NovelToon NovelToon
Aku, Ibu Pengganti Yang Terabaikan

Aku, Ibu Pengganti Yang Terabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Penyesalan Suami / Ibu susu
Popularitas:28.5k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Ruby Rikaya terpuruk, setelah kepergian bayi mungilnya. Dan pada saat itu ia juga mendapat perceraian dari suaminya-Ganesha Maheswara. Beberapa bulan pulih, Ruby akhirnya menerima lamaran dari mantan kekasihnya dulu-Gama.

Namun, masalah tidak berhenti disitu. Ruby terpaksa menuruti permintaan terakhir sahabatnya-Fatimah, setelah insiden kecelakaan yang merenggut nyawa sahabatnya itu. Dalih menjadi Ibu susu, Fatimah juga meminta Ruby untuk menggantikan posisinya.

Di campakan selama 2 tahun pernikahannya, rupanya hal itu membuat Ruby ingin menyerah.

Namun, suatu hal serius sedang menimpa putri sambungnya-Naumi. Bocah berusia 4 tahun itu di vonis mengidap Cancer darah (Leukimia)

Tidak ada pendonor sel darah yang cocok. "Jalan satu-satunya Bu Ruby harus hamil anak kedua!" Papar sang Dokter.

Dan hanya darah dari plasenta sang adiklah, yang nantinya akan menyelamatkan nyawa Naumi.

Cinta sudah hilang, perceraian menanti diujung jurang. Disisi lain, ada nyawa yang harus Rubi selamatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling menguatkan. Kau wanita hebat, Karina!

Karina memberanikan diri untuk mengusap lengan Ruby. Usapan hangat itu penuh dengan rasa dukungan serta semangat. "Semoga saja diagnosa itu salah, Ruby! Kamu harus kuat demi Putrimu. Cancer hanya akan musnah jika dilawan dengan semangat hidup. Jika sudah seperti suamiku, rasanya mustahil lagi untuk sembuh. Tapi semangatnya membuatku semakin jatuh cinta setiap hari." Karina masih bisa tersenyum getir.

Ruby sampai bangkit, dan berpindah duduk didekat Karina. Ia tampak tertarik dari kalimat yang dijabarkan wanita disampingnya saat ini. "Karina, apa yang terjadi dengan suamimu?"

"Suamiku juga menderita Cancer, Ruby! Penyakit itu menggerogoti otak suamiku. Segala cara sudah kami tempuh. Herbal, operasi, dan obat-obatan dari segala dunia pun telah dia konsumsi. Tapi penyakit itu semakin ganas menyerang tubuhnya. Dan saat ini, suamiku sudah memasuki stadium 3. Aku hanya dapat pasrah. Kau tahu, aku diam-diam menangis di kamar mandi setiap hari. Hanya tempat itu yang tidak mampu terjangkau oleh Suamiku. Pekerjaan hancur, bahkan kami sudah menjual sebagian saham perusahaan, dan rumah pribadi kami, demi pengobatan di mana-mana." Air mata Karina sampai ikut keluar.

Ruby tak sampai hati. Nafasnya terasa terikat mendengar kisah pilu temanya itu. Ujian wanita didepanya lebih berat. Namun Karina sama sekali tidak berisik, dan selalu tabah setia menemani perjuangan sang suami.

"Kau wanita hebat, Karina! Mungkin jika aku di posisimu, aku tidak akan setegar kamu. Suamimu pasti bangga memiliki Istri sebaik kamu. Aku doakan semoga suamimu segera pulih. Semangatmu adalah cerminan semangatnya." Ruby sampai mengusap lengan Karina.

Karina mengangguk lemah. Setelah itu ia bangkit, karena nomor antriannya telah dipanggil. Ia berpamitan kepada Ruby, karena harus segera pulang.

Ruby tahu siapa wanita itu. Karina pernah di gosipkan menjalin hubungan dengan Mahendra sewaktu sekolah dulu. Namun sejak dulu Karina bukanlah wanita bar-bar. Ia hanya diam, dan termasuk siswi berprestasi. Paras ayunya selalu menjadi idaman setiap pria, termasuk Gama dulunya.

'Dia sangat kuat! Semoga saja suaminya segera diberi kesembuhan.' Ruby kembali menatap depan, menunggu antrian terpanggil.

Sementara Karina, setelah dari rumah sakit, rencananya ia akan singgah ke Cafe untuk melihat data keuangan yang telah karyawannya siapkan. Dan hanya Cafe itulah satu-satunya usaha Karina yang masih berdiri tegap hingga kini.

Semua harta suaminya habis untuk pengobatan beberapa tahun itu. Mereka kini tinggal di apartemen milik suaminya-Alvin. Dan beruntungnya, Alvin masih memiliki seorang adik Laki-laki yang begitu peduli dengan rumah tangga Kakaknya.

Sebelum sakit, Karina dan Alvin telah dikaruniai satu putri cantik berusia 7 tahun. Namanya Agnesia Alrina.

Mobil yang dibawa Karina pun tidak semewah saat Suaminya masih sehat dulu. Masih bersyukurnya Karina tidak kepanasan serta kehujanan, dan dapat kemana-mana menggunakan mobil Brionya.

Keluarga Karina bukanlah orang berada seperti mertuanya. Ayah Karina hanya pegawai negri sipil biasa. Sementara Ibunya seorang guru negri sekolah SMA.

Mobil merah itu sudah memasuki halaman Cafe miliknya. Melihat Cafenya ramai seperti saat ini, itu membuat hati Karina terasa terhibur. Senyum diwajahnya cerah, serta tak lepas dari sapaan-sapaan karyawannya.

"Selamat siang, Ibu ..." Sapa dua wanita sambil tertunduk, yang berjaga di kasir.

"Siang, Mbak! Bagaimana Cafe?" Tanya Karina sambil meletakan tas lengannya.

"Syukur, sudah 1 bulan ini selalu ramai, Bu! Bahkan sampai ada yang makan di luar. Dan di lantai dua." Ucap salah satu kasir wanita, sambil menyodorkan buku laporan keuangan.

Reflek saja Karina memandang para pengunjung Cafenya dari tempat kasir. Senyum penuh syukur kembali merekah indah. Namun ada yang menarik perhatiannya saat ini.

Di pojok ruang, di meja nomor 15, terdapat pasangan wanita dan pria yang kini tengah antusias menatap satu sama lain. Bukanya menatap kagum, Karina malah tampak shock tidak habis pikir.

'Mahendra dan Diandra? Ngapain mereka bertemu secara diam-diam. Apa Ruby tahu dengan semua itu? Lalu ... Bagaimana bisa Mahendra bersikap biasa, sementara putrinya tengah berjuang keras.' Karina sampai menggeleng lemah tidak menyangka.

Melihat Diandra menuju toilet, dengan cepat Karina langsung mengikutinya dari belakang. Wanita itu tanpa malu bersikap tenang, dan kini tampak membenarkan make up-nya didepan kaca besar.

Ehem!

Reflek Diandra menoleh tersentak. Karina sudah disebelahnya dan sedang mencuci tangan. "Karina? Kau juga ada disini?" Sapa Diandra berwajah cemas.

Karina menoleh menampakan senyum paksanya. "Iya, Di! Aku sedang memesan makanan untuk Agnes disini. Oh ya, kau dengan siapa?"

"Em ... Aku datang dengan Mahendra. Dia mengajaku makan siang bersama." Wajah Diandra sama sekali tidak merasa bersalah, ketika merenggut waktu Mahendra dari keluarganya. Bahkan sorot mata itu terlihat jelas begitu bangga.

"Di ... Saranku, jangan terlalu sering bertemu dengan Mahendra. Kau tidak memikirkan bagaimana perasaan Istrinya? Aku begini karena kita sesama wanita." Kalimat Karina masih terlalu halus didengar.

Bukanya merasa terdesak atau tersinggung. Dengan santainya Diandra berkata, "Seorang pria tidak akan betah jika diacuhkan setiap hari. Dan Mahendra membutuhkan teman untuk bertukar cerita, Karina! Mungkin Ruby tidak begitu mempedulikan suaminya. Jadi pantas, jika Mahendra mencari tempat yang lebih memahami dia."

Karina menutup kembali kran airnya. Ia tersenyum getir merasakan sikap temanya itu. "Aku yakin, Ruby memiliki alasan mutlak menghadapi sikap suaminya. Tapi setidaknya, kau sebagai wanita tau batasan dengan pertemananmu itu, Diandra! Mahendra menemuimu hanya disaat dia sedang kesepian saja. Kau tidak lebih dari pelampiasannya, bukan? Lantas, hal mana yang dapat kamu banggakan? Sebagai sesama wanita, aku tidak bodoh dengan kalimatmu barusan." Karina tersenyum sinis, lalu segera melenggang keluar begitu saja.

Diandra menggeram. Ia menatap kepergian Karina dengan nafas tersengal. 'Kurang ajar si Karina. Apa maksudnya menyinggungku seperti itu?! Atau ... Dia juga mengincar Mahendra? Nggak! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.'

Selang beberapa menit, Diandra sudah kembali ke tempatnya dengan Mahendra semula. Ia langsung duduk kembali, dan seketika mengubah ekspresi wajahnya. "Kau sudah selesai?"

"Sudah. Hendra, sepertinya aku sudah kenyang. Bagaimana kalau kita keluar saja dari sini. Terlalu ramai aku kurang nyaman!" Diandra mengedarkan pandangan, takut jika Karina masih ada disekitarnya.

Mahendra juga ikut mengikuti arah pandangan Diandra. Ia agak mengernyit, menatap temanya itu dengan bingung.

Diandra bangkit, dan langsung menarik lengan Mahendra. "Perutku tiba-tiba nggak enak! Kita pulang saja."

Mahendra hanya mengangguk, lalu segera mengikuti langkah Diandra dari belakang.

Karina hanya mampu menggelengkan kepala, merasa jengah melihat sikap kedua orang tadi.

Sementara di luar, sebuah mobil mewah tampak berhenti sejenak, kala melihat Mahendra masuk bersama dengan wanita. Pria itu sampai terkejut, tak halnya pria yang duduk di samping sampai menegurnya.

1
Paradina
terimakasih sdh up kakak
Septi.sari: masama kak, maaf ya sempetnya baru malem2🤭❤🙏
total 1 replies
Paradina
semangat untuk UP kakak 😍
Septi.sari: terimakasih kakak❤🤗
total 1 replies
Daulat Pasaribu
gayamu mahendra jaga cinta ruby.bukannya menjaga malah celap celup sama jalang.mampuss kau mahendra
Septi.sari: yang ono nangis2, yang disini dibuat baper sama mantan 🤭🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Rieya Yanie
akhirnya ruby janda lagi
mahes hancur tp penyesaalnmu terlambat
Septi.sari: wah selamat buat Ruby ya kak🤭🤣🤣🤣
total 1 replies
Daulat Pasaribu
kasian juga jadi naumi karna korban keegoisan si mahendra
Rieya Yanie
naumi..mamamu pergi karena kebodohan papamu
Jumiah
tekat pd keputusan mu ruby berpisah lah itu lbh baik...gk ad gunax bertahan ..
Sulastri Oke86
lanjut kak
mama
mending sm mantan km Ruby sekarang jd bucin,drpd sm Mahendra oon
Septi.sari
terimakasih atas dukungan kakak2ku semua. septi makin semangat buat kasih update. doakan ya kak, semoga dibab berikutnya bisa dapat reward🤗❤❤❤
Endang 💖
siapa ya kira2
Jumiah
kasian rubby ,jangan kmu berikan hati mu pd ,suami mu...
muznah jenong
lanjut 💗💗💗💗🌷🙂
Rieya Yanie
semangat kak
makin seru ceritanya
Paradina
semangat terus kak 😍
Sasikarin Sasikarin
buat bete othor nya. janji up cuma janji
Lyana
gak banget deh kalau si k0ntol Gama yg dipilih
Lyana
gw gak setuju kalau si K0ntol Gama jadi pahlawan kesiangan dalam cerita ini 😡😡😡😡
Cookies
semangat, ditunggu lanjutannya
Rieya Yanie
akhirnya up juga
bolak balik nungguin ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!