"Sudah sedari dulu, aku memang hanya pemuas nafsu di ranjang mu, jadi jangan meminta lebih untuk menikahiku, karna aku tak ingin berurusan dengan istrimu!"
Itulah kalimat yang sering keluar dari mulut gadis cantik bernama Diana, ia ikhlas menjadi selir dari seorang Mafia berdarah dingin padahal keduanya sudah menjalin cinta sedari masih duduk di bangku SMA.
Lalu apa alasan yang membuat Diana bisa menjadi simpanan dari pria yang amat mencintainya itu?
Mampukah ia bertahan dengan hubungan yang selalu disembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SCSM 35
🍂🍂🍂🍂🍂
"Kenalin, gue Jali" ucap pria dewasa itu sambil mengulurkan tangannya kepada Adam yang masih duduk di atas motor besarnya.
"Bang Jali?" gumam Adam tertegun saat mendengar nama pria dewasa itu yang sangat jauh berbeda dari tampangnya.
"Ah.. iya! gue Adam" balasnya lagi, dan kini tangan keduanya pun saling bersalaman.
"Sekarang lo jadi anak buah gue, nanti gue bakal kasih barangnya dan tugas lo cuma anter ke orang yang pesan. Setelah dapet upah semua selesai, ngerti?" tanya Jali memastikan.
"Ngerti, Bang" jawab Adam sambil mengangguk paham.
Setelah keduanya berbincang sedikit, Adam di bawa ke sebuah bekas gudang di pinggiran kota dengan motor masing-masing, tempatnya sangat tersembunyi dan sulit di jangkau bagi orang yang belum pernah tau atau datang sebelumnya.
"Apaan nih, Bang?" tanya pemuda sembilan belas tahun itu dengan perasaan takut.
"Ini tempat gue ambil barang, kalo gue lagi gak bisa lo bisa ambil kesini sendiri"
Lagi-lagi Adam hanya mengganguk, ia berjalan di belakang Jali yang mulai membuka Rolling dor besi yang nampak sulit karna cukup berkarat.
Adam ditarik paksa oleh Jali saat ia tertegun dengan apa yang ia lihat di depannya kini, sungguh ini di luar dugaannya.
"Bang, yang tadi itu apa pintu doraemon? kok ini beda sama luarnya" tanya Adam bingung dengan mata tak berkedip.
"Kalo gak gitu, yang ada bisa di grebek polisi!" jawab Jali merasa lucu tapi kesal.
Gudang yang nampak sangat berantakan dari luar. Namun, siapa sangka begitu bersih didalamnya, ada beberapa orang seperti Jali yang sibuk dengan kegiatan mereka yang belum di pahami oleh Adam, semuanya menatap dingin dirinya bahkan tak ada satupun yang menyapanya saat ia lewat tadi.
Adam kemudian dibawa ke salah satu ruangan paling ujung, Jali langsung membuka pintu berwarna hitam pekat itu setelah beberapa kali mengetuknya. Ada seseorang yang sedang duduk membelakanginya dengan begitu angkuh karna hanya terlihat kepulan asap rokok yang mengepul ke udara.
"Bos, saya bawa anak baru" ucap Jali yang berdiri di samping Adam.
Orang yang di panggil Bos oleh Jali itu akhirnya memutar kursi yang ia duduki, kini nampak lah seorang pria kisaran umur lima puluh tahunan dengan setelan jas hitam dengan kaca mata hitamnya juga.
"Siapa namamu?"
"Adam... Saya Adam-- Bos!" jawabnya terbata karna belum terbiasa.
"Apa dia aman?" tanya Bos pada Jali.
"Aman!" Jali menjawab dengan begitu yakin.
Bos hanya mengangguk, ia memberikan kode lewat sorot matanya yang tentu saja hanya Jali yang paham.
Lalu keduanya keluar dari ruangan tersebut dengan Adam menutup pelan pintunya.
"Udah sore, jam Sebelas gue tunggu lo di tempat tadi. Sekarang lo pulang aja dulu" titah Jali saat ia melihat jam di pergelangan tangannya.
"Iya, Bang. Gue pamit ya"
Jali mengangguk lalu menepuk pelan bahu Adam yang hendak keluar dari markas menuju motornya yang terparkir di luar.
"Gue harap kita bisa bekerja sama dengan baik, jangan macam macam kalau gak mau tanggung akibatnya yang fatal" Ancam Jali yang langsung membuat hati Adam mencelos sambil menelan salivanya kuat kuat.
.
.
"Iya, Bang. Gue akan ikutin cara maen lo sama Bos" ucap Adam tak kalah yakin diatas rasa sakit hati dan kecewanya terhadap orang orang yang seharusnya memberi rasa aman padanya.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Ngetik ini otak gue sambil ikut goyang bang jali 🤣🤣🤣🤣
Kaboooooooooooorrrr 🤭🤭🤭🤭
Like komennya yuk ramaikan,