Tidak ada tanggal sial di kalender tetapi yang namanya ujian pasti akan dialami oleh setiap manusia.
Begitupun juga dengan yang dialami oleh Rara,gadis berusia 21 tahun itu harus menerima kenyataan dihari dimana kekasihnya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan di malam itu pula kesucian dan kehormatannya harus terenggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Kehidupan Rara dalam sehari berubah 180 derajat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 34. Menikmati Kebersamaan
Acara mapaccing pengantinnya Tiwi dan Ridwan diadakan bersamaan karena mereka memang menikah dalam waktu yang bersamaan yaitu pengantin kembar.
Acara cukup meriah karena berbagai adat tradisi budaya suku Makassar dilaksanakan dari siang sampai malam.
Mulai dari acara akpasilik atau acara dimana pengantin dimandi oleh anrong bunting hingga malam pacar atau mapaccing pengantin yang dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan diakhiri dengan ceramah agama malam itu.
Semua anggota sanak saudara yang sudah menikah bergantian memberikan paccing (daun pacar yang sudah ditumbuk halus ke atas telapak tangan mempelai pengantin).
Setelah itu mereka memberikan undangan yang berisi sejumlah uang dan setiap isi undangan tersebut akan diumumkan melalui mikrofon pembesar suara hingga terdengar keberapa rumah-rumah, yang ada di sekitar lokasi tempat acara tersebut.
“Kita tunggu-tunggumi ini undangan dari sepupu-sepupunya yang dari Makassar,” ucap pak kepala dusun setempat melalui pengeras suara.
Bagaskara dan ketiga saudaranya menyodorkan masing-masing undangan pernikahannya yang sudah diisi dengan sejumlah nominal uang.
“Ini tauwa dari sepupunya anaknya Hajah Ratu dan Mas Nugraha, ada ini namanya Bagaskara dan Aminah isi undangannya lima juta,” ucapnya Pak Kamal.
Satu persatu disebut namanya anggota keluarga yang sudah berkeluarga dan tibalah gilirannya Bara.
Sambil menunggu undangan itu disebut, semua orang dan tamu undangan dipersilahkan untuk mengambil makanan yang sudah tersedia diatas meja prasmanan dan beberapa jenis kue tradisional.
“Yang terakhir adalah cucu bungsunya Daeng Beta yaitu Nak Bara Yudha Nugraha dan istrinya Azzahra Elara Sofia dari Makassar lima juta juga,” ujarnya pak Kamal lagi.
Setelah acara tersebut selesai dan rampung, ketiga Abangnya Bara menuju ke rumahnya Daud daeng Beta untuk menginap sedangkan Bara pulang ke Same resort untuk beristirahat dan besok pagi akan kembali untuk melihat dan menyaksikan acara akad nikah dan ijab kabulnya.
Bara yang melihat Rara menahan kantuknya segera berbicara,” tidurlah kalau kamu ngantuk. Nggak usah takut ada suamimu yang akan menggendongmu.”
Rara berulang-ulang menguap dan mengucek matanya untuk menahan rasa kantuknya.
“Mas pasti kelelahan dan pegal-pegal kalau harus menggendongku lagi sampai ke dalam kamar, lagian udah dekat juga kita akan sampai kok,” tolaknya Rara secara halus karena tidak mau menjadi beban suaminya.
“Mas nggak pernah merasakan kelelahan lagian kalau suamimu ini pegal-pegal yah kamu cukup pijet plus-plus pasti rasa capek dan pegalnya hilang seketika,” ucap Bara sambil tersenyum genit.
Rasa kantuknya Rara seketika menguar terbawa angin yang masuk ke dalam celah-celah jendela mobilnya.
“Ish apaan! Ogah aah Mas kalau malam ini untuk adegan nina ninunya ditunda dulu masih ngilu dan perih juga,” kesalnya Rara sambil menepuk lengannya Bara yang masih menatapnya dengan tatapan genitnya.
Bara kembali tertawa terbahak-bahak melihat reaksinya Rara yang padahal niatnya cuman ngetes doang.
“Hehehe! Nggak lah suamimu ini nggak bakalan minta kok. Pagi tadi empat kali nengokin si kembar entar mereka bosen lagi lihat wajah ayahnya yang ganteng,” candanya Bara.
Pembicaraan mereka terhenti karena mobil yang dikendarai oleh Bara sudah sampai di depan lobi Resort tempat mereka menginap yang rencananya sampai hari selasa.
Keduanya berjalan beriringan sambil bergandengan tangan. Siapapun yang melihat kemesraan keduanya pasti akan beranggapan kalau mereka pasutri yang sedang dimabuk cinta dan asmara.
Padahal kenyataannya hanya Bara yang mencintai dan menyayangi istrinya sedangkan Rara masih gamang dan terjebak dalam cinta dimasa lalunya.
Rara belum bisa move-on seratus persen dari Aditya Dewangga Pratama. Alasannya karena terlalu banyak kenangan indah yang pernah mereka ukir dan rajut bersama.
“Mas resortnya bagus juga yah, ngomong-ngomong kok tau kalau ada tempat sebagus ini di Tanjung Bira?” Tanyanya Rara sambil memperhatikan sekitarnya.
“Pernah beberapa kali ke sini bareng teman barengan mantan terlucknut juga,” ucapnya Bara yang sedikit kesal jika harus mengingat kenangan bersamanya dengan Keiza yang ingin dilupakannya.
Rara tertawa mendengarnya, “Haha! Nggak baik gitu Mas gimanapun dulu Mas pernah jatuh cinta padanya dan melewati masa indah dengannya pula. Doakan saja semoga Keiza diberikan hidayah agar segera intropeksi diri dan memperbaiki dirinya.”
Rara berbicara seperti itu tanpa beban dan enteng tidak ada riak cemburu, sedih ataupun kecewa yang terlihat dari raut wajahnya ketika berbicara tentang Keiza.
Bara reflek menghentikan langkahnya mendengar perkataan dari istrinya itu, “Kamu nggak cemburu sama sekali dengan perempuan yang pernah ada dalam hidupnya suamimu ini?” Tanyanya Bara yang menelisik mimik wajahnya Rara yang begitu tenang dan nyaman.
“Kenapa harus cemburu dengan perempuan yang sudah menjadi kenangan dan masa lalu suamiku! Karena yang ada sekarang ini adalah masa depan bukan masa lalunya dan perempuan satu-satunya yang ada di masa depannya Bara Yudha Nugraha adalah aku istri sahnya. Ini akan berlaku hingga beberapa tahun ke depan hanya maut yang akan memisahkan kita berdua,” ujarnya Rara dengan penuh keyakinan dan tak terlihat ada keraguan dari mimik wajahnya, setiap kata yang terucap adalah kesungguhan.
Betapa bahagianya Bara mendengarnya. Dia tidak menduga jika istrinya akan berbicara seperti itu. Dan jelas-jelas itu pertanda kalau Rara tidak lama lagi akan membalas cintanya.
Bara menarik tubuhnya Rara hingga keduanya saling berhadapan tanpa ada jarak yang memisahkan mereka berdua.
“Aku sangat bahagia mendengarnya, semoga aku bisa membuatmu melupakan mantan kekasihmu itu. Aku berharap hanya aku seorang pria yang kamu butuhkan dan kamu puja-puji,” tuturnya Bara sembari menggesekkan hidungnya dengan hidung mancungnya Rara.
Keduanya sama-sama memejamkan matanya karena suasana yang cukup tenang, sepi dan sunyi hingga tanpa mereka sadari kedua bibir mereka sudah saling bersentuhan.
Rara mengalungkan tangannya ke lehernya Bara begitupun juga yang dilakukan Bara yang melingkarkan tangannya ke pinggang istrinya yang semakin melebar diusia kehamilannya yang sudah empat bulan.
Bara memiringkan kepalanya agar lebih mudah dan leluasa untuk mencium bibir seksi istrinya. Keduanya saling berciuman, bertukar saliva saling melumat hingga beberapa detik. Suara decapan terdengar dari mulut keduanya yang berciuman di depan lift tanpa mereka sadari.
Tapi, suara deheman seseorang mengusik dan mengganggu kebahagiaan pasangan suami istri.
“Hemph! Maaf Pak ibu acaranya dilanjut di dalam kamar saja, kasihan kami yang masih jomblo,” ucap seorang office boy yang sudah berdiri tidak jauh dari tempat mereka berpelukan.
Rara salah tingkah dan terlihat canggung karena telah kedapatan sedang berciuman dengan kekasih halalnya.
Rara tertunduk malu dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang suaminya.
“Makanya kalau dapat gaji itu ditabung jangan cuma beli chip mulu! Memangnya kamu bisa tidur bareng game online,” candanya Bara kemudian berjalan meninggalkan kedua office boy tersebut yang garuk-garuk kepala mendengarnya.
Keduanya saling sikut,” indahnya yah menjadi pengantin baru.”
“Kapan yah uang panaik kita cukup untuk melamar gadis pujaan hati?” Tanyanya yang satu dengan sendu.
Bara dan Rara tertawa jika harus kembali mengingat kejadian barusan. Keduanya kemudian berjalan ke arah dalam kamarnya. Bara ini tipe suami green flag selalu mengutamakan kepentingan dan kebahagiaan istrinya.
Mereka melaksanakan shalat isya berjamaah setelah membersihkan tubuh mereka dan berganti pakaian tentunya.
Rara dan Bara melangitkan dan melafalkan doa-doa terbaik untuk kehidupan rumah tangganya. Kedua tangan mereka menengadah ke atas.
“Ya Allah berkahilah kami di dalam anak-anak dan keturunan kami, jagalah mereka dari segala kejelekan, jangan Engkau bahayakan mereka dan berikanlah kami kebaikan untuk mereka anak-anak kami. Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Rara pun melakukan hal yang sama,” Ya Allah Yang Maha Hidup, Yang Maha berdiri sendiri, Yang mempunyai Keagungan dan Kemuliaan, aku memohon padamu agar engkau menunjukkan dan menjadikan suamiku seorang laki-laki yang shalih, ahli takwa, ahli ibadah di malam hari dan ahli puasa di siang hari, jadikanlah ia orang yang patuh padamu, ahli berbuat baik pada kedua orang tuaku dan kedua orang tuanya, penjagaku dan anak-anaknya, takut padamu dalam setiap perkara, senantiasa menjaga waktu-waktu shalat pada waktunya telah tiba.”
“Amin ya rabbal alamin,”
Setelah keduanya melaksanakan kewajibannya, mereka bersantai sambil memainkan ponselnya. Bara dan Rara sama-sama berselancar di dunia maya.
Rara memposting story di Instagram, Facebook dan WhatsApp nya.
Yang membuat seorang istri terlihat cantik yang pasti bukan karena perawatannya atau asal ada dananya Semua berasal dari suami yang menjaga pandangannya. Karena meski istri bolak balik ke salon 3x sehari seperti minum obat, tidak akan terlihat cantik di mata suami yang tidak bisa untuk menjaga pandangannya.
Rara mengirimkan postingan itu ke semua sosmed nya termasuk dua nomor hpnya. Bara tersenyum simpul ketika membaca tulisan istrinya yang ada di Whatsappnya.
Rara berjalan ke arah ranjangnya setelah merasa puas bermain hp bersamaan dengan suaminya. Tetapi, Bara memeluk tubuh istrinya dari arah belakang.
“Terima kasih telah menjadi pasangan hidup terbaikku, Aku bersyukur karena kamulah yang ditakdirkan Allah untuk menjadi pasanganku. Semoga kita bisa selalu melalui suka dan duka bersama-sama ya.” Bara mengendus aroma wangi dari tubuh dan rambutnya Rara yang mampu menenangkannya dan akhir-akhir ini menjadi candu untuknya.
“Aku berterima kasih kepada Allah SWT karena telah mempertemukanku dengan seorang imam terbaik seperti kamu.” imbuhnya Rara yang hatinya terasa menghangat diperlakukan seperti itu.
Ke esokannya acara akad nikah sekaligus resepsi pernikahan kedua sepupunya Bara berjalan lancar dan sukses. Seakan tamu undangan yang berdatangan tak ada henti-hentinya memenuhi gedung pelaksanaan acara resepsi tersebut.
Sore harinya, ketiga kakak dan iparnya Bara yaitu Bagas, Bisma, Baruna bersama istri dan anak-anak mereka balik ke kota Makassar. Sedangkan Bu Ratu dan Bu Hajah Halimah masih tinggal setelah shalat isya rencananya mereka baru balik ke rumahnya.
Sekitar pukul tiga sore, Bara dan Rara berpamitan kepada kedua orang tuanya dan keluarganya. Mereka ingin menyaksikan langsung sunset matahari terbenam di pantai Tanjung Bira yang memiliki pasir putih.
Rencananya mereka akan mengunjungi beberapa spot dan destinasi wisata di tanjung Bira yang terkenal ikonik itu.
kl dah di kejadian di selingkuhi ntar nangis nangis nyalahin suami.
rara model istri yg hnya ingin di ngerteni tp gk bisa dan gk mau gantian ngerteni.
gk bisa nuntut nafkah.
hukum islam memang berat sprti itu mknya jd lah wanita baik jng smp hamil di luar nikah.