Dokter Amora Agatha Arnold seorang dokter Ahli bedah yang banyak di senangi oleh pasiennya dan sesama teman dokter nya, selain seorang dokter yang hebat Amora juga adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sukses .
tetapi pada saat ia menemukan pria dambatan hati nya Daddy nya tidak memberikan restu kepada nya
" selama ini Daddy menuruti semua ke inginan mu tetapi yang satu ini maaf Daddy tidak bisa " ucap Shaka menundukkan kepalanya dia tidak bisa melihat putri nya menangis di hadapan nya hanya karena ingin meminta restu dari nya
apakah Shaka akan memberikan restu untuk Amora dan kekasih nya atau justru Shaka tidak akan pernah merestui hubungan putri nya itu
.
.
.
saksikan terus cerita nya jangan sampai ketinggalan 🤗 Like comen dan Vote 🥰🤗 Author nya juga jangan lupa di Follow ya guysss heheheehee 🤭🤭
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebaikan Mbak Yuyun & Kang Jefri
.
.
saat ini ketiga nya sedang berada di cafe villa yang menghadap langsung ke arah pengunungan yang cantik dan hijau, mereka meminum teh bersama
" bagaimana dengan neng Maura . ? pasti dia juga sangat cantik seperti neng Amora " tanya kang Jefri mereka berdua masih belum tau tentang kematian Maura dan juga Moana
Amora menarik nafasnya dengan kasar ia memandang ke arah gunung yang terlihat menghijau itu
" Maura sudah meninggal kang " jawab nya tanpa melihat wajah kang Jefri dan mbak Yuyun yang kaget mendegar nya
" me.. meninggal " ucap mbak Yuyun tidak menyangka jika Maura kembaran dari Amora itu sudah meninggal
" maaf neng kami tidak tau .. " ucap kang Jefri merasa tidak enak pasal nya ia melihat wajah sedih Amora
Amora melihat mereka berdua dan kembali memasang senyum ceria nya
" Maura meninggal pada saat usia kami genap empat tahun di malam ulang tahun kami " lanjut Amora
" kasian sekali... hiks... hiks.... padahal pada saat itu kami berharap neng Maura sembuh " ucap mbak Yuyun seraya menangis , begitu pun juga dengan kang Jefri yang ikut menangis
" mungkin umur Maura sampai disitu aja mbak kang, aku juga sangat tidak ikhlas di tinggal oleh nya tetapi ini semua sudah menjadi takdir " jelas Amora
" dan bagaimana kabar nya mbak Moana neng sudah lama tidak memberikan kabar kepada kami " tanya mbak Yuyun seraya menyeka air mata nya
" setelah satu bulan Maura meninggal Mommy juga menyusul nya , mommy meninggal karena kecelakaan " jawab Amora dengan wajah nya yang kembali sedih
" hiks.... hiks... kenapa takdir begitu sangat kejam " ucap kang Jefri menangis
" rasanya sangat tidak adil...hiks...hiks" tambah mbak Yuyun
" jangan lah menangis Mommy dan Maura akan sedih melihat kalian menangis seperti ini mereka sudah tenang di alam sana " ucap Amora supaya kedua nya tidak menangis lagi
" maafkan kami neng, kami baru tau sekarang, andaikan kami tau mungkin kami akan ke Jakarta menyusul kalian " ucap kang Jefri merasa bersalah dan diangguki kepala oleh mbak Yuyun
" tidak apa - apa kang mbak, sekarang Amora juga sudah bertemu dengan Daddy Amora dan sekarang ini Amora sedang bersama dengan oma datang kesini " jelas Amora dan seketika matanya membulat panik
" astaga... aku hampir lupa... aku pergi dulu ya kang mbak, pasti oma sekarang sedang menungguku " ucap nya dengan langsung berdiri ia hampir lupa dengan oma nya itu
dan dengan buru-buru Amora berlari ke arah kamar nya dimana disana oma nya sedang menunggu
" aku masih belum percaya jika neng Maura dan mbak Moana sudah tidak ada " ucap kang Jefri kepada mbak Yuyun
" aku juga Jef... rasanya baru kemarin kita bersama disini tapi sekarang mereka berdua sudah tidak ada " lanjut mbak Yuyun
" tapi kita masih bersyukur karena neng Amora baik-baik saja dan dia tumbuh dengan sangat baik menjadi gadis cantik sekarang " ucap kang Jefri lagi Mbak Yuyun menganggukkan kepala nya
" sekarang dia sudah bisa menyebut huruf R... dulu kan jika memanggilmu dia tuh bilang begini.... kang Jefli hahahahaa.... " ucap Mbak Yuyun mengingat masa kecil Amora yang sangat lucu dan menggemaskan ia tertawa mengingat kelakuan Amora kecil
sesampai nya di kamar Amora melihat oma nya itu sedang duduk di sofa seraya menonton televisi, makanan sudah tertata di atas meja dengan masih sangat rapih
" oma belum makan " tanya Amora seraya melangkah ke arah sofa dan duduk di samping sang oma
" belum... kamu dari mana aja, hampir aja oma mati kelaparan menunggumu " canda Nadia melihat cucu cantik nya itu
" astaga oma kenapa gak makan duluan aja sih, Amora tadi bertemu dengan kang Jefri dan mbak Yuyun " jawab Amora
Nadia menatap serius cucu nya itu " siapa mereka " tanya nya
" mereka berdua teman mommy nya Amora oma, dulu mereka berdua sering menjaga Amora dan Maura bahkan mereka sering mengantar Maura ke rumahan sakit jika penyakit Maura kembung " jelas Amora
" mana orang nya oma ingin bertemu dengan mereka, oma ingin berterimakasih kepada mereka karena mereka sudah baik kepada menantu dan cucu oma dulu " ucap Nadia yang ingin sekali bertemu dengan mbak Yuyun dan kang Jefri
" oma makan dulu ya , nanti baru kita bertemu dengan mereka setelah oma makan dan minum obat " ucap Amora
" kamu juga makan " ucap Nadia meletakkan sepotong Bebek goreng ke atas piring Amora
Amora hanya tersenyum begini lah oma nya ia selalu perhatian dengan nya.
" oh ya oma, Bunda Marsya menyusul kita kesini loh " ucap Amora di sela-sela makan mereka
" bagus dong jadi nya kita ada teman disini " senang Nadia ia sudah kenal dengan Marsya karena Marsya dan Aulian sering menjenguk nya di rumah sakit jiwa, dan bahkan pernah mengunjungi nya di mansion Arnold pada saat ia baru saja keluar dari rumah sakit jiwa, meraka cukup akrab
setelah selesai makan Amora mandi terlebih dahulu sebelum ia menemani oma nya untuk bertemu dengan mbak Yuyun dan Kang Jefri.
setelah selesai Amora menghampiri oma nya yang masih duduk di sofa seraya menonton televisi
" apa oma sudah minum obat " tanya Amora meraih ponsel nya di atas meja ia ingin mengecek pesan dari Marsya dan ternyata wanita itu sudah berada di bandung dan beberapa menit lagi mungkin wanita itu akan sampai
" sudah, ayo kita temu ih teman Mommy mu itu " ajak Nadia seraya mematikan televisi lalu ia berdiri
" iya ayo oma, bunda Marsya sudah berada di bandung dan mungkin sebentar lagi dia akan sampai " jelas Amora berjalan beriringan dengan oma nya keluar dari kamar.
" kalo begitu sekalian kita menunggu nya di depan " ucap Nadia yang di angguki oleh Amora
disini lah mereka berada di dapur Villa itu, Nadia sangat berterimakasih kepada Mbak Yuyun dan Kang Jefri yang sudah baik dengan almarhum menantu dan kedua cucu nya dulu.
" rasanya saya tidak tau harus membalas dengan apa ke bagaikan kalian berdua " ucap Nadia merasa sangat tidak enak
mbak Yuyun tersenyum begitu pun juga dangan kang Jefri
" itu sudah menjadi kewajiban kami nyonya sebagai manusia untuk saling menolong satu sama lain " jelas Yuyun yang di angguki oleh kang Jefri
" oh ya... ngomong - ngomong kalian berdua ini suami istri ya " tanya Nadia yang penasaran dengan kedua nya
Amora juga menatap kedua nya ia juga sangat penasaran mengingat perkataan remaja laki-laki tadi jika mereka baru masuk ini hari karena izin selama empat hari
" kami sudah menikah enam tahun lalu nyonya " jawab Yuyun tersenyum
Amora melebarkan matanya mendengar nya, jadi mereka berdua benar-benar sudah menikah
" tetapi kami belum di karunia ih anak " tambah kang Jefri
" ternyata jodoh itu tak kemana ya mbak kang " gombal Amora seraya tersenyum ke arah mereka berdua
dan tiba-tiba ponsel Amora bergetar dan itu panggilan masuk dari Marsya dan dengan cepat Amora menjawab nya
" iya Bunda tunggu Amora, Amora akan menjemput bunda di depan " ucap Amora seraya berdiri
.
.
.
