Pernikahan karna sebuah perjodohan membuat Aurora tak mengenal betul sosok sang suami yang menikahinya tersebut.
Pria yang di anggapnya baik itu memang terkesan dingin seakan menyembunyikan banyak hal, termasuk wanita lain yang baru di ketahui Aurora tanpa di sengaja.
Mampukah ia menerima nasibnya yang,
"Ternyata, bukan istri pertama?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanpa Suara.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Aurora yang keras kepala akhirnya luluh saat Leo yang memohon. Ia minta istri cantik yang sedang berderai air mata itu untuk pulang kerumah orang-tuanya.
"Mas mau lepas aku? mau balikin aku ke Abi?" tanya Aurora sambil terus terisak lirih.
"Bukan, La. Sumpah demi Tuhan aku gak lakuin itu, aku cuma gak mau kamu disini sendiri saat aku sibuk urus Ameena, kamu tunggu aku dirumah Abi aja ya, nanti aku pulang. Aku janji," mohon Leo, jika sudah begini tentu ia yang bingung sendiri di antara dia istri.
Ameena yang sadar dan perlahan merespon membuatnya tak bisa jauh juga. Apalagi dokter yang sesekali ingin berdiskusi dengannya tentang langkah penyembuhan wanita itu. Meski ada yang ikut membantu dan menemani tapi peran Leo tetap yang terpenting untuk mengambil keputusan sebagai suami.
Aurora pun pulang dengan langkah dan berat hati. Ia sama sekali tak melepas tangannya dari Leo yang mengantar sampai pintu kamar hotel.
"Mas janji?"
"Iya, La. Aku janji akan pulang untukmu. Kita pisah dulu sementara gak apa-apa ya. Jaga dirimu baik-baik dan jangan lupa makan. Aku akan tetap menghubungimu," ucap Leo sembari banyak menitipkan pesan.
Aurora hanya mengangguk, jika saja ia tak bercadar, Leo pasti tau sekuat apa ia kini menggugit bibirnya agar tak terlalu pecah tangisnya. Kini kening pasangan itu saling menempel beberapa detik sambil memejamkan mata, belum juga berpisah nyatanya rindu terselip begitu indah.
"Aku sayang kamu, La"
Kalimat yang ingin sekali di dengar akhirnya terlontar juga dari bibir pria yang teramat Aurora cintai. Tapi ini rasanya tak adil karna itu justru terjadi disaat mereka akan berpisah.
.
.
.
Dua belas hari berlalu, Aurora tetap menekan egonya untuk menyimpan rapat rindu yang semakin menggebu. Ia tak pernah menghungi suaminya lebih dulu karna tak ingin menganggu.
Hari-hari di lewati Aurora dengan menyibukkan diri sendiri, mulai dari menemani Ummi, Amma atau juga sesekali ke Resto jika ada hal yang penting. Apapun di lakukan Aurora agar otaknya tak terus berpusat pada suami dan madunya yang kini berangsur-angsur membaik meski belum di izinkan untuk pulang kerumah.
Begitu pula dengan Leo, kini pikirannya bercabang dua karna harus memikirkan dua bidadarinya di lain tempat. Ia belum berani bercerita apapun karna kondisi Ameena yang belum cukup Stabil.
Ia hanya bisa curi-curi waktu saat istri sirinya itu terlelap, atau saat dipanggil dokter dan cari makan di luar. Saat-saat seperti itulah yang di gunakan Leo untuk mengabari Aurora.
Berat rasanya, saat nyaman mulai tumbuh diantara yang kedua, cinta pertamanya justru kembali menyapa dengan harapan ingin kembali bahagia,
"Kak," panggil Ameena.
Leo yang berada disofa usai menerima telepon dari Indra pun lekas menghampiri.
"Kamu butuh apa, Sayang?" tanya Leo sambil mengusap pipi cantik Ameena yang kini tak lagi terpasang alat pernapasan.
"Aku mau minum air putih, tenggorokanku kering, Kak," pintanya pada Sang suami yang ia tahu begitu setia mendampinginya selama ini.
Leo pun langsung mendekatkan gelas berisi air pada Ameena.
"Cukup, Kak. Terimakasih," ucapnya kemudian.
Leo pun hanya mengangguk sambil tersenyum, ia letakkan lagi gelas itu keatas nakas samping ranjang pasien.
"Kak, aku ngantuk, aku mau tidur sekarang."
"Tidurlah, biar ku temani ya," jawab Leo.
"Janji jangan pergi ya, Kak. Tetap disini denganku."
"Iya, Sayang, aku tak akan kemana-mana."
Ameena memposisikan dirinya senyaman mungkin. Begitu pun dengan Leo, ia menunggu wanita yang sedang berjuang untuk sembuh itu terlelap terbuai mimpi.
Dan dirasa Ameena sudah tertidur, Leo kembali meraih ponselnya, ia yang begitu merindukan Aurora langsung mengirim satu pesan
.
.
.
La, kita videocall ya. Tapi jangan ada suara. Aku rindu...
vote✌🏼
lanjut Thor 🙏🏼