"Perjodohan memang terlihat begitu kuno, tapi bagiku itu adalah jalan yang akan mengantarkan sebuah hubungan kepada ikatan pernikahan," ~Alya Syafira.
Perbedaaan usia tidak membuat Alya menolak untuk menerima perjodohan antara dirinya dengan salah satu anak kembar dari sepupu umminya.
Raihan adalah laki-laki tampan dan mapan, sehingga tidak memupuk kemungkinan untuk Alya menerima perjodohannya itu. Terlebih lagi, ia telah mencintai laki-laki itu semenjak tahu akan di jodohkan dengan Raihan.
Namun, siapa sangka Rayan adik dari Raihan, diam-diam juga menaruh rasa kepada Alya yang akan menjadi kakak iparnya dalam waktu dekat ini.
Bagaimana jadinya, jika Raihan kembali dari perguruan tingginya di Spanyol, dan datang untuk memenuhi janjinya menikahi Alya? Dan apa yang terjadi kepada Rayan nantinya, jika melihat wanita yang di cintainya itu menikah dengan abangnya sendiri? Yuk ikuti kisah selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 : Di Balik Persahabatan
..."Sepintar apapun menyembunyikan perasaan, semua itu tidak akan mengubah kenyataan. Pada nyatanya hati tidak akan pernah berbohong kepada siapa ia akan mencintai, dan kepada siapa ia akan menaruh hati."...
...~~~...
Di sebuah taman terlihat seorang wanita nampak berulang kali mengubah pose berfotonya, dengan berbagai gaya yang kekinian dan juga trend di media sosial.
"Kayak yang aku bilang tadi ya, Rayan! Jangan salah! Awas saja kalau jelek, aku gak mau lagi pake jasa kamu!" tegas wanita itu dengan menatap tajam wajah laki-laki yang menjadi fotografernya.
"Iya-iya, ini juga baru di mulai videonya," balas Rayan dengan mengerahkan kamera kepada wanita cantik berpakaian muslimah itu.
Wanita itu langsung tersenyum manis, setelah mendengar jawaban dari Rayandra El-Fatih---anak Bunda Zahra dan Ayah Muhtaz, sekaligus saudara kembar Rayhan yakini calon suaminya.
Seperti pada biasanya, Rayan menuruti keinginan Alya Syafira, wanita cantik anak dari Ustaz Ilham yang sekarang mengambil profesi sebagai model papan atas yang kini tengah begitu di sorot di media sosial.
Top model Indonesia yang kini tengah naik daun dan banyak penggemar di mana-mana, membuat Alya begitu di pandang hormat oleh pendukungnya.
Senyumannya yang manis, matanya indah, dengan tubuh yang ideal, serta di baluti pakaian muslimah yang begitu menutupi tubuhnya, mampu membuat banyak kaum adam kagum. Dan tak banyak juga yang ingin mempersuntingnya, karena begitu sempurna, dan nyaris indah bak berlian yang tak bisa tersentuh oleh sembarangan orang.
Cekrek!
Sebuah foto berhasil di ambil lewat kamera digital yang begitu canggih, dengan memberikan foto yang jernih dan juga bagus.
"Ih yang bener aja? Kok cepat banget si, Rayan? Bagus enggak?" cetus Alya yang protes dengan cara Rayan memfotonya tanpa instruksi apa-apa.
"Ini bagus kok fotonya, kamu diem saja di situ Alya! Fotonya sekali lagi," ucap Rayan kembali mengarahkan kamera digitalnya di depan mata.
"Iya deh, tapi tunggu! Harus pake aba-aba loh! Jangan main jepret-jepret aja!" ujar Alya sedikit memperingati Rayan.
"Iya, kamu tinggal senyum saja!" balas Rayan yang tidak ingin berdebat dengan Alya terlalu lama.
Alya pun langsung mengambilnya dosen ternyaman dan membuatnya tampil begitu cantik, di tambah dengan senyumannya yang menawan.
"Cepat, aku udah siap! Pegal ni!" keluh Alya. Kali ini ia yang membuat Rayan terburu-buru.
"Satu, dua, ti ... ga!" ucap Rayan memberikan instruksi kepada Alya.
Cekrek!
Jepretan kedua berhasil dengan begitu mulus. Dan Rayan mengambil foto Alya sesuai dengan keinginan wanita itu.
"Ya, sip! Bagus," puji Rayan setelah melihat hasil fotonya itu.
Alya yang cukup penasaran dengan hasil jepretan sahabatnya itu, karena Rayan selalu membuatnya terkesan sekaligus penasaran, dengan apa yang di lakukannya. Termasuk hasil fotografi yang selalu membuat hatinya senang.
Wanita itu pun berjalan semakin mendekati Rayan, dengan niat untuk melihat hasil fotonya itu.
"Gimana bagus, enggak?" tanya Alya dengan sedikit menantang Rayan akan kemampuannya itu.
"Nih, coba kamu lihat sendiri hasilnya," seru Rayan dengan memberikan kamera digitalnya itu kepada Alya.
"Ya udah sini, aku cek sendiri. Awas saja kalau enggak bagus!" kata Alya dengan sedikit mengancam, tapi tetep menerima kamera digital milik Rayan itu.
Dan benar saja, baru melihat hasilnya, kedua mata Alya langsung berbinar, dengan senyuman indah yang menghiasi bibirnya.
"Masyaallah, bagus banget ini Rayan fotonya! Selalu the beast deh kamu, aku selalu suka dengan hasil fotografer kamu ini," ucap Alya dengan begitu bahagia atas hasil jepretan Rayan.
"Alhamdulillah jika kamu suka, Alya. Setidaknya ocehan kamu itu tidak lagi berlaku oleh fotografer kesayanganmu ini, ya kan?" ujar Rayan dengan senyum tipis di bibirnya.
"Haha, kamu ini bisa saja Rayan. Iya dan aku suka banget sama hasil foto ku, selalu perfect dan tidak pernah gagal," puji Alya dengan terus melihat foto-fotonya sendiri dengan wajah gembira.
Rayan yang melihat itu hanya bisa tersenyum bisa membuat wanita itu bahagia. Bahkan, tersenyum manis tanpa di minta.
"Jika saja waktu berhenti di sini, aku ingin terus melihat senyuman dan wajah cantikmu itu, Alya. Dengan cara ini pula aku bisa melihatmu bahagia," ucap Rayan di dalam hatinya sembari menatap wajah Alya yang masih melihat-lihat fotonya di kamera digital miliknya itu.
Namun, tiba-tiba saja suara seorang laki-laki mengalihkan perhatian Alya, dan Rayan yang tengah asik melihat hasil jepretan foto Rayan.
"Alya," panggil laki-laki tampan berjas biru, dengan senyum yang mengembang di bibirnya, serta tangan yang di lambaikan kepada wanita cantik yang tengah di panggilnya itu.
Kedua iris mata Alya membulat sempurna, melihat sosok laki-laki yang datang tiba-tiba soraya memangil namanya.
"Rei, kamu sudah kembali?" Alya nampak tak percaya dengan yang di lihatnya itu, karena saking terkejutnya melihat pemuda tampan itu.
"Iya, sayang. Aku kembali untuk kamu," balas Raihan Al-Ghifari---saudara kembar Rayan yang meneruskan sekolahnya di Spanyol.
"Dan ini untuk kamu," lanjutnya dengan memberikan sebuah buket bunga besar yang di belinya sebelum datang menemui Alya.
"Ah, terimakasih banyak Rai," ucap Alya dengan begitu bahagia menerima buket bunga yang di berikan oleh calon suaminya itu dengan senyum lebar.
"Sama-sama sayang," balas Rayhan sembari membalas senyuman calon istrinya itu.
Rayan yang melihat keromantisan pasangan manusia yang baru kembali bertemu, setelah sekian lama tak berjumpa itu, membuat hatinya sedikit sesak. Ia pun menjauh dari Alya dan Raihan, dengan membalikan tubuhnya, dan sedikit mengambil jarak dengan melangkah pelan agar tidak menganggu keduanya, dan menimbulkan kecurigaan kepada Alya.
Sekuat mungkin Rayan menahan rasa sakit yang menguasai dirinya, karena melihat Alya bersama abangnya yang baru pulang dari Spanyol. Meskipun begitu, Rayan cukup sadar diri akan posisinya di sana, dengan tidak memaksakan kehendaknya untuk merusak momen bahagia abangnya itu.
"Loh Rayan, kamu mau ke mana?" Tiba-tiba Raihan memanggil nama adiknya dan membuat Rayan terkejut.
Deg.
Sejenak Rayan terdiam, dengan menghentikan langkah kakinya, karena mendengar panggilan dari saudara kembarnya itu.
Ia pun memutuskan untuk berbalik kembali menatap wajah pasangan yang selalu romantis itu, dengan senyum manis yang sedikit di paksakan.
"Aku mau ke sana dulu, Bang. Lanjutkan saja melepas rindunya oke?" jawab Rayan dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya itu.
"Lo memang Adik gue yang paling ngertiin gue. Thank ya Dek," balas Raihan dengan melempar senyum kepada sang adik.
Rayan hanya mengangguk saja sembari tersenyum simpul, sedangkan Alya yang mendengar interaksi antara keduanya hanya tersenyum tipis, dengan menatap dua laki-laki berwajah kembar yang selalu ada untuknya itu.
.
.
.
Bismillah. Dek Author hadir kembali dengan novel yang seru. Yuk dukung novel ke enam Dek Author! Jangan lupa tinggalkan like, komentar sama vote kalian ya.