Selma, pewaris utama keluarga konglomerat terpandang, dikhianati di malam pengantinnya. Dengan mata kepalanya sendiri, Selma menyaksikan suami yang dia cintai malah beradu kasih di atas ranjang bersama saudari tirinya.
Hati Selma semakin pedih mengetahui ibu tiri dan kedua mertuanya juga hanya memanfaatkannya selama ini. Semua aset keluarganya direnggut sepihak.
"Kalian semua jahat, kalian tega melakukan ini..."
Di tengah laut yang disertai badai dan hujan deras, Selma dibuang oleh suami dan adik tirinya, lalu tenggelam.
Namun, sebelum air menguasai penuh paru-parunya, seorang perempuan sekecil tinkerbell bercahaya biru muncul di hadapannya dengan suara mekanis yang bergema di kepala Selma.
[Ding! Sistem Waktu Eri Aktif. Apakah Anda ingin menerima kontrak kembali ke masa lalu dan membalas dendam?]
IYA!
Begitu Selma membuka mata, dia terbangun di tubuhnya saat berusia 16 tahun. Di kesempatan keduanya ini, Selma berjanji akan menghancurkan semua orang yang mengkhianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Kemampuan Melihat Nilai Benci
Begitu tiba di area belakang perpustakaan, Damian melambatkan langkah begitu melihat sosok gadis cantik berdiri cantik dengan seragam anggun yang melekat di tubuhnya.
Bukannya Selma yang mau mengajaknya bicara? kenapa malah Martha yang ada di sana?
Cowok berambut cokelat gelap itu spontan menoleh ke kanan kiri, menyapu sekitar, meneliti apakah ada orang yang mengikutinya atau tidak.
Dirasa aman, Damian menghela napasnya lega. Dia juga paham sekarang. Pasti Selma yang merencanakan ini semua.
Gadis itu pura-pura ingin bicara dengan Damian tapi sebenarnya Marthalah yang ingin bertemu.
Detik berikutnya, Martha menoleh hingga tatapan keduanya bertemu. Terpaut lama, seolah saling menyampaikan rindu yang tak bisa diungkapkan.
"Ian…" sapa Martha, wajahnya memerah. Damian tidak mengatakan apa-apa, melainkan langsung berbalik ingin meninggalkan tempat tersebut.
Sayangnya, Martha dengan cepat menghampirinya dan menarik seragam laccrose Damian. Langkah cowok itu otomatis tertahan.
"Aku nggak bakalan biarin kamu ngehindarin aku sekarang!" seru Martha. Damian masih berdiri di tempatnya.
"Aku udah tahu kalau ternyata kamu nembak Selma waktu kita grade 11 cuma buat pengalihan isu doang," sambung gadis berambut gelombang lembut itu. "Alasannya apa!?"
Perlahan, Damian berbalik, menundukkan pandangannya, menatap Martha. "It's complicated, Tha. Kamu nggak bakalan ngerti gimana kalau kamu di posisi aku."
"Ya gimana aku mau ngerti kamu aja nggak ada penjelasan sama sekali, Ian!" bentak Martha.
"Kita temen deket dan waktu gosip aku suka kamu kesebar, kamu malah ngehindarin aku tiba-tiba. Kita asing. Aku bingung! Sampai sekarang aku nggak ngerti apa-apa!"
Damian menghela napas kasar. "Mama kamu larang aku deket sama kamu," akunya.
Martha terdiam dengan sepasang matanya yang mulai memanas. "W-what?"
"Nggak cuma mama kamu, mama aku juga sama sampai dia nyuruh orang untuk ngawasin aku."
Ternyata benar prediksi Selma. Ada yang mengawasi Damian selama ini.
"Tapi kenapa kita harus asing karena itu, Ian? Kalau memang kamu nggak punya perasaan yang sama dengan aku, setidaknya kita masih bisa temenan."
"Aku nggak bisa cuma temenan sama kamu, Tha."
Martha terpaku beberapa saat. "K-kamu juga suka sama aku?"
"Nggak cuma suka, tapi aku sayang dan cinta sama kamu dari dulu, tapi karena aku tahu hubungan kita nggak bakalan bisa bertahan lama, lebih kita nggak mulai apa-apa dan asing aja."
PLAK!
Tamparan Martha mendarat di pipi Damian. Cowok itu sampai memelotot kaget.
Dari balik tembok, Selma, Kimmy dan Desy yang mengintip, meringis tipis melihat pemandangan itu, seolah mereka yang ditampar. Tangan mereka masing-masing terangkat menyentuh pipi.
"HARUSNYA KAMU NGOMONG!"
Air mata Martha bercucuran. "DAN TAHU DARIMANA KAMU KALAU HUBUNGAN KITA NGGAK BAKALAN TAHAN LAMA! CENAYANG KAMU!"
Damian ingin meraih pundak Martha. Tapi ditepis oleh gadis itu. Dia tidak expect dengan respons mantan ketos tersebut.
"KAMU NGGAK TAHU APA KALAU AKU SAMPAI DEMAM TINGGI DAN NANGIS TERUS WAKTU KAMU NEMBAK SELMA, SATU MINGGU JUGA AKU KAYAK ZOMBIE! MUKA AKU BENGKAK! KACAU!"
"AKU PIKIR AKU CINTA SENDIRIAN SELAMA INI! TAPI TERNYATA KAMU JUGA PUNYA PERASAAN SAMA AKU!"
Martha menarik blazernya dan melemparkannya ke wajah Damian. "ADA YANG NAMANYA BACKSTREET IAN!"
"KITA BISA BACKSTREET SAMBIL CARI TAHU CARA DAPETIN RESTU MAMA-MAMA KITA!"
Martha maju beberapa langkah kecil dan kembali menarik blazernya. Dia terisak.
Dengan keberanian yang terkumpul, akhirnya Damian maju dan menarik Martha ke pelukannya. Martha membelalak kaget.
"Sorry, Tha," kata Damian. "Tapi aku beneran takut kalau nantinya kita bakalan pisah semisal kita jadian."
"Kenapa kamu harus mikirin apa yang belum terjadi, Ian…"
Kedua remaja itu berpelukan semakin erat dan tiga orang yang mengintip mereka tersenyum salting.
Dan, tidak sengaja tongkat Selma terjatuh, sehingga membuat Martha dan Damian menoleh dan memisahkan diri dari pelukan mereka.
"Oooppssss, sorry, Kak," kata Selma mengulas senyum kaku. Kimmy dan Desy ikut menampakkan diri sambil menggaruk tengkuk mereka. Salah satunya meraih tongkat Selma di tanah.
Martha dan Damian saling menatap lalu tersenyum malu-malu.
"Finally jadian, nih," ujar Kimmy.
"Huushhh! Jangan berisik, Kak. Mereka kan mau backstreet," ucap Selma.
"Hmmmm, kita bertiga wajib disogok tiap hari nih buat jaga rahasia," kata Desy bercanda.
Tawa ringan mereka memecah udara sore.
Lalu, Selma mendengar suara mekanis dalam kepalanya seiring dengan munculnya hologram biru transparan di hadapannya.
[DING]
[Misi Berhasil]
[Host mendapatkan hadiah undian level satu]
Selma bersorak dalam hati. Dia kemudian melirik pada Eri yang duduk di pundaknya.
"Ehhh, bukannya misi bagian tiga termasuk berteman dengan senior, kenapa udah berhasil aja misinya padahal aku belum ngajakin Kak Martha temenan."
"Martha sudah menganggap kamu temannya Selma, jadi misi bagian tiga sudah terpenuhi. Pertemanan yang tulis itu terjalin dengan sendirinya, Selma."
Selma manggut-manggut.
[Aktifkan undian sekarang?]
[Ya] atau [Tidak]
Selma memilih tidak dan panel hologram berpendar pelan, lalu menghilang dalam partikel cahaya. Dia akan melakukannya nanti.
"Terima kasih, Selma," kata Martha dengan senyum lembutnya yang anggun.
"Sama-sama, Kak."
"Aku juga mau minta maaf karena sempet mau ngerjain kamu dan ngelabrak kamu."
"Kita juga minta maaf, yah, karena ngancem mau potong rambut kamu tadi," ujar Kimmy.
"Sorry juga sempet raguin kamu," sahut Desy. "Ternyata rencana kamu malah bikin semua salah paham antara Damian dan Martha clear sekarang."
"Iya, Kak nggak papa, yang penting sekarang Kak Martha dan Kak Damian udah jadian dan nggak ada salah paham lagi," kata Selma.
Akhirnya, para remaja itu meninggalkan arra belakang perpustakaan secara terpisah. Maklum karena pasangan baru itu memutuskan untuk backstreet. Jadi, Damian jalan bareng Selma. Sementara, Martha bersama kedua temannya.
***
Di jok belakang mobil, Selma duduk santai.
Eri mengambang di dekat wajah Selma. "Sekarang silakan lakukan undian hadiahnya, Selma."
Detik itu juga, Selma menatap panel hologram yang memunculkan beragam hadiah yang bisa diundi.
-Kemampuan melihat nilai suka
-Kemampuan melihat nilai benci
-EXP Booster
-Uang Senilai Rp.100.000.000,00
-Healing Patch
Selanjutnya, roda hologram mulai berputar semakin cepat. Selma refleks menelan ludah saat panel transparan itu memancarkan suara mekanis lembut.
[Undian Level 1 dimulai…]
Ikon hadiah melintas seperti bayangan. Selma meremas roknya, matanya terpaku saat kecepatan roda melambat, lambat… semakin lambat…
Klik…
Klik…
Klik…
Selma tersenyum lebar saat roda ingin berhenti pada ikok berbentuk uang. Tapi kenyatannya malah berhenti tepat pada ikon kecil berbentuk emote marah. Senyum itu pudar seketika.
[DING]
Cahaya putih melejit dari ikon itu, kemudian berubah menjadi panel notifikasi yang melayang di depan wajah Selma.
[Selamat, Host mendapatkan kemampuan melihat nilai benci seseorang]
Selma menghela napasnya berat. Dia berharap mendapatkan uang 100 juta malah dapatnya kemampuan yang baginya tidak berguna.
Gadis itu melirik malas pada Eri. Sosok mungil tersebut hanya mengedikkan bahu.
yg datang kyrann pasti