Seri kedua Kau Curi Suamiku, Kucuri Suamimu. (Hans-Niken)
(Cerita Dewa & Fitri)
Masih ada secuil tentang Hans-Niken, ya? Juga Ratu anak kedua Hans.
Pernikahan yang tak diharapkan itu terjadi, karena sebuah kecelakaan kecil yang membuat warga di kampung Fitri salah mengartikan. Hingga membuat Fitri dan Dewa dipaksa menikah karena dituduh melakukan tindak asusila di sebuah pekarangan dekat rumah Fitri.
Fitri berusaha mati-matian supaya Dewa, suaminya bisa mencintainya. Namun sayangnya cinta Dewa sudah habis untuk Niken, yang tak lain istri dari Papanya. Dewa mengalah untuk kebahagiaan Papanya dan adik-adiknya, tapi bukan berarti dia berhenti mencintai Niken. Bagi Dewa, cinta tak harus memiliki, dan dia siap mencintai Niken sampai mati.
Sayangnya Fitri terus berusaha membuat Dewa jatuh cintai padanya, meski Dewa acuh, Fitri tidak peduli.
"Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, Tuan!"
"Silakan saja! Cinta tidak bisa dipaksakan, Nona! Camkan itu!"
Apakah Fitri bisa menaklukkan hati Dewa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34 - Aku Mencintaimu
“Kok beloknya ke sini, Mas? Mau ke mana memangnya? Bukannya kita pulang itu jalannya ke sana, ya?” tanya Fitri, saat mobil Dewa berbelok bukan arah jalan pulang.
“Ke rumah papa sebentar, ya? Gak apa-apa, kan? Kita kan lama gak ke rumah Papa, mumpung Ratu sama Putri katanya hari ini di rumah Papa juga,” jawab Dewa.
“Ehm ... i—iya, Mas,” jawab Fitri ragu.
Pasalnya kalau mereka di rumah Papa Hans, pasti Mama Niken jarang keluar kamar. Itu semua disebabkan karena adanya Dewa. Niken yang merasa juga tidak enak hati dengan Fitri, akhirnya lebih memilik di kamar saja. Niken juga menghindari tatapan Dewa yang selalu terlihat masih sangat menunjukkan kalau Dewa itu mencintainya.
“Kamu kenapa jawabnya begitu? Aku tidak akan seperti dulu lagi, Sayang. Sekarang sudah beda. Aku tidak mau lagi keluarga besar kita hambar rasanya. Maafkan aku, ya? Kamu jangan khawatir, aku ke Papa juga ingin bicara soal Viona. Aku mau minta bantuan Papa,” terang Dewa.
“Ya aku sih gak enak sama Mama Niken saja, Mas. Setiap kita ke sana, Mama selalu di kamar, gak pernah ikut gabung di luar. Gimana gitu ya rasanya. Aku yang merasa gak enak banget jadinya,” ucap Fitri.
“Percaya sama, Mas. Mas tidak akan seperti itu, Fit. Maafkan Mas, ya?”
Kali ini Dewa benar-benar tidak akan seperti dulu lagi. Yang Dewa rasakan saat ini, dirinya tidak ingin kehilangan Fitri. Dia benar-benar takut kehilangan Fitri. Tidak akan lagi dia ulangi kesalahan yang terdahulu. Yang tiga tahun lamanya dia lakukan pada Fitri.
Sesampainya di sana, Dewa langsung mengajak Fitri masuk ke dalam rumah Papanya. Apalagi Asisten di sana langsung menyambut kedatangan mereka dan langsung menyuruhnya masuk ke dalam.
“Ma, Pa,” panggil Dewa yang melihat Papanya dan Mamanya sedang berada di ruang keluarga, mereka sedang santai menonton TV, karena baru saja ada Putri di rumah, dan sekarang dia pergi bersama Rio untuk mengantar Si Kembar ke TPQ.
“Dewa, Fitri, kapan datang?” tanya Hans, lalu menyambut kedatangan anak laki-lakinya dengan pelukan hangat.
“Baru, Pa. Papa sama Mama lagi gak sibuk, kan?” tanya Dewa.
“Iya, lagi santai, tadi baru saja adikmu pergi sama Rio, ngantar Angkasa sama Mega di TPQ. Ini ada perlu apa kayaknya serius, kita bicara di sana saja,” ucap Hans.
“Pa, aku ke kamar dulu, ya?” pamit Niken.
“Iya, Sayang.”
Hans tahu, kalau sudah ada Dewa, istrinya selalu menghindar. Padahal Hans pernah bilang pada Niken, tidak apa-apa jika ada Dewa tidak usah ke kamar, tapi Niken takut, Niken takut Dewa yang tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia terlalu terobsesi dengan cintanya pada Niken.
“Ehm, Ma. Aku mau bicara sama Mama, sama Papa juga. Bisa kan, Ma?” ucap Dewa.
“Ehm ... tapi Mama mau .....”
“Sayang, Dewa perlu bicara sama kita, sebentar, ya?” bujuk Hans, karena Hans yakin Dewa memang akan bicara serius dengan dirinya dan Niken. Hans yakin ada sesuatu pada Dewa. Dewa selalu mencarinya dan Mama nya dulu saat ada masalah, dan Hans yakin sekarang Dewa ada masalah besar dalam hidupnya.
“Iya, Mas.” Niken akhirnya menuruti apa yang suaminya katakan. Padahal dia sedikit takut berhadapan dengan Dewa, karena mengingat dulu bagaimana Dewa pada dirinya.
Mereka duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Dewa duduk di samping Fitri, dengan tangannya terus menggenggam tangan Fitri.
“Kamu mau bicara apa, Dewa? Apa ada masalah dengan kantor, atau lainnya?” tanya Hans.
“Aku butuh bantuan, Papa. Aku sedang tidak tahu harus minta bantuan siapa, Pa. Ini memang salahku, aku tidak pernah jujur sama papa soal ini sejak dulu.”
“Apa itu? Sepertinya kamu serius sekali.”
“Papa tahu Viona? Teman Dewa dari SMA itu, yang sekarang sudah jadi model terkenal dan Go Internasional?” tanya Dewa.
“Iya, Papa tahu. Kenapa? Dia mantan pacar kamu bukan?” jawab Hans.
Meski Hans dulu cuek sekali dengan anaknya, tapi bukannya Hans tidak tahu setiap apa yang anaknya lakukan. Tapi, dia tidak pernah tahu kalau Dewa menikah dengan Viona.
“Bukan mantan pacarku saja, Pa. Dia mantan istriku.” Dewa mengatakannya dengan menunduk, dan terus menggenggam tangan Fitri, karena dengan begitu Dewa bisa kuat mengatakan kejujurannya pada Papanya.
“Maksudmu?!” tanya Hans dengan tatapan nyalang. “Kamu sedang tidak bercanda kan, Dewa?”
“Tidak Pa. Aku menikahinya dulu, saat aku masih kuliah semester empat. Papa tahu sendiri, saat itu pun karierku di perusahaan sedang naik, meski aku masih sambil kuliah. Hanya Tama yang tahu soal ini, Pa. Dan aku memutuskan untuk menceraikanya, karena dia lebih memilih Go Internasional pada saat itu, padahal aku sudah lulus kuliah, dan karierku sudah baik sekali saat itu. Dia lebih memilih pergi, Pa. Tapi, sekarang dia kembali, tadi dia menemuiku di kantor. Papa, bantu aku, Pa. Aku tidak mau terjadi apa-apa sama Fitri, aku tidak mau, Pa. Dia perempuan yang sangat nekat, Pa.”
Dewa mencoba menjelaskan semuanya pada Hans. Hans memijit kepalanya yang tidak sakit itu. Dia benar-benar baru tahu kalau Dewa memiliki masalah serumit ini. Entah kenapa Putranya memilih untuk menutupi semua darinya.
“Pernikahanmu memang sah di mata hukum?” tanya Hans.
“Tidak, Pa. Hanya menikah siri saja saat itu, itu pun karena aku sangat mencintainya dulu. Aku ingin mengikatnya dulu, supaya tidak lepas dan tidak pergi untuk Go Internasional. Aku turuti semua maunya, tapi ternyata aku lengah, ternyata dia terus melancarkan semuanya demi kariernya supaya melejit. Aku yang salah, aku yang terlalu menurutinya ini dan itu. Sampai aku pun yang selalu mencarikan chanel untuk supaya dia bisa terkenal. Ternyata jadinya begitu. Dia rela meninggalkan aku, demi kariernya.”
“Ya sudah, Cuma menikah siri saja kok? Ya sudah gak ada masalah, gak ada catatan yang tertulis. Yang penting waktu kamu bilang mengakhiri dengan dirinya ada saksi mata.”
“Ada, Pa. Pembantu di rumah kami dulu.”
“Rumah kami bagaimana?”
“Ehm maksudnya rumahku dengan Viona dulu.”
“Sampai beli rumah untuknya?”
“Iya, Pa. Dan pembantu itu masih bekerja di sana sampai sekarang.”
“Lalu apa yang kamu takutkan? Ada saksi, kamu sudah menikah sah sekarang, ya biar saja kalau dia macam-macam dan menuntutmu, mau menuntut apa coba? Gak ada badan hukum yang menaungi semua itu, kan?”
“Aku hanya takut Viona cari tahu soal Fitri, lalu dia macam-macam dengan Fitri. Itu saja, Pa. Tolong Pa, suruh orang untuk jagain Fitri. Aku tidak bisa full 24 jam jaga dia, tidak mungkin kantor aku tinggal, Pa.”
Hanya itu yang Dewa khawatirkan. Dewa tahu Viona kalau sudah ingin sesuatu, dia harus mendapatkannya meski dengan jalan yang menentang hukum.
“Masalah itu, Papa akan handle. Tapi, bukannya kamu tidak peduli dengan Istrimu? Kenapa kamu takut Viona menyakiti Fitri.”
“Aku mencintai Fitri, Papa. Tolong, aku tidak mau kehilangan Fitri.”
“Mas, aku tidak apa-apa. Kamu ke sini Cuma pengin minta papa nyuruh orang buat jagain aku? Ih Mas ini, aku bisa jaga diriku sendiri.”
“Fit, kamu gak tahu siapa Viona.”
“Mas, aku tidak apa-apa.”
“Pokoknya kamu harus nurut sama aku, Fit! Aku mencintaimu, aku gak mau kehilangan kamu.”
Ada perasaan lega di hati Fitri saat Dewa bicara seperti itu. Tapi, dia masih juga ragu, karena begitu cepat Dewa mengungkapkan semuanya.
mgkin benar kata dewa klo bisa nekad krn dia bnyk uang
padahal susah dan sgt sulit tp ratu keren
lain crita ma dewa smpe 3 th lho biarin si fitri
dann ohh dewaaaa.. tukann fitri aja segitunya ma kamu masa iya kmu mau nyakitin lagi fitri kan kasihan 😭😭
ayo dewa seleksaikan maslah kmu dgn viona dlu
biar g ada slh paham jd terus terang aja lebih baik dgr dr mulut suami sndri dro pd org lain itu menyakitKan
tp jgn terkecoh ya dewa istrimu itu lho ya cantik kann masa iya baru baikan masa mau cekcok lagi g luci tau wa
katany masih muda penampilan kek nya g kalah deh dr yg lain sukur2sia cuma nyamar aja jd sopir biar g kthuna klo kaya raya
lanjit kk thor
mkin mesra nnti si dewa mlh jd bucin akut nnti sm fitri