Xi Bao seorang wanita muda dari anggota militer di abad 19, dia meninggal saat menjalankan tugas di medan perang, dan jiwanya melanglang buana sampai puluhan tahun, hingga bertemu dengan dewa keabadian.
Dan dewa keabadian memberi dua pilihan pada Xi Bao, untuk hidup kembali di raga orang lain atau jiwanya tetap melanglang buana tanpa arah.
Xi Bao yang sudah lelah akhirnya memilih untuk hidup kembali meskipun di raga orang lain.
Dan sebelum jiwanya masuk ke raga barunya, dewa keabadian memberikan gambaran seperti apa sosok raga baru yang akan ia tempatinya. Xi Bao sempat menyesal memelih hidup kembali, karna raga yang akan di tempatinya adalah milik seorang gadis muda yang sedang di butakan oleh cintanya pada lelaki yang jelas jelas tidak menyukainya, berbeda dengan dirinya yang tidak pernah perduli dengan yang namanya percintaan, karna sejak kecil Xi Bao sudah di didik untuk menjadi anggota militer, tidak ada kesempatan bagi dirinya untuk merasakan seperti apa rasanya jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Xi Bao yang sudah fokus lagi dengan pekerjaannya harus terganggu, saat asisten Pei menghampirinya.
'' Nona Xi maaf, Pak Lu meminta anda untuk ke ruangannya '' ujarnya.
Xi Bao mendongakkan kepalanya menatap asisten Pei, membuat asisten Pei sedikit tersentak, menurutnya tatapan Xi Bao tidak seperti biasanya.
Tak banyak bertanya Xi Bao langsung berdiri, dan melangkah pergi ke ruangan Lu Yiran yang terletak di gedung paling atas.
" Kenapa tatapan Nona Xi bisa membuatku merasa tertekan " batin asisten Pei yang berjalan di belakang Xi Bao.
Asisten Pei membukakan pintu ruangan Lu Yiran untuk Xi Bao. '' Nona Xi silahkan ''
Xi Bao menganggukkan kepalanya, lalu berjalan masuk ke dalam ruangan Lu Yiran.
Di dalam ruangan itu Xi Bao tak hanya mendapati Lu Yiran saja, tapi juga seorang wanita yang duduk di sofa berhadapan dengan Lu Yiran.
'' Hai Xi Bao '' sapa wanita itu yang tak lain adalah Gu An An.
Tapi Xi Bao tidak menggubrisnya, dirinya sudah bertekat untuk tidak mengusik lagi ketiga orang yang pernah dekat dengan pemilik raga asli ini.
'' Ada apa Pak Lu memanggil saya? '' pertanyaan Xi Bao membuat dahi Lu Yiran mengerut, ini kali pertama dia mendengar Xi Bao memanggilnya dengan sebutan Pak, biasanya Xi Bao selalu memanggilnya Kaka, entah di mana pun mereka berada.
'' Apa kamu sudah makan siang? '' tanya Lu Yiran.
'' Sudah '' jawabnya singkat.
Lu Yiran langsung menegakkan punggungnya, dia sudah menunggu Xi Bao hampir satu jam untuk makan siang, tapi wanita itu malah sudah makan siang duluan pikirnya.
'' Di mana?, biasanya kamu selalu makan siang di sini '' tanya Lu Yiran kesal, anehnya dirinya tidak bisa mengungkapkan penyebab kekesalannya yang sudah menunggu Xi Bao hampir satu jam lebih.
'' Saya makan siang di kantin, mulai hari ini dan seterusnya saya tidak akan makan siang di ruangan Pak Lu lagi '' tukas Xi Bao.
'' Kenapa? '' tanya Lu Yiran.
'' Saya sudah sadar kalau saya hanya karyawan di sini '' jawab Xi Bao.
'' Pak Lu, jika tidak ada hal lain yang ingin di tanyakan, saya mohon undur diri dulu ''
Xi Bao langsung berbalik pergi, dan saat hendak membuka pintu tangannya terhenti, ketika mendengar seruan Gu An An.
'' Xi Bao, nanti malam kamu harus datang di acara pertunanganku dengan Kak Peng! '' seru Gu An An.
Xi Bao hanya menganggukkan kepalanya lalu segera keluar dari ruangan Lu Yiran.
Sedangkan Lu Yiran dia sedikit merasa kasihan pada Xi Bao, karna Lu Yiran tahu kalau Xi Bao sudah mencintai Wang Peng sejak mereka masih duduk di bangku sekolah, bahkan sebelum kehadiran Gu An An di antara mereka, Lu Yiran juga tahu kecelakaan yang di alami oleh Xi Bao beberapa waktu lalu mungkin ada sangkut pautnya dengan Wang Peng yang melamar Gu An An pas di acara reuni sekolah saat itu.
Lu Yiran tersadar kalau di sini bukan hanya Xi Bao yang sedang merasakan patah hati, bahkan dirinya juga merasakan hal yang sama, wanita yang di cintainya akan di miliki oleh sahabatnya.
Saat malam tiba Xi Bao tiba di mansion keluarga Wang bersama kedua orang tuanya, setelah kecelakaan waktu itu Tuan Xi melarang kerasa Xi Bao mengemudikan mobil sendiri lagi.
'' Selamat malam Nenek '' ucap Xi Bao tersenyum ramah.
Nenek Wang melihat Xi Bao di depannya, dia langsung berhambur memeluk erat Xi Bao, selain Lu Yiran Nenek Wang juga menganggap Xi Bao seperti cucunya sendiri, apa lagi mendiang Nenek Xi Bao juga sahabat Nenek Wang.
'' Bao Bao, bagaimana kabar kamu sayang?, maafkan Nenek, setelah terakhir kali menjengukmu waktu itu Nenek belum menemuimu lagi '' ucap Nenek Wang.
Xi Bao tersenyum. '' Tidak apa apa Nenek, Bao sudah baik baik saja, tadi juga sudah mulai masuk kerja ''
'' Syukurlah kalau begitu ''
Setelah basa basi sebentar dengan Nenek Wang, Xi Bao juga menyapa keluarga Wang yang lain, termasuk ke dua orang tua Wang Peng dan juga adiknya, setelah itu Xi Bao berpisah dari kedua orang tuanya yang sedang mengobrol dengan keluarga Wang, Xi Bao memilih duduk di kursi yang berada di pojok ruangan sembari menikmati cake yang di ambil dari atas meja hidangan para tamu.
'' Xi Bao ''
Xi Bao mendongakkan kepalanya, dan melihat Lu Yiran berdiri di depannya.
'' Ada apa? '' Xi Bao bertanya dengan cuek.
Lu Yiran menarik kursi yang berada tak jauh darinya, lalu duduk ber hadapan dengan Xi Bao.
'' Aku pikir kamu tidak akan hadir '' ucap Lu Yiran.
'' Aku di undang, dan mereka berharap sekali aku hadir, jadi sudah seharusnya aku datang '' sahut Xi Bao.
Lu Yiran menganggukkan kepalanya, lalu diam diam dia memperhatikan Xi Bao yang sedang menikmati cake dengan lahap, menurutnya Xi Bao terlihat berbeda semenjak sadar dari koma karna kecelakaan yang di alaminya, dia tidak pernah lagi berbicara banyak dengannya, ataupun merengek seperti anak kecil yang biasa di lakukan saat bertemu dengannya.
Xi Bao dan Lu Yiran kompak menatap ke depan, saat mendengar suara tepuk tangan para tamu undangan, ternyata yang memiliki acara sudah berdiri di depan dengan bergandengan tangan dengan mesra.
Di depan Wang Peng mengucapkan beberapa kata untuk para tamu undangan yang sudah datang, dia juga mengungkapan kata kata cinta untuk Gu An An yang terdengar romantis, membuat para tamu undangan kembali bertepuk tangan dengan meriah.
Dan di antara para tamu undangan, hanya Xi Bao dan Lu Yiran yang terlihat santai.
'' Pak Lu, bagaimana rasanya melihat orang yang Pak Lu cintai bertunangan dengan sahabat sendiri '' cletuk Xi Bao.
Lu Yiran langsung menatap Xi Bao yang berdiri di sampingnya, darimana Xi Bao tahu kalau dirinya menyukai Gu An An pikirnya, karna selama ini tidak ada satu orang pun yang tahu kalu dirinya menyimpan perasaannya pada Gu An An termasuk asisten pribadinya, yang orang orang tahu dirinya menyayangi Gu An An layaknya seorang adik tidak lebih.
'' Xi Bao, apa maksud dari perkataanmu, aku tidak mengerti '' tukas Lu Yiran gugup.
Xi Bao menoleh menatap Lu Yiran dengan tersenyum devil. '' Pak Lu tidak usah gugup begitu, tenang saja, aku tidak akan membocorkan rahasia Pak Lu ''
Lu Yiran semakin bertambah gugup. '' Xi Bao, kamu tahu dari mana kalau aku menyukai An An? '' akhirnya Lu Yiran berani berkata jujur.
'' Tidak ada, aku hanya asal menebak saja '' setelah berucap, Xi Bao melangkah pergi begitu saja, meninggalkan Lu Yiran yang di penuhi rasa penasaran.
'' Xi Bao, kamu mau kemana?! ''
'' Keluar ''
Sebenarnya Lu Yiran ingin menyusul Xi Bao, tapi di urungkannya karna Gu An An memanggilnya.
'' An An, ada apa? '' tanya Lu Yiran saat sudah berdiri di depan sepasang kekasih yang baru saja meresmikan pertunangannya.
'' Apa Kak Yiran tidak ingin memberi selamat pada kami berdua '' tukas Gu An An yang menggandeng mesra lengan Wang Peng.
Lu Yiran tersenyum dengan pahit. '' Selamat untuk kalian berdua ''
'' Yiran, ada apa denganmu?, kenapa wajahmu terlihat masam begitu '' tanya Wang Peng yang sejak tadi diam memperhatikan wajah masam sahabatnya ini.
Lu Yiran hanya menggelengkan kepalanya saja sebagai jawaban, tidak mungkin dia mengatakan kalau sedang patah hati.
'' Eh, sepertinya tadi aku melihat Xi Bao bersama Kak Yiran, dimana dia?, kok tidak menemui kami '' ucap Gu An An celingukan mencari keberadaan Xi Bao.
'' Dia keluar '' sahut Lu Yiran.
'' An An, untuk apa kamu cari dia, emang lebih baik dia tidak menemui kita, aku tidak mau melihat dia buat masalah lagi denganmu '' ujar Wang Peng dengan nada tak suka.
semangat/Determined//Determined//Determined/
tidak nikmat 😂ceritamu bagus thorrr lov u lanjut😘
up
up
LAGI kk