Terjebak Kawin Kontrak dengan Tuan Muda Arab

Jam baru saja menunjukan jam lima pagi, tapi semburat jingga di ufuk timur mulai nampak, pertanda matahari sudah akan terbit.

Pada musim panas seperti ini, di daerah Timur tengah biasanya akan mengalami siang yang cukup panjang.

Fajar sodiq mulai terbit pada jam 4 pagi sedangkan adzan magrib baru akan berkumandang saat jam sudah menunjukan jam 7 atau setengah delapan, di mana kalau di Indonesia biasanya sudah memasuki waktu isya.

Matahari kini telah terbit, hawa panas mulai terasa menyengat, namun Maymunah masih duduk bersimpuh di atas sajadahnya.

Ia tak henti-hentinya melantunkan dzikir dan ayat suci, hanya itu yang bisa ia kerjakan untuk mengobati luka hatinya dan untuk meringankan beratnya beban yang ia pikul.

Sementara Sultan, setelah Solat subuh, ia membaringkan tubuhnya dan terlelap dalam mimpinya.

"Ya Allah, ampuni hamba jika yang hamba lakukan ini sebuah dosa, berikanlah petunjukmu pada suami hamba. Sadarkan dia agar tidak mengikuti teman teman yang akan membawa dampak buruk bagi agama dan kehidupan masa depannya.Dan lembutkanlah hati keluarga nya agar mau menerima pernikahan kami. Sesungguhnya kendali hati mereka ada pada Engkau. Engkau yang mengendalikan hati dan pikiran mereka, untuk itu hamba memohon demi keagunganmu dan demi kuasaMu pada mahkluqmu..buatlah hati mereka condong terhadapku dan buatlah mereka menerima hamba sebagai anggota keluarga mereka..ya Arhama rohimin"

Lirih Maymunah dalam doanya.

Setelah selesai solat Dhuha, Maymunah melangkahkan kakinya ke arah dapur untuk membuatkan sarapan untuk suaminya.

Dengan langkah tertatih ia berjalan keluar kamar.

Ia masih merasakan sakit yang luar biasa akibat perbuatan suaminya yang memaksanya berhubungan badan.

"Ya Allah, sakit sekali rasanya. Sultan benar-benar keterlaluan." Gerutunya sambil tetap memaksa berjalan.

Baru saja ia berjalan kearah pintu, ia sudah limbung dan menjatuhkan pot bunga yang ada di pinggir pintu hingga pecah.

Prang..

"Astaggfirullah, ada apa sayang?" Tanya Sultan yang terbangun karena kaget.

Ia segera mendekat dan meraih tubuh Maymunah namun ditepis dengan kasar olehnya.

"Lepas! Biarin aku sendiri. Aku mau masak" Tukasnya sewot.

"Sayang, emangnya kamu mau masak sarapan sekarang?. Ya udah, biar aku aja yang bikin sarapan buat kita. Kamu duduk aja di tempat tidur. Lagi pula di dapur gak ada makanan, biar aku turun ke bawah buat beli sarapan. Ok?"

Ujarnya sambil menggendong paksa istrinya dan meletakkannya di atas kasur.

"Kamu duduk aja di sini. Aku akan pergi ke biqalah (warung) buat beli sarapan."

Dengan cekatan, Sultan segera bergegas turun dari apartemennya.

Setengah jam kemudian, ia sudah kembali dengan menenteng makanan dan plastik yang berisi obat untuk Maymunah.

"Sayang, ini aku beliin sarapan kesukaan kamu. Samuli panas, aku beli langsung dari bakery tadi. Dan aku juga beli coklat dan Jus mangga kesukaan kamu. Ini aku juga beli es krim kesukaan kamu. Kamu makan, ya"Rayu Sultan.

Ia merayu Maymunah layaknya seorang yang sedang merayu anak kecil yang sedang marah dan ngambek.

"Emangnya aku anak kecil, dirayu pake eskrim segala" Maymunah mencebik dan memalingkan mukanya.

Persis seperti gadis kecil sedang merajuk.

"Oh, jadi gak mau di makan ni. Padahal ini kan kesukaan kamu semua..ya udah deh aku kembalikan aja ke warung" Ujar Sultan berpura-pura mengambil kembali makanan yang mau ia berikan pada Maymunah.

Sedetik kemudian, Maymunah berbalik dan segera merebut makanannya itu dari tangan Sultan dan segera memakannya dengan lahap.

Membuat Sultan tertawa sumringah karena melihat tingkah istrinya yang masih merajuk.

"Hehe aku kira kamu gak suka. Ini eskrim nya makan juga!"

Sultan menyodorkan eskrim.

"Taruh aja di kulkas!

Tukas Maymunah masih dengan nada ketus.

"Ok Sayang. Oh ya, itunya masih sakit, kan?" Tanya Sultan sambil menunjuk ke arah area sensitif Maymunah, membuat mata Maymunah melotot kearahnya.

"Masih nanya, ya jelas sakit lah. Sakit banget malah. Kamu sih main nyuri dariku"

"Hehe, maaf sayang. Maaf banget ya. Tapi aku gak kasar kok semalam, aku melakukannya dengan hati-hati, tapi ya karena ini pertama buat kamu, Ya..jadi sakit rasanya."

"Nanti selesai makan, aku oleskan obat ini ya. Biar gak perih lagi. "

"Taruh aja di kamar mandi, biar aku oles sendiri. Kamu jangan coba coba modus lagi" Ketusnya sambil tetap menyantap makanàn yang diberikan Sultan padanya.

Setelah selesai makan, Maymunah bergegas ke kamar mandi dan mengobati lukanya.

Setelah nya ia membaringkan tubuhnya dan mencoba untuk tidur.

"Sayang, maafkan aku. Aku sudah membuatmu kelelahan begini. Semoga saja setelah kamu bangun, kamu sudah gak marah lagi."

Cup..

Gumam Sultan sambil mengecup kening istrinya dan tidur di sampingnya.

Ke esokan harinya, karena urusan mereka di Jeddah telah selesai, Sultan mengajak Maymunah untuk pulang ke Thaif.

Tapi sebelum mereka Pulang, Sultan menghibur Maymunah dengan membawanya ke pantai yang terdapat nafuroh atau air mancur.

Di pantai Jeddah terdapat air mancur yang tingginya mencapai kira 312 meter. Air mancur ini di namakan air mancur king Fahd karena didirikan pada saat King Fahad menjabat menjadi raja.

"Sultan, apa aku boleh bertanya?" Tanya Maymunah sambil memandang kearah air mancur di depannya.

"Tentu saja sayang, emang mau bertanya tentang apa?" Sultan menjawab sambil mendekat kearah Maymunah.

"Siapa yang memberimu ide gila kemaren?" Sultan menelan ludah dan tersenyum kecut mendengar pertanyaan Maymunah.

"Itu..sudahlah Sayang. Jangan dibahas lagi!"

Elak Sultan.

Maymunah memandang wajah suaminya dengan tajam.

"Apa itu ide Faisal dan Fahad?, iya kan?"

Maymunah bertanya lagi, namun Sultan malah melangkah ke depan sambil mengarahkan pandangannya ke laut.

"Iya, mereka yang memberiku ide untuk membuatmu tetap di sisiku" Jawabnya tanpa memandang ke arah Maymunah.

Wajah Maymunah mulai memerah, walaupun tertutup cadar, tapi matanya jelas memancarkan api kemarahan. Ia segera mendekati Sultan dan menarik tangannya agar menghadap ke arahnya.

"Jadi kau menceritakan masalah rumah tangga kita termasuk urusan ranjang pada mereka? Apa kamu tidak malu? " Tanya Maymunah seraya menatap tajam suaminya.

Sultan hanya menunduk.

"Astaggfirullah, kau benar benar membuatku kecewa Sultan, kenapa kau menceritakan masalah rumah tangga pada orang lain? Jangan-jangan kau menceritakan tentang tubuhku pada mereka?" Maymunah bertanya lagi meski dengan suara pelan, tapi tergambar dengan jelas kemarahan di matanya.

""Enggak kok, sayang. Aku gak cerita tentang itu. Aku..?"

Jawab Sultan tergagap.

"Apa kau minum minuman beralkohol semalam?"

Sultan tak menjawab pertanyaan istrinya.

"Astagfirullah, kau ." .Maymunah benar - benar kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan kekecewaannya pada suaminya itu.

"Baik, sekarang aku beri pertanyaan terakhir, Apa kau mencintai Allah? dan apa kau ingin aku memaafkanmu?"

"Tentu saja sayang. Tentu saja aku sangat mencintai Allah, dan aku juga ingin kau mèmaafkan ku" Jawab Sultan antusias.

"Kalau begitu tinggalkan mereka! Tinggalkan teman-temanmu yang selalu memberimu racun dan selalu menjauhkanmu dari Tuhanmu!" Ucap Maymunah tegas.

"Sultan, Kau harus memilih..Kau pilih Allah atau pilih temanmu? Jika kau memilih Allah, maka kau harus meninggalkan teman-temanmu yang selalu meracunimu itu. Tapi jika kau masih bersikeras untuk tetap berteman dengan mereka. Jangan harap aku akan memaafkanmu." Lanjutnya.

"Sayang, kenapa kamu bicara begitu? Tentu saja aku akan meninggalkan mereka. Aku janji tak akan bertemu dan tak kan menelepon mereka lagi. Kamu ambil ponselku ini, dan kamu cari nama mereka, setelah itu silahkan kamu blokir mereka" Ujar Sultan sambil menyerahkan ponselnya pada Maymunah.

Maymunah mengambilnya dan segera mencari kontak mereka kemudian langsung memblokir nomor mereka.

"Apa sekarang kau sudah memaafkanku?" Giliran Sultan bertanya.

"In sha Allah aku akan memaafkanmu, tapi aku harap kamu mau bertaubat nasuha. Jauhi minuman yang mengandung khomer, Dan apa kau sudah benar menjauhi zina?"

"Alhamdulillah sayang, sejak menikah denganmu. Aku gak melakukan itu lagi. Makanya aku mohon kamu mau memberiku hak sebagai suami, agar aku bisa mengendalikan nafsuku, karena bagaimanapun juga, aku manusia normal dan aku sekarang ini masih usia produktif. Apa kau memahamiku sayang?"

Maymunah memejamkan matanya sebelum menjawab.

"In sha Allah, aku pasti memberimu hak itu. Tapi kamu juga harus tepat janji untuk meresmikan pernikahan kita. Karena aku takut aku hamil dan aku gak mau anakku mengalami masalah dengan identitasnya, karena itu akan berdampak buruk bagi keturunan kita. Kamu faham kan?"

"Iya sayang. Aku faham. Ya sudah, hari sudah mulai gelap, kita kembali ke Thaif sekarang"

Dengan senyum mengembang, Sultan mengemudikan mobilnya menuju kampung halamannya.

"Sayang, kita tinggal di apartemen saja ya. Kamu gak perlu ke rumah mama lagi. Aku gak mau kamu cape" Ucap Sultan ketika mereka sudah di mobil.

"Tidak, aku mau ke rumah ibumu saja. Kalau kau sudah memberi tau ibumu tentang pernikahan kita, aku baru mau tinggal di apartemen bersamamu"

Sultan menghela nafas, ia kecewa dengan keputusan istrinya tapi ia tak bisa berbuat apa apa selain menuruti.

"Ya sudah, tapi untuk malam ini saja, kita menginap di apartemen, ok?"

Maymunah melirik kearah suaminya dan menatap nya dengan tatapan aneh.

"Aku tau kamu pasti mau modusin aku, iya kan?" Tanyanya sambil memicingkan sebelah matanya.

"Hehe gak kok sayang. Aku cuma mau ..mau..lanjutin yang kemaren " Jawab Sultan sambil cengengesan.

"Iih tuh kan, lari nya kesitu lagi. Gak ah, aku masih sakit. Masih perih, aku takut nanti gak bisa jalan. Nanti gimana aku kerja di rumah ibumu?. Temanku juga pasti bertanya kenapa aku berjalan seperti menahan sakit"

"Gak bakal sakit sayang. Kata orang, kalau udah yang kedua kali gak bakal sakit" Sultan tak mau menyerah.

"Jangan boong kamu, kamu emang gak sakit. Aku yang sakit"

"Hmm Gini aja, kalau kamu gak percaya, kita coba sebentar, kalau kamu kesakitan , aku hentikan. Tapi kalau hehe.."

"Kalau apa? "

Tanya Maymunah polos.

"Kalau kamu keenakan, kita lanjut sampai pagi hahah" jawab Sultan setengah berbisik dan di iringi tawanya, membuat wajah Maymunah merona menahan malu.

" Sultaaan! iih nyebelin..nyebelin..!"

Plak

Plak..

teriak Maymunah sambil memukuli paha suaminya, dan disambut gelak tawa Sultan.

"Haha.."