NovelToon NovelToon
Pria Musim Dingin

Pria Musim Dingin

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Patahhati / Dijodohkan Orang Tua / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Thenia12 Nurhalimah

Ayahnya mengatakan jika Yura akan di jodohkan dengan pria baik dan ramah. Tapi setelah menikah Yura justru mendapati suaminya itu irit bicara, membuat Yura terkadang frustasi dengan suaminya sendiri.

Ketika berhasil meluluhkan sikap dingin suaminya, Yura harus berjuang melawan penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya dan trauma masa lalu yang terus menghantuinya. Di tambah, Yura kembali bertemu dengan teman kecilnya yang tak lain kembaran suaminya. Hal itu membuat pernikahan mereka di uji.

Akankah Yura tetap bersama suaminya atau kembali dengan teman masa kecilnya? Yura harus memilih satu di antara mereka disaat tubuhnya di gerogoti sel kanker jahat yang membuatnya hampir menyerah untuk hidup.

-Sesuai namamu aku akan memanggilmu pria musim dingin," kata Yura tersenyum di hadapan Winter.

De Willson series 1 (Menikahi mafia kejam)
De Willson series 2 (The devil's touch)
De Willson series 3 (Pria musim dingin)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thenia12 Nurhalimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#35

"Kita masih belum bisa menemukan data korban tsunami beberapa tahun yang lalu, Tuan. Karena kejadian itu sudah sangat lama." Lail berkata kepada Winter yang sedang duduk di ruang kerja nya.

Winter berdecak kemudian menopang kepalanya dengan kedua tangan di atas meja. Tanpa sepengetahuan siapapun, ia sedang mencoba mengorek masa lalu Yura, pasalnya Yura selalu bermimpi buruk dengan memanggil Ibunya dengan sebutan 'Mama'.

Padahal Winter tahu, Yura memanggil Bayuni dengan sebutan 'Mommy'.

Mertuanya, Benjamin. Tidak pernah mau cerita soal trauma yang di alami Yura selain meminta Winter menjaga gadis itu ketika trauma nya kambuh saja.

Winter kemudian mengambil foto kecil Yura di dalam laci, ia berhasil mendapatkan foto itu dari Bayuni ketika acara makan malam di mansion Ayahnya.

Winter memberikan foto itu kepada Lusi. Lusi mengambilnya.

"Cari reporter yang pernah meliput kejadian tsunami itu. Mungkin mereka mengenali wajah Yura."

"Baik, Tuan."

Lusi membungkukan badan kemudian keluar dari ruangan.

*

Yura terbaring di Rumah Sakit untuk melakukan kemoterapi. Dokter Leon masuk setelah mengucapkan selamat pagi kepada Yura dengan ramah.

"Dok, apa itu sakit?" tanya Yura ketika melihat Dokter Leon menyiapkan alat-alat pemasangan infus.

Dokter Leon mendongak menatap gadis itu. "Sedikit, Nona Sunshine. Kau masih takut dengan jarum suntik?"

Yura mengangguk pelan.

"Demi kesembuhan mu, kau harus melawan rasa takutmu, Nona Sunshine."

Dokter Leon mendekat, Yura memalingkan wajahnya ke arah lain ketika Dokter Leon memasang infusan di tangan kiri Yura. Yura menahan nafas dengan mengigit bibir bawahnya ketika merasakan jarum suntik itu menusuk punggung tangannya.

"Sudah, Nona ..."

Yura kembali menoleh ke arah Dokter Leon kemudian melihat Dokter Leon menggantungkan cairan di tihang infus samping ranjang.

"Itu obatnya?" tanya Yura.

"Iya, Nona Sunshine. Proses kemoterapi nya sampai cairan ini habis ya. Ada beberapa efek samping yang akan di rasakan setelah kemoterapi selesai. Seperti, mual dan muntah, nyeri di beberapa bagian tubuh, rambut rontok sampai penurunan berat badan. Jadi, jika Nona Sunshine merasakan salah satu dari itu, jangan khawatir, itu hal umum terjadi ketika selesai kemoterapi."

"Berapa lama saya merasakan efek itu?"

"Lima sampai enam jam setelah kemoterapi biasanya anda akan merasakan efeknya dan efeknya akan tetap di rasakan selama lima sampai tujuh hari."

Yura tiba-tiba termenung.

Bagaimana aku bisa menahan efek samping kemoterapi ini kalau ada Winter nanti.

Yura mengangguk paham. "Kapan saya kemoterapi yang kedua, Dok?" tanya nya dengan wajah lesu.

"Sekitar tiga minggu lagi, Nona. Semangat ya, yang terpenting jangan terlalu banyak pikiran dan makan makanan yang sehat, jangan terlalu kelelahan juga karena tubuh anda pasti mudah lemas tiba-tiba."

Yura kembali mengangguk.

Ketika Dokter Leon keluar, Yura membaca buku sambil menunggu obatnya habis. Novel yang di tulis oleh Nala yang sebentar lagi akan di film kan oleh Nathan, Yura hanya ingin tahu di Novel dan Film ceritanya berubah atau tidak nanti.

Sebelum pergi ke Rumah Sakit, Yura mengatakan kepada Winter jika ia akan pergi ke rumah Bella.

*

Pagi ini hal menyebalkan kembali terjadi kepada Magma, Lail masih belum kembali dengan alasan Alex sakit.

Magma yakin itu alasan Alex agar Lail tidak pergi ke apartemen nya. Alhasil Magma harus mencari sarapan sendiri lagi, ia mengendarai mobil untuk mencari restaurant, Magma sedang malas memasak.

Di perjalan orang-orang begitu ribut, suara mobil saling mengklakson satu sama lain, motor saling menyalip. Magma heran mau kemana orang-orang itu sampai buru-buru sekali.

CIITT

Magma mengerem mobilnya mendadak ketika ada motor dengan lampu sen ke kanan tapi belok ke kiri.

Magma berdecak kesal apalagi ketika motor itu malah kembali melaju tanpa meminta maaf.

Ketika ia hendak menginjak pedal gas kembali, seorang perempuan menghadang mobil Magma, menangis dengan menggendong anaknya. Perempuan itu terlihat meminta pertolongan.

Magma keluar dari mobil.

"Tuan, tolong bantu saya Tuan ... anak saya demam tinggi, saya harus membawanya ke Rumah Sakit."

Magma menyentuh kening bayi tersebut dan benar tubuhnya sangat panas.

"Masuk!"

"Terimakasih Tuan ... terimakasih ..."

Perempuan itu segera masuk ke mobil Magma. Magma mau tak mau harus mengantar perempuan itu dulu, padahal ia sangat kelaparan.

Satu-satunya Rumah Sakit terdekat di jalan itu hanyalah Rumah Sakit Melati. Magma membawa perempuan itu ke sana, ketika sampai perempuan itu langsung berlari masuk ke UGD.

Magma menyelesaikan pendaftaran dan pembayaran untuk bayi itu. Setelah selesai, pria itu mencari perempuan tadi di UGD.

"Hei." Magma menarik pundak perempuan itu.

"Tuan terimakasih ... terimakasih ..." Perempuan itu membungkukan badan beberapa kali di hadapan pasien lain dan petugas medis.

Magma mengeluarkan amplop dari saku jaket nya dan memberikannya kepada perempuan itu.

"Biaya berobat sudah selesai, itu untuk kebutuhanmu dan bayimu."

Perempuan itu ternganga melihat amplop di tangan nya. "T-tuan ini ... ini untuk saya?"

Magma mengangguk kemudian pergi dari UGD. "Tuan terimakasih!" teriak perempuan itu terakhir kalinya.

Ketika Magma hendak masuk kembali ke mobil tiba-tiba ia mendapat pesan masuk dari Lail yang mengatakan jika Alex di rawat di Rumah Sakit Melati.

Magma kembali menutup pintu mobil dan membalik menatap bangunan Rumah Sakit itu, mendengus kasar lalu kembali masuk ke dalam untuk mencari ruangan tempat Alex di rawat.

"Kamar tujuh, ruang anggrek," ucap Magma kepada salah satu perawat.

"Ruang anggrek di lantai dua Tuan, dekat dengan ruangan Mawar."

Magma mengangguk kemudian masuk ke dalam lift. Ketika pintu lift terbuka, Magma kembali menghampiri meja perawat untuk menanyakan ruang anggrek karena ada dua lorong di sana.

"Ruang anggrek yang kiri, Tuan."

Magma mengangguk, ketika berbalik ia tak sengaja mendengar obrolan perawat di belakangnya.

"Dokter Leon punya pasien penderita Leukimia, nama pasien itu Sunshine. Namanya aneh ya."

"Itu bukan nama aslinya, nama aslinya Ayura Aletta. Dia daftar ke yayasan amal untuk berobat dan menjalani kemoterapi nya di sini."

"Ayura aletta," gumam Magma.

Magma pun kembali berbalik. "Pasien bernama Ayura Aletta tadi ada di kamar mana?"

"Di Ruang mawar, kamar nomor satu. Tuan, anda keluarganya?"

Magma mengangguk. "Iya."

"Baguslah, dia tidak sendirian jadinya. Soalnya dia di kamar tidak ada yang menemani."

Magma bukan pergi ke ruang anggrek, ia memilih lorong kanan menuju ruang mawar untuk melihat pasien bernama Ayura Aletta itu.

Magma curiga kepada Yura karena melihat Yura mimisan kemarin. Apalagi namanya sama.

Perlahan ia mendekati kamar dengan tulisan 01 di pintu. Ada kaca bulat di pintu itu, Magma mengintip dari sana dan seketika ia terbelalak ketika melihat Yura yang ada di dalam kamar itu sedang membaca buku dengan selang infus di tangan nya.

Dengan kasar Magma membuka pintu kamar membuat Yura terlonjak kaget.

"YURA."

Yura melebarkan mata melihat Magma berdiri di dekat pintu. Gadis itu menutup bukunya.

"Magma ..."

Bersambung

1
Bukhori Muslim
good story
Rifana Sitorus
Luar biasa
Upin Ipin
ya aku jg mau dong magma.../Grin/
Upin Ipin
😱😱😱😱
Upin Ipin
kalo aja ada kakak spt Magma di dunia nyata..
Upin Ipin
good kak magmaa
Upin Ipin
baguuss. tegassss dan lumayan menjatuhkan👏👏👏
Upin Ipin
gimana gak marah, Yura yg hamil, winter yang semakin aneh dgn sikapnya.
Hope
asli nangis bacanya.... bener2 sedih ceritanya..../Sob/
KaylaKesya
terbaek Thor👍 ceritanya umph💪
KaylaKesya
hahahahahahha Julian jahat🤣
KaylaKesya
hahahahaha Julian berani ya🤣
KaylaKesya
hahahahaah🤣
KaylaKesya
hahahahaha yura🤣
KaylaKesya
hahahaha🤣🤣 aduiiii
KaylaKesya
memang menghargai SANGAT🤣🤣
KaylaKesya
hahahahahah...🤣lusi hebat uhuuuu
Apit Maulan
ko gbar visual nya ga muncul thor /Grimace/
Apit Maulan
ko gambar visual nya ga muncul thor /Grimace/
lapak nasi khansa
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!