Malam Pertama untuk Adik Iparku

"Mas Bastian yakin? Tapi, Kakak bagaimana?" Rara berusaha untuk meyakinkan dirinya jika Bastian benar-benar serius ingin menikahinya.

"Aku akan membebaskannya, dan Kamu yang akan menjadi istriku." jawab Bastian sembari mengusap lembut wajah Rara. Kembali Bastian mengecup bibir gadis itu, seolah dirinya begitu candu dengan kepolosan Rara, Ia tidak mau ada orang lain yang memiliki gadis itu, egois memang. Tapi seperti itulah perasaan Bastian saat ini, dirinya sudah tergila-gila pada adik tiri Vania.

Kemesraan itupun mulai merambat pada jiwa mereka, tentu saja Bastian yang sangat pandai membuat Wanita nya lupa diri, seolah-olah ia tidak bisa menjauhkan dirinya dari Rara.

"Mas jangan! Aku tidak mau kamu melakukannya lagi sebelum kita resmi menjadi suami istri." ucap Rara sembari menolak sentuhan yang di berikan Bastian padanya.

Bastian pun melepaskan tangannya dari tubuh Rara, Ia pun tampak mengusap wajahnya kasar dan memukuli setir mobilnya. Sementara itu Rara terlihat merapikan kancing bajunya yang terlepas saat Bastian mencoba merayap kembali pada tubuh mungilnya.

"Maafkan aku! Aku tidak bermaksud untuk, ah ... oke! Secepatnya Aku akan menikahi mu, sepertinya Aku tidak bisa lagi lepas darimu, Rara! Kau sudah membuat ku candu." ucapnya kepada Rara.

Rara pun hanya tertunduk malu, setelah hujan reda Bastian pun melanjutkan perjalanannya, Ia akan mengantarkan Rara pulang. Selama dalam perjalanan Rara terlihat diam saja sembari melihat ke arah jendela mobil. Sementara Bastian terlihat senyum-senyum sendiri.

*

*

*

Sementara di tempat lain, Susi menunggu kedatangan Rara yang sedari tadi belum sampai ke rumah, wanita itu terlihat begitu marah, Rara terlambat pulang sudah dua jam.

"Rara! Kemana anak itu pergi, jam segini belum pulang juga, awas saja kamu, aku hajar kamu habis-habisan, pulang sekolah nggak langsung pulang, malah keluyuran." umpat Susi sembari mondar-mandir di depan teras menunggu kedatangan Rara.

Hingga akhirnya mobil mewah Bastian memasuki halaman rumah Susi yang luas, seketika Susi sangat bahagia saat melihat mobil menantunya tiba di depan rumahnya.

"Loh! Tumben menantu kesayangan ku datang ke sini, pasti dia sangat merindukan ku, hmm dihitung-hitung sudah lama Aku tidak bertemu dengannya," ucap Susi sembari berjalan menyambut kedatangan Bastian.

Mobil Bastian berhenti dan Susi berlari menghampiri mobil Bastian, sekolah dirinya akan disambut mesra juga oleh sang menantu. Tapi, apa yang diharapkan Susi ternyata salah besar, Bastian turun dari mobil dan tampak mengacuhkan dirinya, Bastian justru membukakan pintu mobil untuk Rara yang duduk di kursi depan.

Seketika Susi melototkan matanya saat melihat sang putri yang keluar dari mobil Bastian. Dan Bastian pun memperlakukan Rara dengan lembut. Ia menggandeng tangan Rara sembari berjalan menuju ke hadapan Susi.

"Rara, Bastian! Kalian berdua bagaimana bisa?" Susi terlihat begitu tercengang melihat kemesraan keduanya. Seketika Susi marah dan emosi melihat pemandangan itu, Ia pun langsung menarik tangan Rara agar menjauh dari Bastian.

"Rara! Apa yang sudah kamu lakukan? Dia ini Kakak ipar kamu, jaga sikap dong! Memalukan." Susi terlihat memarahi Rara. Sementara itu Bastian langsung menyela pembicaraan Susi.

"Rara tidak bersalah, Aku yang sudah mengajak nya pergi."

"Apa? Kamu mengajak Rara pergi?"

Susi seakan tak percaya jika Bastian sudah berani mengajak putrinya pergi, tentu saja Susi sangat khawatir jika Bastian akan melakukan hal macam-macam kepada Rara, karena Susi tahu betul bagaimana sifat dan karakter Bastian yang tak cukup dengan satu wanita.

"Rara! Kamu masuk ke dalam, masuk!" titah Susi kepada Rara agar gadis itu tidak mendengarkan percakapan Susi dan Bastian.

Rara pun masuk ke dalam rumah mengikuti perintah sang Ibu, setelah Rara masuk ke dalam rumah, Susi pun mulai meminta penjelasan kepada Bastian tentang apa yang baru saja ia lihat.

"Aku berharap kamu tidak macam-macam dengan anakku, Bastian!"

Bastian tersenyum dan berkata kepada wanita yang pernah tidur dengannya itu.

"Memangnya kenapa kalau Aku macam-macam dengan Rara, lagipula Aku dan Rara akan menikah, oh ya Ibu mertua. Aku berharap kamu merestui hubungan kami."

Seketika Susi membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Bastian.

"Apa maksudmu, Bastian! Kamu akan menikahi Rara, kamu sudah gila. Kamu Suami Vania, tidak mungkin kamu menikah dengan Rara. Lagipula kamu juga sudah melakukan hubungan terlarang itu dengan ku, harusnya Aku yang kamu nikahi, bukan anakku." protes Susi. Bastian pun hanya tersenyum. Kemudian pria itu berkata. "Kamu pikir Aku bodoh menikahi wanita tua seperti mu, ck ck ck itu hanyalah kebodohan ku saja, jangan pernah berharap Aku akan mendekati mu lagi, karena Aku sudah jatuh cinta kepada putrimu, Aku akan menceraikan Vania secepatnya dan setelah itu Aku akan menikahi Rara."

"Tidak mungkin!"

...BERSAMBUNG ...