Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
1 menit
2 menit
3 menit
Ayunda mengambil tespek yang telah ia celupkan ke urinnya.
"Huh, syukurlah tetap satu garis." kata Ayunda lega.
Ini adalah tespek ke dua puluh satu yang sudah dia gunakan sejak hari dia terbangun tanpa pakaian di kamar pak Revan.
Ayunda memang terlalu polos tentang bagai mana hubungan intim, tapi dia pernah belajar tentang kehamilan di sekolah. Ayunda juga mencari tahu di internet.
Setelah memastikan dia tidak hamil, Ayunda pun bersiap untuk pergi bekerja. Hari ini merupakan hari pertama dia bekerja di sebuah hotel di kota tempat tinggalnya yang baru.
Ya, sudah hampir dua minggu Ayunda pindah ke kota yang baru. Berharap dia tidak akan bertemu lagi dengan Pak Revan. Namun terkadang Ayunda merasa sangat bersalah pada dosennya itu yang telah banyak membantunya. Apa lagi gara- gara menyelamatkannya pak Revan sampai terluka parah dan masuk rumah sakit.
"Bagai mana keadaan pak Revan sekarang ya?" tanya Ayunda pada diri sendiri.
Ayunda selalu mendoakan semoga pak Revan selalu sehat, hidup dengan baik dan bahagia bersama keluarganya. Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk membalas kebaikan dosennya.
Meski sebelumnya Ayunda pernah bekerja di hotel, tapi kali ini bukan di tempatkan di bagian laundry, melainkan sebagai housekeeping.
"Ayunda setelah ini kau bersihkan ruangan manager di hujung sana." kata Supervisor.
"Baik, bu." jawab Ayunda.
"Sebelum pukul tujuh tiga puluh harus sudah selesai."
"Iya, baik bu." jawab Ayunda mengerti.
Setelah selesai dengan tugasnya, Ayunda pun menuju ke ruangan manager untuk dibersihkan.
"Astaga, mengapa ruangan ini seperti habis perang." kata Ayunda yang melihat ruangan itu sangat berantakan.
Bantalan sofa semuanya tergeletak di lantai. Kertas yang di coret-coret bertebaran di seluruh ruangan, dan masih banyak lagi barang-barang lainnya yang tidak pada tempatnya.
Ayunda pun mulai membersihkan ruangan itu mengingat waktu yang dia miliki kurang dari dua puluh menit sebelum pukul tujuh tiga puluh.
"Huh, selesai juga akhirnya." gumam Ayunda yang melihat ruangan itu sudah bersih.
"Astaga sudah pukul tujuh tiga puluh." Ayunda terkejut ketika melihat jam dinding di ruangan itu.
Ayunda pun bergegas keluar dari ruangan itu. Karena terburu-buru, Ayunda sampai menabrak seseorang ketika dia baru saja keluar pintu.
"Ya ampun. Maaf, pak. Saya tidak sengaja." kata Ayunda takut.
Di hari pertamanya kerja, Ayunda sudah melakukan kesalahan.
Pria itu tampak sangat kesal.
"Lain kali hati-hati dalam bekerja. Jangan sampai tamu kita mengalami ini." kata pria itu sambil mengusap pakaiannya yang basah karena tumpahan air bekas mengepel lantai.
Habis riwayat mu Ayunda. Batinnya.
Ayunda menelan ludahnya mendengar ucapan pria itu. Ayunda bisa menebak jika pria itu adalah manager hotel ini.
"Siapa kamu?" tanya pria itu setelah mengangkat wajahnya.
"Sa saya Ayunda pak." jawab Ayunda yang masih menunduk karena takut.
"Maaf, Pak. Dia karyawan baru dan ini hari pertamanya bekerja." kata Mirna sang supervisor yang tiba-tiba datang.
Wanita yang berusia empat puluh satu tahun itu adalah karyawan senior di hotel ini. Dia yang bertanggung jawab atas semua housekeeping di hotel ini.
"Ayunda, ini Pak Surya. Manager hotel." Mirna mengenalkan.
"Saya Ayunda pak. Maaf atas kesalahan yang telah saya buat." kata Ayunda mengenalkan dirinya sekali lagi dan meminta maaf dengan sungguh-sungguh.
"Kalian boleh pergi." kata Pak Surya.
"Baik, pak." Ayunda mengikuti bu Mirna pergi dari sana.
Ayunda pun langsung mendapat teguran dari bu Mirna.
"Sabar Ayunda. Sabar." Ayunda menyemangati dirinya sendiri.
Untung supervisor hanya menegurnya, tidak langsung memberhentikannya.
Menjelang jam makan siang, Bu Mirna meminta Ayunda datang ke ruangan Pak Surya. Seketika Ayunda menjadi takut. Jangan-jangan dia akan di marahi atau bahkan di berhentikan.
"Ayunda kau mau ke mana?" tanya Mirna yang melihat Ayunda ingin keluar dari ruangan housekeeping.
"Mau ke ruangan manager bu." jawab Ayunda.
Bukannya tadi bu Mirna sendiri yang memintanya untuk ke ruangan manager.
"Alat-alat kebersihan mu mana?" tanya bu Mirna.
"Hah?"
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya