NovelToon NovelToon
Budak Tuan Alejandro

Budak Tuan Alejandro

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Harem / Romansa / Tamat
Popularitas:983k
Nilai: 5
Nama Author: susi sartika

Isabella adalah Anak dari seorang pelayan yang bekerja di keluarga bangsawan, Thompson. Ia selalu menemani putri keluarga tersebut, Catalina Thompson.

Catalina selalu memperlakukan Isabella dengan buruk. Memperkejakan Isabella semena-mena. Suatu hari, Catalina mengalami kekalahan dalam bertaruh dengan teman-temannya. Ia memerlukan uang banyak, karena tidak ingin kebiasaan buruknya di ketahui oleh kedua orangtuanya, Catalina tega menjual Isabella pada mucikari.

Isabella tidak bisa membantah perlakuan Catalina. Wanita itu mengancam keselamatan ibunya. Tidak mau ibunya lenyap oleh Catalina, Isabella pasrah ketika dijual di rumah bordil.

Bagaimana kisah Isabella selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seorang budak

Makan malam di keluarga Smith, kali ini kedatangan keluarga Felipe. Ayah dan ibu dari Jordan datang berkunjung untuk memenuhi undangan Edgar.

Jordan datang dengan membawa sejuta senyuman bermekaran, khusus untuk Isabella. Pria itu tidak menyangka, Elizabeth mempunyai niat terselubung ingin mempererat hubungan kekeluargaan, dengan menjodohkan dirinya dengan Isabella. Yah, meski itu hanya wacana samar yang Jordan tangkap dari gerak-gerik Edgar.

Jika itu benar, tentu saja dengan senang hati Jordan akan menerimanya. Menikahi Isabella memang keinginannya. Hanya saja, ia belum tahu bagaimana jawaban Isabella atas perjodohan itu. Huh! saking senangnya, Jordan sudah berharap lebih. Padahal hanya sebuah undangan makan malam.

Gadis ku memang cantik

Kedua matanya berbinar melihat Isabella malam ini, wanita itu terlihat cantik dengan gaun yang di kenakan. Ah, Jordan lupa. Isabella memang selalu terlihat cantik.

"Tutup mulut mu, Jordan! keponakan ku memang cantik, tidak usah melihatnya seperti itu." Edgar menyenggol bahunya, temannya itu senang sekali merusak suasana. Untung para orang tua tidak mendengar ucapan Edgar.

"Si tua ini, tidak tahu saja bujangan seperti ku tengah jatuh cinta." Jordan mendengus. "Kau juga dulu begitu." sungutnya.

Edgar melengos. Pria itu memang sudah pernah menikah, tetapi belum pernah merasakan api kasmaran kepada lawan jenis. Sebab, pernikahannya dengan ibunya Luke adalah sebuah kesepakatan. Bukan perjodohan, mereka berdua memutuskan untuk menikah karena saling menguntungkan. Sayangnya, Emily lebih dulu menemukan tambatan hati dan memilih berpisah dengannya. Edgar, duda tampan yang malang!

"Eh maaf, Kau kan tidak pernah jatuh cinta." selorohnya. "Aku salah bicara rupanya, tapi memang benar kan?" Jordan mencibir dengan tawa meremehkan.

"Ck! tutup mulut mu!" Edgar melengos, ia jengkel sekali.

"Kau itu jangan terlalu kaku, lebih banyak tersenyum agar ada wanita yang tertarik padamu." ujarnya.

Edgar pria yang terbilang acuh bahkan para wanita yang jumpa dengannya sudah ketakutan duluan karena parasnya yang selalu tegang dan juga galak. Meski ketampanannya tidak dipungkiri mampu memikat banyak wanita, tetapi mereka lebih memilih tidak mendekati pria galak seperti Edgar.

Jordan berlalu, ia memilih untuk mendekat pada Isabella. "Kau cantik sekali, Isabel. Apa kau sengaja berdandan cantik seperti ini untuk ku?" ucapnya sembari mengerling genit. Pria itu terlalu percaya diri. Namun selalu berhasil membuat Isabella tersenyum. Jordan pria periang yang bisa membuat orang sekitarnya ikut merasa senang.

"Kau terlalu percaya diri tuan Jordan." balasnya. Senyum manis tersemat di wajah cantik itu.

"Astaga, manis sekali kau ini." jika diperbolehkan, Jordan ingin sekali mengecupi wajah cantik Isabella. "Apa sekarang saja aku melamar mu? sepertinya ini waktu yang tepat."

"Jangan konyol Jordan!"

Jordan tertawa. "Iya iya, aku akan menunggu kau siap dulu."

Nyonya Felipe datang mendekat. "Jadi ini gadis yang selalu kau ceritakan?"

Isabella memberi hormat layaknya gadis bangsawan. "Senang bertemu dengan mu Nyonya Felipe."

"Ibu kenapa kesini? dimana ayah?" rupanya Jordan tidak ingin diganggu saat bersama Isabella. Ibunya itu mengganggu saja!

"Ayah sedang berbincang dengan Nyonya Smith." balasnya. Pandangan nyonya Felipe teralih kembali pada Isabella. "Kau memang cantik, pantas putra ku tidak henti berbicara tentang mu." nyonya Felipe mengelus pipi Isabella.

"Ibu bicara apa.." Jordan cukup malu, bisa-bisanya ibunya ini membongkar rahasianya. Walaupun Isabella sudah tahu perasaannya, tapikan malu juga ketahuan sering membicarakan Isabella.

Isabella tersenyum. "Jordan teman yang baik." ia tidak ingin nyonya Felipe berpikir yang tidak tidak mengenai hubungannya dengan Jordan.

"Teman?" ulang nyonya Felipe, lalu wanita paruh baya itu tertawa. "Kasihan sekali putra ku, Isabella hanya menganggap mu teman." nyonya Felipe melirik putranya. Meledek!

Dari sini, Isabella bisa menebak. Jordan yang ceria ternyata menuruni ibunya.

"Sudahlah ibu pergi saja, temani ayah." Jordan mendorong pelan, seraya menggiring nyonya Felipe untuk segera pergi. Bisa gawat kalau ibunya terus bersuara.

"Isabel, kita lanjutkan lagi saat makan malam." ucap Nyonya Felipe. Isabella hanya membalas dengan sebuah senyuman.

"Isabel, maafkan ibu ku. Dia terlalu cerewet."

"Tidak apa Jordan. Ibu mu sungguh menyenangkan."

Masih dua puluh menit lagi untuk makan malam. Jordan mengajak Isabella untuk duduk bersantai di teras halaman.

"Jordan, aku belum menyapa ayah mu." sebenarnya Isabella enggan untuk berduaan dengan Jordan, tapi ia juga tidak enak hati menolaknya.

"Nanti juga bertemu." balasnya. Jordan mengatur nafasnya, ia ingin berbicara serius dengan Isabella sebelum makan malam tiba. "Isabel.."

"Ya ada apa?"

"Apa nyonya Smith sudah mengatakan sesuatu padamu?" tanya Jordan. Senyum Isabella perlahan menyurut. "Kau tahu kan, acara makan malam ini di buat?" sebenarnya Jordan belum yakin, hanya menebak-nebak saja. Tapi sepertinya tebakannya itu benar. Makan malam ini untuk menyatukan keluarga mereka. Karena hal yang langka, Nyonya Smith mengundang keluarga Felipe secara resmi untuk makan malam bersama.

Isabella menunduk. Elizabeth memang sudah mengatakan keinginannya untuk menjodohkan dirinya dengan Jordan. Namun neneknya itu tidak memaksa kalau Isabella keberatan dengan keputusan tersebut.

"Jordan, aku..." lirihnya.

Jordan mengangguk. Pria itu bisa menebak jika Isabella sudah mengetahui rencana para orang tua, dan menolaknya. "Tidak usah di pikiran. Nanti kau diam saja saat makan malam, biar aku yang menjawabnya. Hanya berteman dan dekat dengan mu saja, aku sudah senang."

Isabella terkejut, entah apa yang akan di katakan Jordan nanti. Yang jelas, Jordan akan mempermalukan keluarganya di depan Nyonya Smith demi Isabella.

"Jordan maafkan aku. Kau jangan berkecil hati. Kau pria tampan dan kaya, banyak gadis yang menginginkan mu." ucap Isabella.

Jordan menghela. "Tapi hanya kau yang aku inginkan." lirihnya.

"Aku tidak pantas untuk mu."

Jordan tersenyum tipis. "Kau meledek ku? apanya yang tidak pantas. Bilang saja kau menolak ku."

"Jordan.." Isabella ragu mengatakannya. Tapi sepertinya ia harus mengatakan masalalunya agar Jordan berhenti berharap padanya. "Sebelum aku datang di keluarga Smith, dulu aku pernah menjadi budak." Isabella tertunduk saat mengatakan itu. Masalalunya begitu kelam, hingga ia merasa tidak pantas menjadi seorang putri bangsawan.

Jordan cukup terkejut mendengarnya. "Apa maksud mu?"

"Paman Edgar pernah bilang kan, kalau aku baru di temukan?" katanya. Dan Jordan mengangguk. "Sebelum aku ditemukan, aku adalah seorang budak pria kaya. Dan kau pasti tahu apa saja yang di lakukan seorang budak."

"Aku tidak pantas untuk mu, Jordan. Kau pria yang baik, harus mendapatkan gadis yang baik juga." lanjutnya. Air matanya turun tanpa di pinta. Dengan segera Isabella menghapusnya.

Jordan terdiam, entah apa yang dipikirkan pria itu. Seorang budak? astaga, malang sekali nasib gadis cantik seperti Isabella.

"Sebaiknya kita bergabung dengan yang lainnya, makan malam sebentar lagi." Isabella beranjak dari duduknya.

"Isabella.." Jordan menarik lengan Isabella. Pria itu berdiri di hadapan wanita itu. Lalu ikut menghapus air mata yang tersisa di sudut matanya. "Jangan merasa tidak pantas. Aku mencintaimu apapun keadaan mu."

"Jordan..."

Pria itu mengangguk. "Aku tidak masalah dengan masalalu mu."

"Aku belum mencintai mu." Isabella berkata jujur dengan perasaannya saat ini.

"Aku akan membuatmu jatuh cinta pada ku."

"Tapi.."

"Aku akan sabar menunggu mu."

1
Bastian Sipahutar
Biasa
Anonymous
kerennn
Sur Tini
suka..ad kelanjutan nya kah
Ana Akhwat
Cerita ini menceritakan hati penulisnya yang jahat
Ana Akhwat
Wkwkwkwkwk kayak zaman jahiliah saja pake budak
Grace marra Pamangkaras
kocak banget sih torr🤣🤣🤣
Nana Niez
Isabel,, bodoh sekali,,, amatir lah ya pastinya
Farika Willesden
keren ceritanya,,..
Salomy Leonora Nortje Ohello
ceritanya sangat menarik. walaupun awalnya kesal sama sifat kejam Alejandro terhadap Isabela. tapi akhirnya senang jg. Ale bisa berubah jg.
Safa Almira
suka
Esti
bagus 🌹🌹
Mebang Huyang M
mks thor. ceritanya bsgud bangat.
Mebang Huyang M
astaga si ale... kehilangan taringnya udh di hadapan istrinya wkwkwk.
Merryatti
Luar biasa
Nami chan
terimakasih 🥰 ceritanya simpel menarik
Nami chan
terimakasih 🥰
Nami chan
jangan2 catalina
Nami chan
🤣🤣🤣🤣
Nami chan
bales dendam, biarin le biar dendam ilang cinta pun datang
Siti Aminah
Top
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!