NovelToon NovelToon
Be Mine

Be Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Perjodohan / Bad girl / Idola sekolah
Popularitas:833
Nilai: 5
Nama Author: Mellmei

Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.



Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.


akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?

atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tanpa ia sadari, cewek itu merindukannya

07

Sudah dua hari lebih raisa menghilang, erlan mengusap wajahnya dengan kasar, ia merasa gagal menjadi kakak yang baik untuk raisa, ia tidak becus menjaga adiknya, erlan duduk di balkon kamar raisa lalu memandangi foto adiknya dalam diam

"Lo sebenarnya pergi ke mana lagi sih ra" erlan bergumam pelan, seorang laki-laki paruh baya menepuk bahu erlan pelan lalu tersenyum ,cowok itu pun membalas senyuman kakeknya, walau senyum itu ia paksakan

"Sabar lan, raisa pasti pulang" erlan mengangguk pasrah, ia tidak tahu harus merespon apa, lidahnya kelu, tidak bisa berkata-kata

"Tuan besar, di luar ada tamu"

Alvaro menoleh ke arah asisten pribadinya, lalu menggangguk, Erlan berdiri lalu melangkah bersama kakeknya ke ruang tamu,

sesampainya di ruang tamu, mereka kebingungan melihat orang asing yang duduk di sofa, sedangkan cowok itu tersenyum ke arah mereka

"Anda siapa? "tanya Alvaro membalas senyuman cowok itu, lalu duduk di depannya, erlan ikut duduk di samping kakeknya

"Maaf tuan besar kasela, kedatangan saya ke sini, saya mau memberikan kabar tentang cucu anda, sekarang raisa ada ditempat saya" ucapnya sopan, yaa dia adalah denny, teman raisa

"Gimana keadaan adik gue sekarang? "erlan menatap denny meminta jawaban

"Tenang, raisa baik-baik aja, tapi, dia susah diajak bicara sama diajak makan, gue udah ngajak dia pulang, tapi dia nolak, makanya gue datang ke sini ngasih kabar, takut kalian semua khawatir" jawab denny tenang

"Gue mau ikut lo pulang"

"Okay"

💫💫💫

Cewek itu duduk di dekat jendela kamar yang ia tempati, ia menghadap keluar jendela dengan pandangan kosong, Ia sendiri tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan, saat ini otaknya selalu terisi satu nama, andika revaldi barga, nama itu yang selalu mengisi pikirannya saat ini, hatinya terasa tercabik-cabik oleh ribuan pisau saat mengingat nama itu, Ia memeluk tubuhnya sendiri dengan erat, air mata kembali membasahi kedua pipinya, benci, rindu, sayang, tidak rela, semua bercampur menjadi satu,ia lelah.

pintu terbuka, seseorangpun masuk ke dalam kamar yang raisa tempati lalu menyentuh bahu cewek itu

"ra ada yang mau ketemu sama lo" cewek itu menggeleng pelan, tetap fokus keluar jendela, denny menghela nafas pasrah, lalu melangkah keluar kamar, menemui erlan yang ada di ruang tamu

"lebih baik lo samperin sendiri deh ucap denny pasrah Erlan mengangguk lalu melangkah ke kamar yang ditempati raisa erlan terkejut melihat keadaan adiknya rambutnya tergerai bebas dan acak-acakan badannya makin kurus bibirnya pucat matanya sembab erlan melangkah ke arah raisa, mendekap cewek itu ke dalam pelukannya, raisa membalas pelukan erlan dan terisak di sana

"Nangis ra, sampe lo puas biar gak ada lagi air mata yang jatuh"

Cewek itu tetap terisak di dalam pelukan kakaknya, denny yang melihat kejadian itu ikut prihatin dengan keadaan raisa, denny berharap, semoga air mata yang raisa keluarkan menjadi yang pertama dan terakhir dilihatnya.

"Dika" gumam raisa pelan, bahkan suaranya hampir tak terdengar, erlan terkejut mendengar ucapan raisa, ia hanya diam tak membalas perkataan adiknya ini, di detik kemudian, pelukan raisa mengendur , dan isakannya terhenti, erlan yang menyadari itu langsung melepas pelukannya, raisa tidak sadarkan diri.

"ra, bangun ra, erlan mengangkat tubuh raisa, berniat membawanya ke rumah sakit

"Raisa pingsan, gue mau bawa dia ke rumah sakit" erlan begitu khawatir, bahkan dari suaranya sudah sangat terlihat

"gue antar"

Denny ikut panik mendengarnya, ia langsung bergegas mengeluarkan mobil lalu berangkat menuju rumah sakit.

💫💫💫

Keadaan raisa mulai membaik, cewek itu kini mulai ceria, dan kembali seperti biasa, melupakan kejadian yang sudah berlalu, raisa tersenyum ke arah vira, keysha, dan kanza, mereka bertiga pun mendekati raisa

"Gue kangen sama lo ra" Vira memeluk raisa, diikuti keysha dan kanza

"kantin yuk, gue laper" ajak keysha semangat, mereka berempat pun berjalan ke kantin sambil sesekali bercanda ria, mereka berempat memilih tempat duduk di pojokan, agar jauh dari keramaian

"Lo mau pesan apa za? hari ini gue yang pesenin" keysha tidak ikut duduk, karena ia yang akan memesan

"Yang biasa aja"

"Klo lo ra? vir?"

"yang biasa aja" sahut raisa santai

"Gue ikut deh" tambah Vira ikut berdiri

Setelah selesai memesan keysha duduk di dekat vira, tak lama kemudian pesanan mereka pun datang

Drttt drttt drttt

Kanza mengambil ponselnya yang bergetar, lalu membaca pesan yang masuk, ternyata itu dari alex

"guys, gue pergi duluan ya"

"Mau ke mana?" tanya raisa sambil memandang Kanza yang sudah berdiri

"Nggak tahu, alex nyuruh gue ke taman, nggak tahu mau ngapain"

"Jangan-jangan dia mau nembak lo" tebak vira dengan tangan yang berada didagu, berfikir

"Buset dah, ntar lo mati dong" timpal keysha dengan wajah terkejutnya, lalu mengelus-elus punggung kanza menenangkan gadis itu,

"Jangan pergi za, entar lo mati, kalau lo mati, yang traktir gue makan siapa?"ucapnya dengan wajah polos, kanza memutar bola matanya malas, lain halnya dengan raisa dan vira, mereka mencoba menahan tawa mendengar kata-kata polos dari keisha, di detik berikutnya tawa mereka pun pecah

"Hahaha bukan ditembak pakai pistol key" ucap raisa menahan tawa

"loh kan yang namanya tembak juga pakai pistol lah, anak TK aja udah tahu, masa lo gak tahu ra" jawab Keysha polos

"Aduh, lo tuh goblok apa gimana sih key?" tanya vira gemas, masih dengan tawanya

"Loh, kok jadi goblok sih?" protes keysha tak mau kalah

"Ya ditembak pakai cinta lah" sambar raisa

"Tahu, ada-ada aja si lo key"

keysha menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, bingung, "emang cinta itu bisa nembak ya?"tanyanya dalam hati

"Udah ah, gue cabut dulu" ucap kanza berjalan menjauh dari mereka

"cieee, yang lagi mau ketemuan, buru-buru amat" goda vira yang tidak dihiraukan oleh kanza, jika memang benar alex ingin mengungkapkan perasaannya, kanza tidak akan menerimanya, karena di hati kanza dari pertama masuk High School international, sudah ada nama seseorang yang terselip di hatinya, tapi gadis itu selalu memendam perasaannya sendiri, karena seseorang yang ia suka, tidak akan pernah menyukainya,

"Suka sama gue? ngelirik aja nggak!" kata itu yang selalu kanza ucapkan, disaat ia berfikir untuk bersama dengan orang itu.

💫💫💫

"REVANNN, GAWAT VAN, GAWAT" kelvin berlari tergesa-gesa saat memasuki kelas, ia duduk di dekat andika dengan nafas yang masih tidak teratur, ngos-ngosan.

"Kenapa lo? habis lomba lari marathon?" tanya Andika sinis

"bu... bukan, gue... abis huhhh hahhhh, da... dari taman" ucapnya terbata, karena nafasnya yang masih belum teratur

"Terus lo ketemu kunti gitu?" tanya reza dengan 1 alis yang terangkat

"BUKAN" elak kelvin cepat

"Kenapa sih, kok berbelit-belit?" protes Revan yang mungkin sedang kesal

"Kanza, Kanza mau jadian sama alex"

Brukkk

Tubuh revan melemas bersandar pada reza, entahlah, petir seperti menyambar tubuh revan dengan kuat,

"Gue harus gimana? apa gue pulang aja? terus mandi es batu ya?" tanya revan lemas hampir tidak terdengar

"Astaga, revan mau lahiran? Ayo bawa ke rumah sakit jiwa guys" kelvin mulai panik, sedangkan andika dan reza hanya tertawa ngakak dengan tingkah kelvin

"anjing lo emang, gue gak gila" sarkasnya, revan pun bangun lalu menoyor kepala kelvin, kemudian tanpa sepatah katapun, ia melangkahkan kaki keluar dari kelas

"Mau ke mana lo?" tanya Kelvin dengan satu alis terangkat, karena revan tiba-tiba keluar kelas

"mau ngintip cewek-cewek yang lagi mandi di kali" sahut revan asal

"Eh, gue ikut dong" kelvin mengejar revan, andika dan reza saling pandang, bingung ingin berbuat apa, di detik berikutnya mereka berdua pun ikut berdiri melangkah mengejar Kelvin dan revan.

"ANDIKA COOL BANGET"

"REZA GANTENG BANGET, ASLI"

"KELVIN SAMA REVAN JUGA GAK KALAH KECE, SUMPAH"

"MEREKA KEREN BANGETTT"

"IDAMANN GUE BANGETT

dan banyak lagi komentar cewek-cewek saat melihat mereka berempat melangkah di koridor sekolah, teriakan-teriakan histeris fans-fans mereka, tidak membuat langkah keempatnya terhenti, mereka tetap melangkah tanpa tahu arah tujuan revan ke mana.

💫💫💫

Perasaan kanza mulai tidak enak, tapi ia tepis jauh-jauh pikiran itu, kanza melangkah menuruni tangga, baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba seseorang menghentikan langkahnya

"Kanza kan? "

"Eh iya, lo siapa? " tanya kanza dengan kening mengernyit

"Gue robert, nih ada titipan buat lo" beritahu nya, kemudian memberikan balon berbentuk hati berwarna merah, kanza menaikkan satu alisnya bingung tapi ia tetap menerima balon yang diberikan robert, ia mengernyit geli melihat tulisan I love you dibalon itu,robert pun pergi, kanza pun melanjutkan langkahnya yang tadi terhenti, langkahnya kembali terhenti, karena didepannya ada seorang cewek yang memegang sebuah balon

"kak kanza ya?"

"Eh Iya, ada apa ya?" tanya kanza ramah

"ini ada titipan buat kakak" ucap cewek itu sopan lalu memberikan balonnya pada kanza, ia menerima balon yang berbeda warna dari yang tadi, ini berwarna pink, Kanza kembali dibuat mengernyit geli melihat tulisan yang ada pada balon yang ia pegang, tulisannya lagi-lagi i love you, ia kemudian kembali melanjutkan langkahnya, ia sudah sampai di tempat tujuan, namun anehnya, alex tidak ada di sana, kanza menaruh balon yang ada di tangannya dikursi panjang, lalu mengambil ponsel, berniat mengirim pesan pada alex, namun tangannya berhenti bergerak ketika bunga-bunga berjatuhan mengenai dirinya, ia mendongak lalu berdiri, memandang bunga-bunga yang berjatuhan seperti hujan, ia terkejut saat melihat laki-laki yang berlutut dihadapannya dengan 1 bucket bunga mawar yang indah, dan yang lebih mengejutkan lagi, orang yang memegang buket bunga itu adalah alex, kanza menelan salivanya susah payah, laki-laki itu tersenyum manis pada kanza, cewek itu tersenyum, senyum kikuk.

"Za sorry, karena gue udah buat lo kebingungan, to de point aja ya, gue itu suka sama lo, lo mau nggak jadi pendamping hidup gue? kalau lo gak mau gue nggak maksa za, cukup jadi teman atau kakak, gue udah bahagia" ucap cowok itu tulus, dengan senyum yang tidak luntur dari bibinya, kanza bungkam, didetik berikutnya ia mengambil bunga yang dipegang alex, kemudian tersenyum menyuruh cowok itu berdiri,

"Sorry lex, gue gak bisa, gue cuma nganggep lo saudara gue aja, nggak lebih, sorry banget ya?"

cowok itu tersenyum, senyuman yang dipaksakan, ia mengacak rambut kanza pelan, kanza mendongak membalas senyuman alex, kikuk

"gapapa kok, itu udah buat gue bahagia"

"thanks lex"

"tapi bunganya disimpan ya, demi gue"

kanza mengangguk mengiyakan, ia kembali tersenyum membuat alex ikut tersenyum, meski hatinya teriris karena cintanya ditolak oleh "kanza Laura Vanessa" seorang cewek yang beberapa minggu lalu singgah dihatinya

"yaudah kita kekelas, gue anter" cewek itu menggangguk setuju, kanza berjalan beriringan dengan alex menuju kelas, bunga pemberian alex masih ditangannya, langkah keduanya terhenti karena kelvin menghadang jalan mereka, dibelakang kelvin, ada revan, andika dan reza

"cieee, udah jadian ya?" goda kelvin bermaksud memanas manasi revan, panas dingin, panas

"panas panas, dingin dingin, panasss dinginnn" bisik andika mengompori, revan memandang andika sinis

"eh, nggak kok" sangkal kanza

"cieee, malu-malu buat ngaku ya?" reza ikut menggoda, membuat kanza menundukkan kepala, tidak tau harus menjawab apa

"kita gak jadian kok, kanza itu adek gue" kini alex angkat bicara karena tidak tahan melihat wajah bingung kanza

"serius" tanya kelvin terkejut

"sejak kapan kalian jadi sodara?" tanya reza dengan 1 alis terangkat

"sejak tadi" jawab alex enteng, meski sebenarnya hatinya sakit mengutarakan kalimat itu

"upsss, sorry gue gak tau" kelvin mendramatis

"yaudah, gue kekelas dulu sama kanza"

"oh, silahkan" kelvin memberi jalan pada kanza dan alex, ia melirik revan sekilas lalu tersenyum jahil

"ada yang lagi berbunga-bunga nih" goda kelvin sambil mencolek dagu revan

"apaan sih" revan menggerutu sebal, kemudian meninggalkan mereka bertiga, andika, reza dan kelvin saling tatap, dan didetik berikutnya mereka tertawa melihat kepergian revan yang salting

💫💫💫

andika menelan salivanya susah payah, ketika ia menyadari seorang yang ia tabrak adalah raisa,

cewek itu menatap andika datar, beberapa hari ini, andika menghindari raisa, begitu pula dengan ia,

jika boleh jujur, andika rindu raisa, rindu saat ia mengganggunya, membuatnya marah, mencium tanpa izin, tapi andika tidak mau egois, ia tidak mau kejadian kemarin terulang lagi.

tanpa cowok itu sadari, raisa juga merindukannya, merindukan kebiasaan cowok itu, merindukan semua hal tentang andika, tapi, rasa kesal masih menyelimuti raisa, sehingga membuat ia malas berurusan dengan cowok yang berada di hadapannya sekarang

"Sorry, yang waktu itu gue---"

"It's okay Yang Berlalu biarlah berlalu gue juga gak masalah kok potong Raisa cepat

"Thanks" ucap andika kikuk

Janji tetaplah janji, meski ini berat, tapi ia harus menepatinya, ini adalah pertama kalinya andika berbicara pada raisa dan mendapat kata maaf dari cewek itu

Beberapa minggu ini, andika membatasi jarak antara raisa dengannya, karena berada dekat dengan raisa, ia hanya akan menjadi masalah untuk raisa.

"Kak dika" seorang cewek berlarian kecil menghampiri andika, lalu memeluk cowok itu dari belakang, sekilas, andika menahan amarahnya karena kelakuan adik kelasnya ini

"Kenapa?"tanya andika tanpa ekspresi

"nggak apa-apa, cuma kangen aja sama kakak" ucapnya sambil tersenyum pada andika

"Kak temenin aku dong" ucapnya dengan nada manja

"Mau ke mana?"

"Ke toko buku ntar pulang sekolah"

"Oke"

"sa" yang tambahnya dalam hati

"Gue cabut dulu ya sama sisil" lanjutnya

Raisa mengangguk, sekujur tubuhnya memanas, dadanya sesak melihat Andika bersama sisil, ada perasaan tidak rela di saat melihat cowok itu menjauh dan menghilang di balik tembok

"gue kenapa sih? ya kali gue cemburu, seorang raisa adelia kasela? gak mungkinlah gue cemburu sama si tikus afrika" ia menggeleng-gelengkan kepalanya, ia bingung dengan apa yang ia rasakan.

💫💫💫

1
danisya inlvr
Wajib lanjutin ceritanya thor!
Amellia: iya, semoga kalian suka ya
total 1 replies
Leblanc🌶️
Gila seru!
Amellia: oh thank you yaa sudah mau baca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!