NovelToon NovelToon
My Wife Is Arumi

My Wife Is Arumi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Keluarga / Romansa / Mantan
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Mungkin berat bagi wanita lain menjalankan peran yang tidak ia inginkan. Tetapi tidak dengan Arumi yang berusaha menerima segala sesuatunya dengan keikhlasan. Awalnya seperti itu sebelum badai menerjang rumah tangga yang coba ia jalani dengan mencurahkan ketulusan di dalamnya. Namun setelah ujian dan cobaan datang bertubi-tubi, Arumi pun sampai pada batasnya untuk menyerah.

Sayangnya tidak mudah baginya untuk mencoba melupakan dan menjalani lagi kehidupan dengan hati yang mulai terisi oleh seseorang. Perdebatan dan permusuhan pun tak dapat di hindari dan pada akhirnya memaksa seseorang untuk memilih diantara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Pilihan Sulit

Bab 27. Pilihan Sulit

POV Arumi

"Kenapa diam? Tidak rela? Ingat, posisi itu bukan milikmu!"

Ku tarik napas dalam-dalam menahan rasa atas ucapan Renata. Benar aku memang menggantikan posisinya. Tapi bukan salahku sepenuhnya karena dia sendiri yang kabur meninggalkan Dimas. Dan aku menikah sah menurut hukum dan agama. Lalu kenapa aku harus meninggalkan Dimas atas keinginannya?

"Tidak semudah itu Ren. Apalagi hubungan yang kami jalani bukan pacaran melainkan pernikahan."

"Mau itu nikah kek, pacaran kek, aku tidak peduli karena bagiku itu sama saja! Tidak penting ikatan hubungan kalian apa. Yang jelas kalian tidak akan bisa menjalaninya selamanya karena Dimas tidak mencintaimu!"

Aku tertohok. Mungkin benar apa yang dikatakan Renata, karena Dimas tidak mungkin mencintaiku. Belakangan ini dia memang memberi perhatian lebih dari biasanya. Tapi dia tidak pernah mengungkapkan isi hatinya padaku.

"Aku akan berpisah kalau Dimas sendiri yang menginginkannya." Jawabku.

"Keras kepala! Secepatnya, kamu akan meninggalkan Dimas! Mana Dimas mau perempuan udik macam kamu!! Apalagi status mu yang pernah menjadi janda, apa kamu yakin, orang tua Dimas mau menerimamu?! Atau Dimas sendiri belum tahu keadaanmu?!"

Aku memejamkan mata atas penghinaan yang di berikan sepupuku sendiri.

Jika mencermati kata-katanya, Dimas sendiri sudah menyentuh status ku sebelumnya. Aku sudah mengatakan dan bercerita masa lalu ku padanya. Tetapi, aku tidak tahu mertuaku mengetahuinya atau tidak. Dan melihat sikap mereka yang baik terhadapku, bisa saja mereka sudah tahu atau memang belum tahu.

"Kamu tidak punya pilihan. Segera tinggalkan Dimas!! Aku tunggu jawaban mu 2 hari lagi!"

Kata Renata mengancamku. Dia lalu pergi meninggalkan ku yang kusut pikiran dan hati bingung, serta gelisah.

Kenapa dia pikir semudah itu berpisah. Dia seperti menganggap semua bisa di lakukan dengan seperti dirinya yang main kabur bergitu saja tanpa ada rasa tanggung jawab. Sedangkan aku, banyak yang harus aku pertimbangkan apalagi aku tidak bisa memutuskan sepihak.

Dengan beban pikiran yang terus menjejali kepalaku, aku bingung apa yang harus aku lakukan. Aku pun beranjak dari dudukku dan hendak keluar menuju mobil dimana Pak Hasan menunggu dan pasti akan mengikuti perintahku untuk pulang ke rumah.

"Eh... Tante Yuni!"

Tiba-tiba aku menyenggol seseorang dan itu adalah Tante Yuni. Aku tidak sadar tahu-tahu ada Tante Yuni di sampingku.

"Huh!"

Tante Yuni membuang muka. Wajahnya masam tanpa tersenyum padaku. Apalagi aku yang berjalan menunduk tanpa sengaja menyenggol bahunya membuatnya semakin jutek padaku.

"Maaf Tante. Tante mau nyantai disini ya?"

"Bukan urusan mu!"

Aku tidak lagi bertanya. Tante jutek itu pasti akan semakin sinis kalau lebih lama berada di dekatku. Ku putuskan untuk pulang saja.

"Kalau begitu, Arumi duluan ya Tante. Assalamualaikum..."

Meski ia tidak suka, aku tetap berusaha menghormatinya dan pamit mengucapkan salam padanya.

"Sudah selesai Bu?"

"Iya Pak. Kita pulang aja."

"Baik Bu."

Aku pun langsung masuk ke dalam mobil dan mobil pun berjalan membelah ibu kota.

Di perjalanan, handphone ku berdering. Aku pun dengan semangat segera mencari handphone yang berada dalam tas ku. Mungkin saja itu Dimas karena aku memang menunggu kabar darinya.

Namun senyum ku pudar berganti kening yang berkerut. Tiba-tiba saja paman Wisnu menghubungiku setelah sekian lama. Ada apa ya? Hati ku mendadak gelisah. Karena hal yang berkaitan dengan paman lebih sering kabar kurang sedap yang selalu dia sampaikan. Apa mungkin Renata mengadu padanya dan dia tahu pertemuan ku dengan putrinya itu?

Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Assalamualaikum, Paman."

"Wa'alaikumsalam. Apa hidupmu nyaman belakangan ini?"

Bapak dan anak sama saja dalam membuka obrolan. Menanyakan bagaimana hidupku belakangan ini. Seolah-olah itu semua berkat mereka. Yah, tidak salah sih.

"Alhamdulillah, baik Paman. Ada apa?"

Aku tak ingin membuang waktu lebih lama mendengar sindirannya.

"Kamu pasti tahu Renata sudah kembali. Dan sebagai orang tua, tentunya kamu tahu Paman ingin dia bahagia."

Bisa ku perkiraan maksud dan tujuan paman berkata seperti itu padaku.

"Lalu?"

Pura-pura saja aku tidak tahu.

"Dia masih mencintai Dimas. Dan kamu tahu kan, mereka hampir menikah? Paman yakin kamu bukan orang jahat yang mau merebut milik saudaranya sendiri."

Perih. Jadi ini adalah salahku telah menggantikan Renata sesuai keinginan paman sendiri?

"Paman juga tahu, aku bukan berniat seperti itu."

"Bagus. Paman yakin kamu tidak jahat. Jadi, berpisahlah dengan Dimas. Biarkan mereka bersama sesuai takdir mereka."

Aku berdecih dalam hati. Tersenyum getir atas ucapan paman. Begitu santainya paman berpikiran seperti itu. Seolah-olah semua itu mudah seperti membalikkan telapak tangan saja.

Aku meremas pakaian di dada dalam diam ku.

"Haah, Paman sebenarnya tidak mau mengatakan ini. Kamu tahu kan, utang orang tuamu yang sangat banyak itu paman yang melunasi?"

Deg,

"Apalagi kamu tidak lagi bekerja pada Paman. Sedangkan kamu tahu sendiri, selain menikah dengan Dimas, kamu juga harus tetap bekerja dengan Paman. Bukan Paman mau hitung-itung. Tapi itu tadi, utang orang tuamu sangat-sangat banyak. Jadi, kalau kamu tidak bisa berpisah dengan Dimas, maka bayar kembali apa yang sudah Paman keluarkan. 1,3 milyar terhitung dengan bunganya."

Tubuhku sontak menegang seketika mendengar apa yang di ucapkan paman. Apalagi ada sedikit penekanan di kalimat akhir yang di ucapkan Paman.

Aku menelan saliva yang terasa begitu sulit. Hati ku menjerit mendengar utang sebanyak itu. Batinku meronta, bahkan dadaku terasa sesak seakan-akan oksigen sudah mulai habis di muka bumi ini. Bagaimana aku bisa mengganti uang sebanyak itu?!

"Pikirkan baik-baik. Paman rasa, kamu anak yang pintar dan tahu mana yang terbaik."

Kluk. Panggilan di akhiri secara sepihak.

Aku tersandar lemah di jok belakang dengan mata terpejam. Menepuk pelan dadaku dengan sebelah tanganku. Handphone masih aku genggam dengan tangan satunya dan tergeletak di kursi penumpang. Rasanya ingin menangis, ini sungguh berat.

"Bu, Ibu kenapa?"

Aku membuka mata perlahan. Sejenak aku lupa ada Pak Hasan yang mungkin bisa melihat gelisahan ku.

"Tidak apa-apa Pak. Rasanya kecape'an aja." Kilah ku.

"Tidur saja Bu. Nanti kalau sudah sampai akan saya bangunkan." Ujarnya.

"Terima kasih Pak."

Rasanya berat. Tidak tahu kepada siapa aku harus mengadu selain pada yang Maha Kuasa. Kepada ibuku dan bapakku pasti hanya menambah beban dipikiran mereka saja. Kepada mertuaku tidak mungkin aku menceritakan hal ini. Kepada sahabat dan sepupu, tidak ada satupun yang dekat dengan ku sejak dulu.

"Haah...."

Haruskah aku melepas Dimas saja yang sedari awal memang bukan milikku?

Aku memandangi keluar jendela. Pantulan diriku terlihat dalam bentuk bayang-bayang yang samar. Bisa ku lihat dalam samar-samar itu diriku yang berpura-pura tegar namun rapuh. Hatiku iba pada wanita di hadapanku yang terlihat begitu menyedihkan padahal dia adalah aku.

Kelopak mataku lama-lama mengembun. Membanjiri setiap celah yang belum terlalu basah. Hingga tak kuasa menahannya, air mata ku pun tumpah juga. Hanya bisa terisak tanpa suara. Menyapu setiap lelehan yang jatuh tanpa diminta. Meninggalkan jejak kemerahan di sekitar mata.

Pak Hasan pasti bertanya dalam hati. Biarlah ku luahkan perasaan ini tanpa meminta pertanggung jawaban siapa-siapa.

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
anak sama bapaknya sama" edaaaannn😤😤😤
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
harusnya pak hasan memberi inpo pada dimas
💜Bening🍆
inginku menjambak org🙄 tutor dong jambak online tokoh dlm novel😏
hari ini apes bener arumi.. bertemu org2 ##$$@## dpt tlp dr pamannya yg juga sama2 ##$@##$🙄
suka dgn gaya rumi yg tdk mudah memperlihatkan kelemahannya pd lawan bicara yg pd nyebelin itu..meski dlm hatinya remuk redam... pasti berat bagi rumi dlm situasi yg spt ini.. semangat arumi... semoga semua masalah cpt berlalu n kamu bisa hidup dgn lbh baik kedepannya
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalo takdirnya justru dimas tak dgn keduanya bagaimana?
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
merebut..?? bahkan kalian yg memberi kesempatan utk masuk dn ada diposisi arumi ini sekarang
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
lah kamu sendiri yg memberi kan posisi itu pada Rumi,jadi jangan harap Kemabli🙄
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kirim pesan aja Arumi,biar rindu mu terobati
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kenapa gak ajak saja arumi
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kamu pantas rum bersama Dimas
Liana CyNx Lutfi
Apakah dimas memang sengaja dibkin sibuk sama ayahnya biar gk ketemu arumi
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
emangnya posisi kursi yg bisa disingkirkan 😤
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
udh mulai ada ancaman nih dari Renata,,,
💜Bening🍆
susah ini... dah lg dimas sibuk sampe lupa kabar2.. arumi lg kondisi ngedown minder dgn posisinya sbg istri dimas eh nongol si renata...
💜Bening🍆
boleh slepet si renata gak🙄🙄
kamu yg ninggalin dimas... tp sekarang malah gk tau malu minta balikan... maksudmu piye? jgn takut arumi lawan aja itu si renata.. bkn kamu yg salah.. dia yg ninggalin dimas jd jgn kepengaruh sama renata...
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalopun harus mengingat, kamu duluan yg ninggalin dimas
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalimantan belum ya, mana tau mampir rumah othor
LaQuin On/Off🦋: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
sadar diri sadar posisi lebih baik rum
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
kan .kan... penasaran mom😤😤😤
kpn up nya
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
pasti Renata nih yg minta ketemuan
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
astga jomblo abadi/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!