NovelToon NovelToon
Pesona Mantan Istri Yang Disakiti

Pesona Mantan Istri Yang Disakiti

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / nikahmuda / patahhati / Penyesalan Suami
Popularitas:34.3M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Anggi Saraswati adalah seorang ibu muda dari 3 anak. Awal mula pernikahan mereka bahagia, memiliki suami yang baik,mapan,dan tampan merupakan sebuah karunia terbesar baginya di tengah kesedihannya sebagai yatim piatu penghuni panti.

Tapi sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama,perlahan sikap suami tercintanya berubah terlebih saat ia telah naik jabatan menjadi manajer di pusat perbelanjaan ternama di kotanya . Caci maki dan bentakan seakan jadi makanannya sehari-hari. Pengabaian bukan hanya ia yang dapatkan, tapi juga anak-anaknya,membuatnya makin terluka.


Akankah ia terus bertahan ?
Atau ia akan memilih melepaskan?

S2 menceritakan kisah cinta saudara kembar Anggi beserta beberapa cast di dalamnya dengan beragam konflik yang dijamin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.34 Jadi papa?

Kurang dari 30 menit, akhirnya mobil yang dikendarai Adam tiba di rumah sakit. Dengan sigap Anton kembali membopong tubuh Adinda menuju brankar yang telah menanti lalu tim kesehatan segera mendorong brankar menuju ruang UGD.

Sebenarnya Adam merasa aneh mengapa Anton bisa begitu sigap padahal mereka belum saling mengenal, tapi ia tepis prasangka anehnya itu, mungkin sudah sifat Anton yang sigap membantu siapa pun tanpa perlu saling mengenal dahulu.

Adinda kini telah berada di ruang UGD, sedangkan Adam, Anton, Sulis, dan Bu Tatik menunggu di luar ruangan. Beberapa dokter dan perawat telah sigap di dalam ruangan untuk memeriksa lebih lanjut keadaan Adinda. Hingga tak lama kemudian, seorang dokter keluar ruangan dengan wajah panik.

"Dengan keluarga ibu Adinda?" tanya dokter itu pada Adam dan keluarga

"Iya dok, kami keluarganya dan saya suaminya. Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adam sedikit panik

"Begini pak, ternyata selama ini kandungan Bu Adinda itu lemah, belum ditambah kelelahan, dan kini ia kehilangan banyak darah yang menyebabkan janin yang dikandungnya tidak dapat kami selamatkan." ucap dokter itu penuh penyesalan. "Dan ada satu lagi masalahnya." ucapnya terputus

"Apa itu dok?" kini giliran Bu Tatik yang penasaran

"Di rahim Bu Adinda terdeteksi sel kanker ovarium karena itu kami sarankan agar dilakukan tindakan pengangkatan rahim, tapi itupun bila pihak keluarga menyetujui." jelas sang dokter dengan raut penuh penyesalan

"Hah!" seru Adam terkejut

Adam tampak pias. Pikirannya gamang, ia bimbang harus berbuat apa. Ia sedang dihadapkan 2 pilihan. Bila tidak dilakukan, maka sel kanker akan makin berkembang dan memperburuk kesehatan. Tapi bila diangkat, maka Adinda tidak dapat hamil lagi untuk selamanya. Bukan hanya itu, kemungkinan Adinda akan marah saat mengetahuinya.

"Bagaimana pak, dibiarkan atau mau dilanjut operasi pengangkatan rahim?" tanya sang dokter meminta keputusan segera sebab pasien harus segera ditindaklanjuti.

"Lanjutkan saja operasinya." ucap Adam tegas

"Tapi Dam,..." Bu Tatik hendak mendebat tapi terlebih dahulu dijawab Adam

"Lebih cepat lebih baik, ma daripada ditunda ,bikin repot kedepannya." ucapnya santai seperti tiada beban. Ya, kini ia tidak begitu khawatir lagi, ia pikir ia tak perlu repot-repot memiliki anak dari Adinda toh ia juga sudah punya anak dari Anggi, 3 pula.

Akhirnya, dokter segera menyodorkan surat perjanjian persetujuan operasi pada Adinda. Setelah Adam tanda tangani dan melakukan pembayaran di bagian administrasi, akhirnya operasi pengangkatan rahim pun dilakukan.

"Sial, uangku jadi terkuras gara-gara operasi itu. " rutuk Adam, Anton yang mendengar hal tersebut hanya menyeringai. Dalam benaknya, berarti ia akan aman saja bermain dengan kucing liarnya nanti walau tanpa menggunakan pengaman . Selama beberapa kali melakukannya ia memang tak menggunakan pengaman toh Adinda sedang hamil jadi aman-aman saja tapi beda kalau ia sudah melahirkan. Dan kini, Adinda mengalami keguguran yang juga diikuti pengangkatan rahim akibat ditemukannya sel kanker ovarium, bagai angin segar, Anton pun tersenyum bahagia.

.

.

.

"Assalamualaikum anak-anak, om!" sapa Diwangga yang baru saja datang ke ruang kerja Anggi. Ia melihat ketiga anak Anggi sedang sibuk menggambar bertiga . Sedangkan Anggi sedang berada di ruang penyortiran.

"Om Anggaaaa...." pekik Karin seperti biasa sambil bergelayut manja.

"Om bawa apa ci?" tanya Kevin sambil mengintip paperbag yang dibawa Angga

"Oh ini, om tadi ketemuan sama temen om di mall trus pas pulangnya om liat hoodie couple keluarga di salah satu toko, bagus-bagus banget, jadi om beli buat kalian bertiga." jelas Diwangga seraya mengeluarkan Hoodie dari bungkusnya. Ada 3 buah Hoodie merah muda untuk Karin, biru muda untuk Kevin, dan navy untuk Damar.

"Wah, bagus banget om!" puji Damar . " Buat om sama mama mana? Kan kata Om couple keluarga!" tanya Damar polos

"Emang Damar mau om jadi bagian dari keluarga kalian?" tanya Diwangga seraya memainkan alisnya

"Mau om, kami mau, mau banget." jawab Damar, Karin, dan Kevin kompak bersemangat lalu mereka bertiga berhambur memeluk tubuh Diwangga membuat Diwangga terkekeh karena tingkah ketiga bocah polos itu. "Jadi untuk om Angga sama mama ada nggak?" tanya mereka lagi

"Om takut mama nggak mau, jadi om nggak beli." ujarnya bohong, padahal Diwangga juga membeli hoodie untuknya dan Anggi, cuma ia masih malu untuk memberikannya.

"Mama pasti mau om, nanti kami yang bujuk. Jadi kalo kita pergi bareng-bareng, bisa sama'an." ucap Damar

"Benarkah?" tanya Diwangga dan Damar , Karin, dan Kevin mengangguk pasti

"Oh ya, mau ikut om dulu nggak ! Mama juga masih sibuk kan!"

"Kemana om?" tanya Kevin antusias

"Ke rumah Oma Sofi. Mangga Oma berbuah lebat banget, kalian mau kan?"

"Ikh mau... mau... Bang Damal, omong dulu cana cama mama diboyehin ndak main ke lumah oma Copi." pinta Karin

"Kita ngomong sama-sama aja yuk!" ajak Diwangga

"Ocee, tapi gendong om." rengek Karin

"Om , Epin juga mau gendong." Rajuk Kevin

"Hmmm . gimana,yah!" Diwangga pura-pura berfikir

"Epin Ndak ucah om, Ayin aja."

"Ayin kan udah ceking, gantian Epin juga dong." rengek Kevin

"Udah-udah, kalian itu kembar lho, jadi harus akur. Gini aja Karin om gendong di depan, Kevin naik ke punggung om. Ayo!" titahnya

Akhirnya Karin dan Kevin pun digendong Diwangga bersamaan.

Setibanya di depan Anggi, Anggi sungguh terkejut melihat betapa manjanya si kembar pada Diwangga yang padahal bukan siapa-siapa mereka. Anggi sampai melotot melihat tingkah putra dan putri kembarnya itu.

"Karin, Kevin, turun!" titah Anggi . "Kalian kok gitu sih, kan kasian om Angga, pasti keberatan gendong kalian berdua." delik Anggi

"Udah Nggi, aku nggak apa-apa kok. Aku kuat kok, mau ditambah gendong kamu juga sama Damar aku masih kuat, mau coba!" usil Diwangga membuat wajah Anggi sontak memerah mendengar candaan Diwangga tersebut

"Ish mas ini, apaan sih! Orang serius juga " desis Anggi

"Cie cie... coba buktiin dong mbak, beneran kuat apa bo'ong om Angga nya.!" ledek Luna

"Iya nih mbak, ayo mbak buktiin, minta gendong juga mbak sama om Angga. Kalo nggak kuat, ganti minta pikul aja." timpal Lia

"Enak aja, emang mbak itu karung berisi beras apa, dipikul." desis Anggi sebal

"Ma ,ma ,ma..." panggil Karin dan Kevin." Kami mau ikut om ke rumah Oma Sofi ya, ma! Kata Om pohon mangga Oma buahnya banyak banget, kami diajakin metik bareng." jelas Damar. "Boleh ya ma!" bujuk ketiga anak itu dengan puppy eyesnya membuat hati Anggi selalu luluh

"Oke, tapi kalian janji dulu, nggak boleh nakal!"

"Siap ma, kami janji nggak akan nakal, ya kan dek!"

"Iya ma, kami ndak nakal kok, mama tenang aja." ujar Karin meyakinkan

Kini Damar , Karin, dan Kevin sudah berada di mobil Diwangga. Damar duduk di samping Diwangga, sedangkan Karin dan Kevin di belakang.

"Om." panggil Damar

"Ada apa, bang?" jawab Diwangga sambil menoleh sekilas ke arah Damar

"Om lusa sibuk nggak?" tanya Damar ragu-ragu

"Emang ada apa?" tanya Diwangga penasaran

"Di sekolah Damar ada acara om, harus datang orang tua." jelas Damar sambil menunduk. Kedua tangannya pun saling meremas

"Kok tanya om? Atau kamu mau minta om hubungi papa kamu?" tanya Diwangga dan Damar menggeleng

"Damar pinginnya om yang temenin mama."

Diwangga tersenyum bahagia, tanpa sadar ia merasa telah diterima oleh anak-anak Anggi. Semoga itu bukan perasaannya saja.

"Emang Abang nggak apa-apa om dikira papa kamu?"

"Damar malah seneng. Beneran deh!" jawab Damar sambil terkekeh

"Emang om mau jadi papa kami ya?" tiba-tiba kepala Karin menyembul dari kursi belakang

"Hah? Apa Karin tadi bilang?"

"Ish, om Angga pula-pula budek nih! Ntal dibudekkin Tuhan benelan lho!" Karin mencebik

"Emang kalian mau om jadi papa kalian, hmm?" tanya Diwangga sambil mengulum senyum

"Mau donk om! Om mau ya jadi papa kami?"

"Om sih.... mau nggak ya??" ujar Diwangga sambil pura-pura berpikir

"Om nggak mau ya?" giliran Kevin yang kini kepalanya menyembul ke kursi depan. Wajahnya memerah seperti menahan tangis.

"Lho lho... kok kamu mau nangis, sayang?" Diwangga panik, kini bukan hanya Kevin yang ingin menangis, tapi juga Karin ,dan Damar pun mukanya sudah memerah membuat Diwangga terpaksa meminggirkan mobilnya untuk menenangkan calon putra putrinya tersebut

"Kalian kenapa, kok tiba-tiba mau nangis?" Diwangga masih bingung

"Itu om tadi nggak jawab mau, berarti om nggak maunya jadi papa kami." kini Karin benar-benar terisak sedih

"Damar kok ikutan nangis, emang Damar juga mau om jadi papa kalian?" tanya Diwangga serius

Dan mereka bertiga mengangguk membuat batin Diwangga menjerit bahagia.

"Masya Allah, walhamdulillah. Om juga sebenernya mau sayang, mau banget malah, cuma mama belum bisa kasih keputusan, jadi kalian sabar ya, kalau om memang berjodoh sama mama, om pasti akan jadi papa kalian, kalian doain om ya biar berjodoh sama mama sekaligus bisa jadi papa kalian!" pinta Diwangga tulus

"Om beneran mau?" kini Damar yang bersuara

Diwangga menjawab dengan tersenyum lebar seraya menganggukkan kepala.

"Yeayyy, nanti kami bakal doain om terus biar om bisa jadi jodoh mama, biar om bisa jadi papa kami juga." teriak mereka bahagia

1
Rusminah Marayu
tabur kebaikan menuai kebaikan
Dyah Oktina
sama thor..aku yg baca juga ikut sedih.. 😭😭😭
Dyah Oktina
😁😁😂😂😂😂😂😂 nnt kebabalasan kla blm halal..
Dyah Oktina
dah....tidur dulu... biar fresh.. baru buat konsep.. 🤭
Dyah Oktina
wah.....😍😍😍
Dyah Oktina
wah....bang robi... gitu dong kercep.. 😍
Dyah Oktina
🤭😁😁
Dyah Oktina
iya.. setuju thor... ngeselin robi.. tp dia .. mungkin juga takut ya... takut calonnya ngak sayang sama mamak e
Ida Sriwidodo
Sulis itu kan temen sekolahnya Anggo yaa?
Sulis ngga suka sama Anggi juga..? 🤔
Ida Sriwidodo
Mampir kk
UniLatjuba
bawang nya masih ada ternyata 😭😭😭😭😭😭😭
UniLatjuba
bab ini bawang nya kebanyakan ga sih 😭😭😭😭😭😭😭😭
Syach
Luar biasa
Dyah Oktina
aku juga.. jd ikitan nangis... terhura.. 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Dyah Oktina
Luar biasa
Dede Suryani
peran Utama nya mna ini
mentur
Luar biasa
N_Mi_Saja
🥰
N_Mi_Saja
dasar si emak 🤣🤣🤣🤣
N_Mi_Saja
ternyata emak dan Safa, sama2 gesrek otaknya🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!