Mengangkat derajat seseorang, dan menjadikanya suami, tidak menjamin Bunga akan di hargai.
Rangga, suami dari Bunga, merupakan anak dari sopir, yang bekerja di rumah orang tua angkatnya.
Dan kini, setelah hubungan rumah tangga mereka memasuki tujuh tahun, Rangga memutuskan untuk menceraikan Bunga, dengan alasan rindu akan tangisan seorang anak.
Tak hanya itu, tepat satu bulan, perceraian itu terjadi. Bunga mulai di teror dengan fitnat-fitnah kejam di balik alasan kenapa dia di ceraikan ...
Bagi kalian yang penasaran, yuk, ikuti kisah Bunga dan Rangga ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Berbalut Luka
Seperti kesepakatan awal. Bunga langsung menghubungi Deni begitu acara pernikahannya di tetapkan.
Dia meminta Deni, untuk mengurus segala keperluan di kampung halamannya. Tentu saja, segala budget di siapkan oleh Bunga. Atau lebih tepatnya, Vivi dan Andrian.
Tak hanya sama Deni, kali ini Bunga juga meminta bantuan pada kedua kakaknya. Dia ingin menjalani hubungan lebih akrab pada mereka semua.
Bukan kah, seharusnya perempuan lebih mudah di dekati? Itulah, yang Bunga pikirkan.
Jika Bunga sedang sibuk dalam urusan pernikahannya. Rangga malah sebaliknya.
Dia semakin tak berkutik, kala Risa yang selalu saja memeriksa ponselnya sebelum ataupun sesudah pulang kerja.
"Apa ada pesan yang kamu hapus?" tanya Risa, seperti tuduhan.
"Itu masih seperti tadi Risa, gak ada yang di hapus," sahut Rangga jengah.
"Masak sih bang? Kenapa gak ada satu orang pun, yang mengirim mu pesan hari ini?" tanya Risa dengan nada curiga.
"Udah lah Risa, apa kamu gak lelah setiap hari memantauku?" Rangga mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Aku begini karena menjagamu bang, aku gak mau jika aku kembali memberimu kesempatan untuk dekat dengan perempuan jalang lainnya," balas Risa menatap tajam kearah Rangga.
"Tapi aku capek Risa. Aku capek kamu curigai terus," keluh Rangga.
"Aku lebih capek! Aku lebih capek. Aku takut, takut abang kembali sama Bunga. Aku takut abang kembali di rebut oleh wanita lain di luar sana," lirih Risa dengan isakan.
Akhirnya, Rangga kembali terpaksa mengalah. Karena di setiap perdebatannya dengan Risa. Perempuan itu pasti menangis.
Dalam diam. Rangga mulai merindukan Bunga. Walaupun terbukti selingkuh. Tapi Bunga, tak sekalipun memeriksa ponselnya, seperti yang dilakukan Risa kini.
"Aku ke rumah ibu dulu ..." seru Rangga berniat mencari angin, dan mengadu masalahnya sama keluarga.
"Gak ... Aku tahu keluarga mu akan menutupi segala kebusukan mu. Mereka akan melindungimu seperti yang dulu mereka lakukan pada Bunga," larang Risa.
Dia kembali teringat. Bagaimana keluarga Rangga yang mendukungnya untuk bersatu dengan Rangga. Padahal, jelas-jelas Rangga masih berstatus suami Bunga.
Rangga menjambak rambut frustasi. Baginya, sikap Risa sudah sangat kelewatan.
"Kalo gitu, ikut aja. Lihat, apa aku selingkuh atau gak," putus Rangga.
"Enggak ... Jika aku datang, pasti semua keluarga mu menjilat, untuk meminta uang," tolak Risa menyematkan hinaan. "Sebaiknya, malam ini kamu di kamar. Jangan keluar, walaupun hanya untuk makan. Nanti, aku akan memanggil bibi untuk mengantar makan malam untukmu!" seru Risa.
Setelah mengatakan itu, Risa keluar kamar. Tak lupa, dia mengunci pintu kamar dari luar.
Sedangkan Rangga, hanya bisa meninju tembok untuk melepaskan emosinya.
"Dasar Risa brengsek," geramnya tertahan.
Karena jika berteriak, Rangga takut Risa semakin merajuk. Sebab Rangga sadar, jika sekarang Risa pasti memantaunya lewat cctv di kamar.
Rangga menuju kamar mandi. Dan disana lah, dia bisa mengumpat Risa sepuasnya.
...****************...
Akhirnya hari yang dinanti-nantikan tiba. Bunga dan seluruh keluarganya datang ke kampung halaman Bambang.
Tak hanya Andrian dan Vivi yang kesana. Melainkan, keluarga dari pihak Andrian dan Vivi juga ikut menyaksikan hari bahagia Bunga.
Karen bagi mereka Bunga bukan lah, hanya anak angkat. Melainkan Bunga adalah harapan dan tali untuk rumah tangga Andrian semakin utuh.
Tenda-tenda sudah berdiri kokoh. Rumah Bambang, dan Deni juga sudah di hiasi sedemikian rupa.
"Suami mu, kali ini, dari keluarga benar kan?" todong Julia, ketika Bunga berada di kamar yang telah di siapkan jauh-jauh hari.
Bunga menyipitkan matanya. Karena kali ini, pertanyaan Julia seperti bentuk perhatian seorang kakak untuk adiknya.
"Ya, jangan seperti mantan suami dulu. Masak datang kesini, bayar kita untuk menjelek-jelekan kamu pada keluarga," sambung Yuyun.
"Terus?" tanya Bunga penasaran.
"Ya, kami gak mungkin melakukannya, tapi uangnya tetap kami ambil kok," sahut Yuyun.
Julia langsung memelototi Yuyun.
Bunga tergelak. Tak menyangka, jika kedua kakaknya punya pikiran seperti itu.
"Apa kamu gak berniat balas dendam pada mantan suami itu?" tanya Julia, berbisik.
"Gak kk, karena aku gak mau mengotori diriku dengan membalasnya. Karena aku yakin, balasan dari yang di atas lebih mengerikan," tutur Bunga.
Namun Julia dan Yuyun malah melengos, tak puas dengan jawaban yang di lontarkan Bunga.
Di tempat lain, Arlan dan keluarga juga sedang bersiap-siap untuk ke kampung halaman Bunga. Sebelumnya, atas permintaan Andrian, Deni memang telah memesan wisma untuk seluruh keluarga menginap. Termasuk, keluarga Arlan.
Begitu tiba di bandara. Orang suruhan Andrian langsung membawa keluarga Arlan untuk menuju ke Wisma. Kebetulan, Wisma tersebut tidak terlalu jauh dengan kampung halaman Bambang. Mungkin, hanya menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit di perjalanan.
Besoknya, di mesjid kampung, halaman mesjid di penuhi oleh mobil-mobil dari pihak keluarga Arlan. Tentu saja, semua itu mobil rental.
Bunga duduk di tempat yang telah disediakan oleh panitia mesjid. Ia menggenakan dress putih, lengkap dengan hijab yang membalut kepalanya.
Sah ... Suara bergema di seluruh mesjid. Di lanjutkan doa yang di pimpin oleh imam mesjid.
Setelah keduanya sah menjadi pasangan suami istri. Semua tamu-tamu di ajak ke rumah Bambang, untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan.
Sedangkan Bunga dan Arlan juga duduk di pelamin, guna foto-foto dengan keluarga terdekat untuk kenang-kenangan.
Bambang menatap haru pada Bunga yang jauh terlihat lebih bahagia dari pada pernikahan sebelumnya. Dalam hati dia berharap, jika Bunga di berikan kebahagian yang tak terkira.
"Reni, kamu hidup di dalam raga Bunga," lirih Bambang, seketika pandangannya semakin kabur.
Gedebug ... Bambang jatuh, dari kursi yang didudukinya.
Semua mata langsung beralih ke arah Bambang, yang juga berada di panggung yang sama dengan pengantin.
Deni langsung berlari naik ke panggung, sedangkan Bunga menidurkan Bambang, ke pangkuannya.
"Siapkan mobil," teriak Andrian, yang berada di bawah.
"Innalilahi wainailaihi rojiun," lirih seorang lelaki yang di ketahui dokter.
Dokter tersebut merupakan keluarga dari pihak Arlan.
Tubuh Julia langsung bergetar. Tadi, dia di tugaskan untuk menjaga Bambang di panggung. Namun, fokusnya sedang terbagi pada anaknya yang sedang menangis di bawah panggung sana.
Yuyun berteriak histeris. Sedangkan Bunga membekap mulutnya. Tak percaya, jika lelaki yang baru saja menyerahkannya pada Arlan telah tiada.
Duh sedihnya bunga di hari bahagia harus kehilangan ayahny
pasti papa andrian udh menilai dari sikap dan tutur bahasanya si rangga kurang
semoga bahagia buat Arlan sama bunga,,,
semoga Cpet² dikasih momongan ya, biar PD mingkem tuh para org² julidnya,,, 🙏🙏🙏🤭
𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒌𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒎, 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒋𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒄𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒕𝒊.✿⚈‿‿⚈✿