Kembali Ke Masa Lalu

Teriakan Sania membuat dirinya jadi bahan tontonan, semua orang menatap nya dengan heran, belum lagi kini penampilan Sania sudah acak-acakan karna ulah Ciara.

"Sania.. apa yang terjadi padamu? kenapa kamu berpenampilan seperti ini?" Mariana menatap ngeri pada putri nya yang sudah tak mempunyai penampilan sempurna.

"Ini semua berkat keponakan kesayangan mu yang bodoh itu" Sania menekankan setiap ucapan nya, karna dia benar-benar marah pada tingkah bodoh Ciara.

"Kenapa kamu tak menghindar darinya?" Mariana heran dengan Sania, bisa-bisa putri nya itu berubah bodoh.

"Ibu bertanya kenapa aku tak menghindar.. Ibu apa kamu lupa keponakan mu itu bodoh nya melebihi anak kecil yang berusia empat tahun" Sania meluapkan kemarahan nya pada sang ibu, karna ibu nya malah menyalahkan dirinya.

"Maaf Ibu hanya sedikit kebingungan saja.. sekarang dia dimana?" Mariana mencari keberadaan Ciara yang tak terlihat.

"Dia masih di tempat tadi Ibu lihat saja ke arah sana" Sania menunjukkan dimana Ciara berada pada sang ibu.

"Bagus.. biarkan dia terus disana, lalu kita mulai rencana kita sekarang juga" Mariana tersenyum licik.

Kali ini Mariana tak ingin rencana nya gagal, dia sudah menyusun rencana ini sedari tadi, ketika Ciara asyik bermain dengan Sania.

Mariana pergi sebentar untuk mencari para brandalan pasar, Mariana membayar mereka agar mereka mau mengerjai Ciara, bahkan jika mereka ingin menodai Ciara pun Mariana tak perduli, karna Mariana memang menginginkan kehancuran Ciara.

"Jadi.. apa yang Ibu rencanakan?" Sania menjadi penasaran dengan apa yang akan di lakukan sang ibu.

"Lebih baik sekarang kamu perbaiki penampilan mu dulu.. biarkan saja anak bodoh itu merasakan kemalangan nya seorang diri" Mariana mengajak Sania pergi meninggalkan Ciara seorang diri.

"Pangeran.. mereka benar-benar keterlaluan" Dru yang ikut mengawasi ikut marah melihat perilaku sepasang ibu dan anak itu.

"Biarkan saja mereka pergi Dru.. karna dengan begitu aku bisa mendekati wanita ku" Pangeran Jordan malah merasa senang melihat Mariana dan Sania pergi.

Dru sampai melongo mendengar ucapan junjungan nya, karna untuk pertama kali nya sang junjungan menyukai seorang wanita.

"Halo gadis manis.. kenapa kamu berjalan seorang diri? kita temani kamu ya manis.. " beberapa berandalan menghampiri Ciara.

Mereka menatap Ciara seperti orang kelaparan, mereka tampak seperti ingin melahap Ciara saat ini juga.

Ciara menatap penuh permusuhan pada berandal itu, karna sebelum mereka hadir di hadapan Ciara, sistem sudah terlebih dahulu memberitakan kedatangan mereka.

Sistem juga mengetahui jika para berandalan ini, adalah orang yang telah di bayar oleh Mariana untuk mencelakai Ciara.

Salah satu berandalan itu maju mendekat ke arah Ciara, dia menyodorkan tangan nya untuk menyentuh Ciara, namun sebelum dia berhasil menyentuh Ciara, tangan nya sudah terlebih dahulu di tahan seseorang.

Greeepp.. tangan berandal itu di cekal dengan kuat oleh seorang lelaki yang kini telah menatap nya penuh kemarahan.

"Siapa yang memberikan mu ijin untuk menyentuh calon Istri ku?" pria itu bertanya dengan dingin, pria tersebut yang tak lain dia adalah Pangeran Jordan.

"Hahahahaha... kalau mau menjadi pahlawan setidaknya berpikir lah terlebih dahulu.. hahahahahaha... kau bilang dia calon Istri mu? memang nya kau mau memiliki calon Istri yang bodoh seperti dia?" berandalan lain nya tertawa terbahak-bahak, mereka menertawakan ucapan Pangeran Jordan.

Mereka tak mengenali Pangeran Jordan, karna Pangeran Jordan menggunakan tudung kepala, jadi wajah nya tak terlihat dengan jelas.

Wuuuusssss

Siuuuttt

Jleb.. secepat angin orang yang berani mengejek Pangeran Jordan telah kehilangan nyawanya tanpa sempat mengeluarkan suara.

Melihat hal tersebut beberapa berandalan lain nya mulai merasakan takut, dan mereka berpikir mereka telah salah sasaran.

"Jangan ikut campur urusan kami" salah satu dari berandalan itu mencoba memberanikan diri, dan maju ke depan untuk mewakili yang lain nya.

Kraaakkk

Bruuuggg.. tanpa bicara apapun Pangeran Jordan memelintir tangan berandalan yang berani berbicara padanya.

"Aaaaaarrrggghhh.... " teriak kesakitan berandalan karna merasakan tangan nya seakan terlepas dari tempat nya.

Para berandalan lain nya belum kapok, dan mereka dengan berani melawan bersama-sama Pangeran Jordan.

Maka terjadilah perkelahian di area pasar yang sangat ramai, para pedagang dan pembeli berlarian tanpa arah yang pasti, mereka hanya berusaha untuk menyelamatkan diri agar tak terlibat dengan perkelahian tersebut.

Wuuuuuusss

Claaasss

Pluupp.. seorang berandalan dengan berani membuka tudung kepala Pangeran Jordan, hingga tudung kepala itu terjatuh ke atas tanah.

Namun detik berikut nya mereka segera bersujud serentak, karna mengetahui identitas orang yang sedari tadi bertikai dengan mereka.

Bruuukkk.. mereka semua langsung bersujud, begitu juga para pedagang dan bara pembeli yang berlalu-lalang, kecuali Ciara.. dia masih diam berdiri memperhatikan semuanya, dan Ciara benar-benar tak menyangka, bahwa dia kembali di selamat kan oleh Pangeran Jordan.

"Ampuni kami Pangeran.. " ujar serempak para berandalan meminta ampun pada Pangeran Jordan.

"Siapa yang sudah berani memberikan kalian perintah untuk mengganggu calon Istri ku?" lontaran pertanyaan dari Pangeran Jordan tentu saja membuat semua orang yang berada di sana terkejut, hingga terdengarlah beberapa bisikan yang meragukan ucapan nya.

"Apa tidak salah wanita itu calon Istri Pangeran Jordan?".

"Apa iya?? bukan kah itu Nona pertama dari keluarga Hong yang terkenal bodoh!!".

"Yang benar saja.. masa iya Pangeran Jordan mau dengan wanita yang sangat bodoh".

"Lebih baik juga Putri ku dari pada wanita bodoh itu".

"Putri ku lebih baik dalam segala hal di bandingkan dengan wanita bodoh itu".

"Kalian jangan berbicara sembarangan, apa kalian tak takut Pangeran Jordan marah!!".

Bisikan-bisikan terus bersahutan bahkan saling menimpali, mereka benar-benar tak habis pikir dengan pendengaran mereka.

Bahkan di antara mereka ada yang mengorek-ngorek tekunga nya, karna takut pendengar mereka salah.

"Diam!!" satu kata keluar dari mulut Pangeran Jordan, tapi satu kata itu juga mampu membungkam mulut semua orang yang dari tadi terus berbisik.

"Ampuni kami Pangeran.. " kembali mereka meminta ampun, bahkan kini semua orang meminta ampunan itu dengan serempak.

"Cepat katakan.. siapa yang sudah memerintahkan kalian?" teriak marah Pangeran Jordan kembali menanyakan hal yang sama.

"Ampun Pangeran.. ampun.. kita hanya di perintahkan seorang perempuan" salah satu berandalan itu menjawab dengan ketakutan.

"Cepat katakan siapa dia" kembali Pangeran Jordan bertanya dengan tidak sabar.

"Kami tidak tau namanya Pangeran, tapi perempuan itu sering membayar kami untuk suatu tugas yang di berikan nya" kembali berandalan itu menjawab, karna kalau tidak mungkin saja dia tak akan selamat.

"Cepat katakan siapa.. jika kau tidak tau nama nya maka tunjukkan lah orang itu siapa?" Pangeran Jordan menahan kemarahan nya, dia merasa di permainkan oleh para berandalan itu.

Para berandalan celingukan mencari keberadaan orang yang telah memberikan mereka perintah.

"Itu orang nya.. "

Yah... bersambung.