau kan maka nya kamu selalu mendesak Mama ku untuk menikah dengan ku, Walaupun kamu tau aku tidak mencintai mu.''
Laura terdiam mendengarkan jawaban dari suami nya, seakan-akan perkataan nya tercekat di leher tak bisa keluar. Dony pergi keluar dari kamar tersebut entah kemana, ingin menenang kan hati nya yang tersalut emosi karena ulah Istri baru nya.
Laura menyesalai perbuatan nya, seharus nya malam ini menjadi malam pertama nya dengan sang suami, tapi mood itu rusak karena ulah dari diri nya sendiri yang terpancing emosi oleh Dony yang mengatakan Dinda sangat cantik.
''Bertahun-tahun aku menunggu momen ini, tapi rusak karna kehadiran perempuan itu. Kalau ku tau Dinda lah wanita yang di cintai Dony maka tak akan ku undang dia malam ini.''Kesal Laura.
Keesokan pagi nya Irfan dan Dinda terbangun masih saling berpelukan dalam satu selimut, entah jam berapa mereka tidur setelah perperangan yang menguras tenaga mereka berdua.
Setelah selesai mandi kedua nya keluar dari kamar untuk sarapan.Seperti biasa Bik Sum sudah menyiapkan sarapan mereka berdua, walau kadang-kadang Dinda sendiri yang menyiap kan sarapan nya.
''Sayang, weekand nanti kita ke luar kota ya.'' Ucap Irfan di sela sarapan mereka.
''Minggu ini acra nya ya Mas. ?''
''Iya sayang, kamu bisa ikut kan''
''Eemm sebenar nya aku gak enak juga sih sama Weny, karna terlalu sering ninggalin kerjaan sama dia.''
''Nanti Mas bayar gaji dia dua kali lipat sayang.''
''Gwk gitu juga sih Mas, tapi kalau Mas mau bayarin boleh juga deh.'' Dinda seraya tersenyum.
Saat setelah sarapan, Sebelum berangkat ke Kantor, Irfan meminta kartu atm yang pernah di kasih ke Dinda dulu.
''Sayang coba ambilin kartu yang pernah Mas kasih dulu.''
''Untuk apa Mas. ?''
''Udah, Ambil aja''
Dinda pun bergegas mengambil nya di dalam kamar, Lalu menyerahkan nya pada sang suami.
''Nah Mas''
Irfan mengambil kartu tersebut dan menukar nya dengan kartu yang lain.
''Nah pakek ini aja ya.''
''Kok gitu'' Dinda mengeryit kan dahi nya.
''Iya, yang ini saja. Itu Limit nya sedikit jadi pakai ini saja.''
''Hhmm, padahal Dinda juga jarang makek nya Mas.''
''Mulai sekarang harus sering di pakek ya.'' Ucap Irfan seraya mengacak rambut sang Istri.
''Hmmm''
''Ya udah, Mas berangkat ya.'' Dinda mencium tangan suami nya, Irfan pun mengecup kening sang Istri.
Bik sum yang sedang mengelap meja makan, senyam senyum sendiri melihat keharmonisan Tuan dan Nona nya.
***
Hari berlalu sangat cepat, sekarang tibalah Hari keberangkatan Irfan,Kelvin dan Dinda ke luar kota. Untuk menghadiri Grand Openging Hotel yang mereka bangun.
Setelah berpamitan pada kedua Orang tua nya, mereka segera berangkat menuju Bandara, Kali ini mereka menggunakan pesawat pribadi milik tuan Mario.
''Vin, kita akan nginap di Royal Hotel atau Hotel lain ?'' Tanya Irfan saat sudah duduk santai di dalam pesawat.
''Kita akan menginap Di Royal Tuan, saya sudah reservasi kamar.'' Jawab Kelvin
''Hmm''
Setelah menempuh perjalanan yang cuma beberapa menit saja, mereka tibalah di kKota tujuan nya.Sesampai di sana sudah ada yang menjemput mereka di Bandara dan di antar kan Ke Royal Hotel tempat tujuan mereka.
Saat samapai di lobi Hotel, Lagi-lagi Irfan berjumpa dengan Nona Celine, Nona Celine berada di sana sama hal nya dengan Irfan untuk menghadiri Grand Opening Hotel yang mereka bangun bersama.
''Selamat siang tuan Irfan'' Sapa Nona Celine.
''Selamat siang Nona celine'' Jawab Irfan yang terus merangkul pinggang Istri nya.
Setelah bertegur sapa beberapa saat disana, mereka berjalan ke kamar masing-masing yang sudah di siap kan oleh pihak Hotel. Tentu nya Irfan di siapkan kamar yang paling mewah antara kamar-kamar lain yang ada di sana,
Sesamapai di kamar nya, Dinda membersihkan diri sebentar di kamar mandi lalu merebahkan diri nya di tempat tidur karena sedikit kelelahan.Sedangkan Irfan saat ini sedang ada di aula hotel yang begitu luas itu untuk melihat langsung persiapan acara nanti malam.
''Semua nya sudah siap Tuan Muda, tinggal menunggu nanti malam saja.'' Ucap salah satu penanggung jawab acara.
''Baik, terimakasih atas kerja keras kalian.''
Acara yang di tunggu-tunggu tinggal beberapa jam lagi akan di mulai, Nona Celine saat ini tengah mempersiapka diri nya di sebuah salon kecantikan yang ternama di kota tersebut, agar nanti malam terlihat sempurna di mata semua orang yang hadir di sana, Tentu nya di mata tuan Irfan pasti nya.
Nona Celine bersama Nita sang Asisten sudah menyiapkan rencan untuk menjebak Dinda, entah mengapa Celine sangat benci sekali terhadap Dinda, dia menganggab Dinda telah merebut Irfan dari dirinya, padahal Irfan tak pernah menganggab nya lebih dari sekedar partner bisnis saja. Setelah urusan merias diri nya selesai, mereka kembali ke Hotel.
Di kamar Dinda dan Irfan saat ini sedang ada sedikit perdebatan antara kedua Suami Istri tersebut. Irfan terlihat marah-marah tak jelas karna melihat Dinda menggunakan gaun yang sedikit terbuka dengan belahan rok nya sampai di atas lutut, memperlihat kan kulit paha nya yang putih dan mulus, bgitu juga lengan dan bahu nya yang terpampang nyata di sana.
''Sayang, mas gak mau kamu pakek baju kayak gini.''
''Terus Dinda harus pakek apa Mas ?''
''Pakek aja baju yang lain'' Ketus Irfan
''Tapi gaun ini memang udah Dinda siapin untuk malam ini loh Mas''
''Iya sayang, tapi liat baju kamu terlalu terbuka sayang''
''Orang lain malah lebih terbuka lagi Mas.''
''Itu Istri orang lain, bukan urusan Mas, Tapi kamu Istri aku maka nya aku melarang mu, aku tak suka yang aku miliki di nikmati oleh orang lain.''
Dinda tak lagi membantah, terus saja berjalan untuk mencari baju lain yang sesuai di gunakan nya malam ini.
Tbc ....