Fb : Wulandari
Ig : mommy_mikayla
Bijaklah dalam membaca.
Takdir yang mengharuskan gadis cantik yang berusia 19 tahun yaitu Andin Arindra. Andin dengan terpaksa menerima tawaran Bianca Kaliza istri pertama Kenan Mahendra untuk menjadikan dirinya isrti kontrak (Istri kedua).
Bianca dan Andin sama-sama terdesak. Bianca terdesak, karena mertuanya meminta dirinya agar secepatnya hamil. Namun, rahim Bianca sudah di angkat jadi Bianca tidak bisa hamil. Andin terpaksa menerima tawaran Bianca karena untuk membayar hutang-hutang paman dan bibinya kepada lintah darat.
Andin menjadi istri kedua hanya sampai hamil dan melahirkan. Di saat Andin hamil, di saat itu juga Bianca akan berpura-pura hamil.
Kenan sebagai suami yang sangat mencintai sang istri hanya bisa mengikuti permainan yang di buat istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
"Bi, Andin mana?" tanya Sam kepada Bi Tika ketika dirinya sudah duduk di sebelah Bi Tika.
"Andin tadi di bawa ke rumah sakit sama Bianca istri pertamanya Tuan Kenan, katanya mau Usg Sam," jelas Bi Tika.
Bu Kokom yang sedang menguping pun seketika terperangah mendengar percakapan antara Sam dan Bi Tika.
Istri pertama Tuan Kenan?..
Bu Kokom semakin penasaran saja. Ia terus menguping.
Sementara Andin masih berdiam diri di apartemen bersama Kenan tentunya. Keduanya tampak sangat bahagia sekali. Kenan tak lepas selalu memandang wajah cantik Andin yang begitu natural. Kenan memegang tangan Andin.
"Mas sebenarnya Andin sudah punya rencana?" kata Andin tanpa sungkan.
"Rencana apa sayang?" tanya Kenan sembari mencium punggung tangan Andin.
"Uang 1 M yang waktu itu Mas kasih sama Andin di simpan di bank. Rencananya Andin akan mempergunakan uang itu untuk membayar uang ganti rugi yang sudah Mba Bianca kasih waktu itu. Mas... Andin ingin mempertahankan anak ini dan pernikahan kita," jelas Andin tanpa ragu lagi.
Tangan Kenan menyentuh wajahnya Andin,"Tidak perlu Ndin. Lebih baik kamu kasih saja uang itu sama paman dan bibi buat modal usaha. Soal pernikahan ini kamu tenang saja. Mas akan tetap mempertahankannya. Kalau soal anak, Mas sudah ada rencana. Pokoknya Ndin kamu tenang saja, serahkan semuanya pada saya," ucap Kenan dengan tenangnya. Kenan yakin dengan ucapannya.
"Rencana apa Mas?" tanya Andin yang begitu sangat penasaran.
"Sudah kamu diam saja. Percaya deh," ucap Kenan seraya menyepitkan matanya.
Andin memeluk tubuh Kenan dan di balas hangat oleh Kenan,"Andin percaya Mas."
Sementara di rumah Bianca ini ada mama Rani dan papa Roy serta ada mama Nita.
"Pokoknya acara syukuran 4 bulan usia kandungan Bianca dan Kenan harus semeriah mungkin. Papa harus mengundang rekan-rekan bisnis papa, begitu pun mama, mama akan mengundang teman-teman sosialita nama," seru mama Rani.
"Bener banget jeng Rani. Saya setuju," ucap mama Nita.
Males baget harus mengadakan acara syukuran 4 bulanan. Saya kan tidak benar-benar hamil. Ish... andai saja saya hamil beneran pasti senang banget.
.
.
"Usg?" kata Sam meyakinkan.
"Iya Sam," jawab bi Tika singkat.
Tiba-tiba saja terdengar suara ringthone dari ponselnya Sam, itu telepon dari mama nya Sam. Mama Sam menyuruh Sam untuk segera ke Bandung.
"Bi maaf! Sam pamit dulu, Sam harus secepatnya ke Bandung," kata Sam kepada Bi Tika ketika dirinya sudah selesai berbincang via telepon dengan sang mama.
"Iya Sam. Kamu hati-hati," ujar Bi Tika.
Sam pamit! Sam mencium punggung tangan kanan Bi Tika.
"Ish... itu suami si Andin bukan sih? Lalu Bianca dan Tuan Kenan itu siapanya Andin?" gumam Kokom. Kokom semakin penasaran saja.
Sam menghilang dari pandangan Bi Tika. Bi Tika masuk ke dalam rumah.
"Saya pasti akan secepatnya mengetahui kebenaran soal ini," gumam bu Kokom lagi.
Kenan dan Andin saat ini dalam perjalanan menuju pulang ke rumah paman dan bibinya. Rencananya Andin akan memberikan uang 1 M itu kepada paman dan bibinya. Andin juga akan membawa beberapa pakainannya. Andin memutuskan untuk tinggal di aparteman Kenan
"Ndin terimakasih! Hari ini saya sangat bahagia," ucap Kenan dengan lembut di saat dirinya tengah menyetir mobil.
Andin melenbarkan senyum. Andin menoleh ke arah Kenan,"Sama-sama Mas! Sudah fokus saja nyetir."
Kenan pun mengangguk!
(Bersambung)