NovelToon NovelToon
OBSESI SANG “CALON CEO”

OBSESI SANG “CALON CEO”

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:26.6k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Gyantara Abhiseva Wijaya, kini berusia 25 tahun. Yang artinya, 21 tahun telah berlalu sejak pertama kali ia berkumpul dengan keluarga sang papa. Saat ia berusia 5 tahun, sang ibu melahirkan dua adik kembar laki - laki, yang di beri nama Ganendra Abhinaya Wijaya, dan Gisendra Abhimanyu Wijaya. Selain dua adik kembarnya, Gyan juga mendapatkan sepupu laki-laki dari keluarga Richard. Yang di beri nama Raymond Orlando Wijaya. Gracia Aurora Wijaya menjadi satu-satunya gadis dalam keluarga mereka. Semua orang sangat menyayanginya, tak terkecuali Gyan. Kebersamaan yang mereka jalin sejak usia empat tahun, perlahan menumbuhkan rasa yang tak biasa di hati Gyan, yang ia sadari saat berusia 15 tahun. Gyan mencoba menepis rasa itu. Bagaimana pun juga, mereka masih berstatus sepupu ( keturunan ketiga ) keluarga Wijaya. Ia pun menyibukkan diri, mengalihkan pikiran dengan belajar. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Wijaya Group. Namun, seiring berjalannya waktu. Gyan tidak bisa menghapus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Sudah Cukup Gyan!

Karena kemarin Senja mengatakan jika Cia makan siang di kafe depan, hari ini Gyan tidak lagi menitipkan makanan pada petugas kebersihan untuk gadis itu.

Ia memilih dagang langsung, dan memberikannya pada Cia.

Gadis itu mendongak ketika kantong plastik berisi kotak makanan mendarat di atas meja kerjanya.

"Gyan." Ucapnya pelan.

Ia sontak melihat ke sekeliling. Rekan - rekan kerjanya masih sibuk berkutat dengan pekerjaan mereka.

"Jangan lupa di makan." Ucap Gyan.

Tanpa menunggu tanggapan gadis itu , ia pun melangkah pergi. Cia hanya mampu menganga. Hendak bersuara, pasti akan mengganggu konsentrasi teman - temannya.

"Aku akan menemuinya saat jam makan siang nanti." Gumam Cia kemudian.

Ia harus berbicara berdua dengan Gyan.

Saat jam makan siang tiba, Cia bergegas pergi ke ruangan Gyan, sebelum pak Bima datang mengajaknya makan bersama.

Tak lupa gadis itu juga membawa kantong plastik berisi makanan yang Gyan berikan padanya.

Tiba di lantai sembilan belas, Cia mendapati pintu ruangan Gyan terbuka lebar. Dan terlihat pria itu hanya sendirian di dalam sana.

Senja pasti sedang keluar untuk makan siang. Maka Cia pun bergegas masuk. Kesempatan bagus untuk berbicara berdua dengan Gyan.

"Gy-- Cia meletakkan kantong plastik di atas meja pria itu.

Gyan mendongak sembari mengerutkan keningnya.

"Berhenti membawakan aku makanan, atau apa pun itu." Ucap Cia dengan menyilangkan kedua tangan di depan daadaa.

"Memangnya kenapa, Cia? Kamu tidak mau bertemu denganku. Dan sekarang, kamu menolak pemberianku. Apa karena kamu tidak bisa pergi makan siang berdua dengan Kepala Devisi Keuangan itu?"

Gyan berucap santai namun penuh penekanan. Pria itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

Cia berdecak pelan. Gyan selalu menghubungkan dirinya dan pak Bima. Sungguh sangat kekanakan.

"Tidak ada hubungannya dengan pak Bima. Jangan menyebut nama orang lain dalam masalah ini. Kamu yang terlalu berlebihan. Mengirim makanan, bunga, camilan. Semua itu hanya mengundang perhatian dari teman - temanku." Kesal Cia.

"Biar saja mereka tau jika kamu mendapatkan kiriman dari orang yang mencintai kamu, Cia."

"Hentikan, Gyan. Aku sungguh muak mendengarnya." Marah gadis itu.

Untuk pertama kalinya, dalam dua puluh satu tahun ini, Gyan melihat amarah yang sangat besar di mata Cia.

Pemuda itu kemudian bangkit dari tempat duduknya. Berminat untuk menenangkan sang pujaan hati.

"Jangan menyentuhku." Tangan Cia menghalangi tubuh Gyan yang hendak memeluknya.

"Cia --

"Berhenti, Gyan. Aku mohon. Jangan seperti ini. Kita bersaudara." Ucap Cia yang kini lebih lembut.

"Tetapi aku mencintai kamu, Cia. Dan aku tidak tau caranya untuk berhenti."

Kepala Cia menggeleng cepat. Ini sungguh salah. Mereka masih sepupu dekat. Hubungan darah, marga yang sama, norma sosial, adalah batas yang mungkin untuk di langgar.

Apalagi keluarga Wijaya sangat menjunjung harga diri dan nama baik. Mereka tidak mungkin membiarkan pernikahan sesama anggota keluarga terjadi.

Apa kata masyarakat nanti? Mereka akan mengganggap keluarga Wijaya tidak ingin membagi warisan dengan orang lain.

"Sudah cukup, Gyan. Kamu seperti ini bukan mencintai aku. Tetapi, hanya terobsesi karena selama ini, kamu hanya dekat dengan aku." Ucap Cia kemudian.

"Obsesi katamu?" Gyan tertawa mengejek.

Setelah mengatakan rasa yang Gyan miliki hanya sebuah kesalahan, kini Cia menyebut dirinya terobsesi pada gadis itu?

"Obsesi darimana Cia? Aku benar - benar mencintai kamu layaknya seorang pria terhadap lawan jenisnya."

Kepala Cia kembali menggeleng. "Kamu terobsesi, Gyan. Karena kamu hanya mengenal aku. Mengertilah, Gyan. Yang kamu rasakan padaku hanya sebuah kesalahan."

"Terserah apa yang kamu katakan, Cia. Sampai kapanpun, aku akan tetap mencintai kamu. Meski kamu menolak berulang kali." Tegas Gyan.

"Baiklah. Kalau begitu, terserah padamu juga, Gyan. Sampai kapanpun aku hanya menganggap kamu sebagai saudaraku. Aku tidak akan pernah bisa untuk membalas cinta kamu."

Tanpa menunggu tanggapan dari Gyan, Cia pun keluar dari ruangan itu. Sudah cukup ia berbicara dengan pria itu.

"SENJA."

Teriak Gyan ketika tubuh Cia menghilang di balik pintu lift. Sang sekretaris pun keluar dari dalam kamar istirahat pria itu.

Ya. Sejak tadi Gyan tidak sendiri di ruangannya. Senja sedang berada di dalam ruangan istirahat karena ia mengalami sakit kepala.

Gyan yakin jika gadis itu pasti mendengar pembicaraannya dengan Cia.

"I-iya, kak." Senja mendekat sembari menundukkan kepalanya.

"Apa yang kamu dengar?" Tanya Gyan penuh selidik.

Senja menggeleng pelan. Ia tak bermaksud mencuri dengar pembicaraan Gyan dan Cia.

Meski sebelumnya ia sudah menyangka jika Gyan mencintai Cia. Namun, Senja sangat terkejut mendengar perdebatan mereka.

"Jangan bohong, Senja. Saya yakin kalau kamu mendengar pembicaraan saya dan Cia." Ucap Gyan lagi.

"M-maafkan saya, kak Gyan. Saya tidak bermaksud untuk menguping." Ucap Senja terbata.

"Tetap saja, pada intinya kamu mendengarnya, Senja. Dan saya harap kamu bisa menutup mulut kamu. Jangan sampai Cia dan orang lain tau, jika kamu mengetahui perasaan saya pada Cia."

"I-iya, kak." Senja sekali lagi menundukkan kepalanya. Takut melihat tatapan Gyan yang begitu mengintimidasi.

Gyan menghela nafas berat. Sekarang ada orang lain yang mengetahui perasaanya pada Cia. Apa suatu saat nanti, keluarga mereka juga akan mengetahuinya?

Semoga saja tidak. Gyan akan menyimpannya seumur hidup.

"Kamu belum makan siang 'kan?" Tanya pria itu kemudian. Tatapannya tertuju pada kantong plastik berisi makanan yang Cia kembalikan.

"Saya akan ke kantin --

"Tidak perlu." Potong Gyan dengan cepat. Pria itu kemudian mendorong kantong plastik itu dengan pelan.

"Makan ini saja. Cia tidak mau lagi makan pemberian dari saya." Imbuh pria itu.

Dengan ragu, Senja pun meraih kantong plastik itu. "Lalu bagaimana dengan kak Gyan? Apa mau saya pesankan sesuatu?" Tanya gadis itu kemudian.

"Saya tidak berselera makan."

Senja mengangguk paham. Perdebatan dengan Cia, pasti sangat mempengaruhi pikiran Gyan saat ini.

Tanpa banyak bicara lagi, gadis itu pun kembali ke mejanya untuk makan siang.

Ia melirik Gyan sekilas, dan pria itu terlihat memutar kursi kerjanya untuk menghadap ke arah jendela besar di belakangnya.

...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...

1
Ariany Sudjana
puji Tuhan, arrea datang tepat waktu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
salahmu sendiri Gyan. makanya jangan gila
Rafly Rafly
Bagus..beri upper cut atau jab yg keras pada CEO gila' itu..
cepet Lapor sama papi mu gadis bodoh...
Rafly Rafly
CIA...kamu pendidikan tinggi.mtapi bodohnya sampe ubun ubun... tinggal bilang papi mu tentang kelakuan laki laki psikopat itu kan beres...mami dan Tante mu juga udah ada firasat.kamu saja yg juga bebal.. sekarang terima nasib saja...mo di perkosa juga apa daya
Ariany Sudjana
aduh Gyan ini psikopat, kok ga ada yang nolong cia ?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sikap gyan menakutkan. posesif banget. kapan sadarnya dia?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sulitnya gyan berpaling hati. padahal sudah jelas gak mungkin dengan cia.
Rafly Rafly
ue..yee...dang CEO pecundang.. hatinya meradang
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jangan ulangi lagi ya gyan
Amidah Anhar
Boleh kah minta Doble Up 🤭🤭🤭🤭🤭
Rafly Rafly
sang CEO. malah pergi sbg seorang pecundang...
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
berawal dari menyebalkan bisa menjadi mengesankan, Cia.
gyan memang kelewatan. gak ada tanggung jawab nya.
Patrish
waduuh... bahayaaaa...
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
arrea hadir disaat yang tepat.
Ariany Sudjana
ayo arrea semangat, dekati terus Cia
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sepertinya acara ini bakal ramai
Ariany Sudjana
apa nanti cia akan ketemu arrea lagi di bazaar amal? wah Gyan mulai ajak senja nih hehehe
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gyan masih belum move , jangan maksa ya
Amidah Anhar
Gregetan sama Gyian pen tabooook aja palanya biar kembali ke posisi semestinya 😛😛😛😛🤭🤭🤭
Ariany Sudjana
arrea itu calon suamimu CIA hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!