sebuah pria tampan CEO bernama suga yang menikah dengan wanita cantik bernama cristine namun pernikahan itu bukan atas kehendak suga melainkan karena sedari kecil suga dan cristine sudag di jodohkan dengan kakek mereka, kakek cristine dan suga mereka sahabat dan sebelum kakek cristine meninggal kakeknya meminya permintaan terakhir agar cucunya menikah dengan suga, namun di sisi lain suga sebenarnya sudah menikah dengan wanita bernama zeline suga dan zeline sudah menikah selama dua tahun namun belum di karuniai seorang anak, itu juga alasan suga menerima pernikahan dengan cristine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tika kookie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cinta di antara dua istri sang ceo
Cahaya lampu redup dari ruangan pasien membuat suasana tampak hening.
Taehyung masih duduk di kursi ruang tunggu, tubuhnya tampak lemas dan wajahnya pucat akibat kehilangan banyak darah setelah transfusi untuk Zeline.
Tetesan infus masih terpasang di lengannya, namun matanya tak beranjak dari pintu ruang perawatan tempat Zeline dirawat.
Tiba-tiba
“Drrt… Drrt…”
Suara getaran ponsel di atas meja membuat Taehyung tersentak pelan.
Ia berusaha mengangkat tubuhnya, namun kepalanya terasa berputar. Dengan susah payah, ia mengulurkan tangan dan meraih ponsel itu.
Tertera di layar: “Jungkook calling…”
Taehyung menatap layar beberapa detik, lalu menekan tombol hijau.
Suara adiknya terdengar panik dari seberang.
Jungkook cemas
“Hyung! Kau di mana? Aku dengar kau di rumah sakit?! Apa yang terjadi, hyung?!”
Suara itu membuat Taehyung menghela napas berat. Ia menatap kaca jendela yang buram oleh embun, suaranya lemah tapi tenang.
Taehyung:
“Aku di Busan Central Hospital, Jungkook…”
terhenti sejenak, menelan ludah
“Zeline mengalami kecelakaan. Aku… aku baru saja mendonorkan darah untuknya.”
Keheningan beberapa detik di seberang telepon.
Jungkook tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Jungkook:
“Noona…? Tidak mungkin. Hyung, bagaimana keadaannya sekarang?”
Taehyung lirih “Dia masih di ruang perawatan. Kondisinya belum stabil. Aku hanya bisa berdoa, Jungkook….”
Taehyung menutup matanya sejenak, air matanya mulai mengalir.
Tangannya menggenggam kuat ponsel itu seolah menjadi satu-satunya penopang dirinya agar tidak jatuh.
Jungkook dengan suara pelan
“Aku akan ke sana sekarang, hyung. Tunggu aku. Dan tolong… tolong jangan jatuh sakit juga, aku mohon.”
Taehyung tersenyum tipis, suaranya serak
“Baiklah… hati-hati di jalan, Jungkook.”
Sambungan telepon terputus.
Taehyung memandang pintu ruang perawatan itu sekali lagi tempat di mana Zeline terbaring lemah.
Ia menggenggam liontin di lehernya dan berbisik pelan:
Taehyung:
“Zel… aku sudah di sini. Jadi, jangan pergi lagi, ya.”
Langit di luar rumah sakit masih diselimuti mendung tipis. Aroma antiseptik dan suara langkah kaki perawat terdengar di sepanjang koridor.
Jungkook berjalan cepat dengan napas sedikit terengah, masih mengenakan jaket hitam dan masker yang menutupi setengah wajahnya.
Tatapannya cemas, matanya menelusuri setiap papan nama ruangan hingga akhirnya ia melihat Taehyung berdiri di depan ruang ICU dengan wajah pucat dan pandangan kosong ke arah pintu kaca.
Jungkook mendekat, suaranya tergesa
“Hyung!”
Taehyung menoleh pelan. Wajahnya tampak lelah, namun lega melihat adiknya datang.
Jungkook segera menghampiri dan memegang bahu Taehyung, matanya memantulkan rasa cemas yang dalam.
Jungkook:
“Hyung, apa yang terjadi? Kenapa kau di sini? Dan kenapa…”
menelan ludah, suaranya melemah
“…kenapa kau bisa bertemu lagi dengan Zeline noona? Bukankah kalian sudah lama tak bertemu?”
Taehyung menarik napas panjang, suaranya terdengar berat, seperti menahan banyak hal yang tak sanggup ia jelaskan.
Ia memalingkan pandangan ke arah ruang ICU, melihat tubuh Zeline yang masih terbaring dengan berbagai alat medis terpasang di sekitarnya.
Taehyung lirih
“Aku… tidak sengaja bertemu dengannya di kantor beberapa bulan yang lalu. Dia masih sama, Jungkook. Masih seperti dulu, hanya saja… ada kesedihan di matanya yang tidak bisa aku jelaskan.”
Jungkook menatap wajah kakaknya yang mulai bergetar.
Ia tahu, di balik ketenangan itu, hati Taehyung sedang porak poranda.
Jungkook pelan
“Lalu… kenapa dia bisa kecelakaan?”
Taehyung memejamkan matanya sejenak, menahan emosi yang mulai mengalir.
Taehyung:
“zeline sedang merasa sedih dan juga kecewa dengan sikap suga”
jungkook mengerutkan keningnya
“ suga ? siapa suga hyung ?”
tae menarik napas perlahan dan mencoba menjelaskan semua kepasa adiknya
Jungkook:
“kasihan noona? walau noona sudah menikah aku tetap menyayangi noona Hyung, aku tidak bisa melupakan momen saat aku sedang bersama noona, dulu waktu aku masih smp aku selalu merengek minta jajan, bahkan di saat ulang tahunku nona mengerjaiku, noona bilang noona lupa dengan hari ulang tahunku, rupanya noona mengerjaiku … tapi hyung selama ini kau masih mencintainya, bukan?”
tanpa sadar tae meneteskan air matanya, medengar cerita jungkook yang dulu sangat dekat dengan zeline
Taehyung tidak menjawab.
Namun senyum getir di sudut bibirnya, dan tatapan yang tak pernah lepas dari sosok Zeline di balik kaca itu, sudah cukup menjadi jawaban.
Hening.
Suara detak jam di dinding menjadi satu-satunya bunyi yang memecah keheningan di antara mereka.
Taehyung pelan, hampir berbisik
“Aku bahkan tidak tahu apakah aku pantas mencintainya lagi… tapi aku tahu satu hal, Jungkook.”
menatap ruang ICU dengan mata berkaca-kaca
“Aku tidak akan membiarkannya terluka lagi.”
Jungkook menatap kakaknya dengan rasa haru, lalu menepuk bahu Taehyung perlahan.
Jungkook:
“Kalau begitu… aku akan tetap di sini bersamamu, hyung. Sampai noona sadar.”