Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Tyo yang telah merapikan semua perlengkapan rumahnya kini merebahkan dirinya karena kelelahan, sepulang kantor dia harus membereskan barangnya dirumah ibunya dan dia kembali menyetir selama 3 jam perjalanan, membuat badannya terasa remuk belum lagi dia yang begitu sampai harus langsung merapikan barang yang dia bawah. Kini dia tengah terlelap tidur di kamar dan rumah baru miliknya dari perusahaan.
"Siapa kamu, ngapain ngamuk-ngamuk didepan rumah orang ". Tegur salah satu perempuan yang baru pulang dari kantor itu.
"Saya mengamuk karena lelaki pemilik rumah ini meninggalkan saya setelah berjanji akan menikahi saya karena hamil anaknya".emosi Nadira dengan penuh emosi.
"Oh dia perempuan gila yang dikatakan oleh ibu pak Tyo semalam, ternyata benar yah dia itu tidak tahu malu". Bisiknya kepada teman di sebelah nya itu.
Nadira yang mendengar itu meradang, dia tidak terima di hina seperti itu, apalagi dia jelas mendengar jika Tyo dan ibunya lah yang mengatakan dia seperti itu.
"Dimana wanita tua dan laki-laki keparat itu pergi akan ku buat perhitungan padanya". Nadira mendekati mereka dengan tangan mengepal.
"Kami tidak tahu, mereka hanya menyewakan kamar dirumah ini, lagian itu bukan urusan kami, cari tahu saja sendiri". Ketus salah satu mereka
Mereka bertiga memandang hina dan jijik pada Nadira, apalagi melihat tingkah Nadira barusan yang tidak ada bagus-bagus nya.
"Pergi saja dari sini, kau tidak akan menemukan Pak Tyo disini karena kami sudah membayar rumah ini selama 6 bulan kedepan jadi jangan datang lagi, kalau tidak kami akan panggil aparat untuk menyeret mu dengan kasar". Hardik mereka dengan berkacak pinggang.
Nadira mengeram kesal, tapi dia tidak punya pilihan lain selain pergi karena dia tidak mendapatkan apa yang dia mau.
"Aku harus mencari ke kantornya, aku akan buat kamu malu Tyo, lihat saja". Ucapnya dengan kesal.
Dia memukul setir mobilnya melampiaskan amarahnya, bagaimana bisa dia tertipu seperti ini. Padahal dia hanya melakukannya dengan Tyo selama ini, dia bisa jamin anak yang dikandungnya ini adalah anak Tyo. Dia mencintai Tyo sejak dulu hingga dia rela menjadi selingkuhannya.
Sesampainya di kantor Tyo, dai segera mencari tahu informasi tentang Tyo dan alangkah terkejutnya dia jika Tyo sudah dipindahkan bekerja keluar kota, tapi mereka tak bisa memberitahu dimana tempatnya.
"Sial, aku menyesal telah jatuh cinta pada laki-laki bajingan seperti mu Prasetyo, aku sangat membencimu".
Dia menatap nanar jalan yang ada di hadapan nya, kini hidupnya hancur, dia hamil diluar nikah dan lelaki yang dicintainya meninggalkannya seperti sampah.
Sedangkan Nayma kini tengah makan malam bersama Bram, tapi perasaannya masih saja terasa sama, hambar, tidak ada ketertarikan khusus pada sahabatnya ini, entah bagaimana cara dirinya menolak Bram.
"Apa yang kamu pikirkan Nay??, sejak tadi kamu seperti tak berselera seperti kehilangan hidup". Ucap Bram dengan perhatian.
Nayma menghela nafasnya, dia menatap Bram dengan intens kemudian membuang pandangannya, dia tak ingin menyakiti hati sahabatnya tapi dia juga tidak bisa menerima Bram, entah kenapa.
"Aku hanya memikirkan hubungan ini kedepannya Bram, jujur saja sampai sekarang aku belum bisa menerima kamu, aku takut kamu terluka dan marah kepadaku karena kamu adalah sahabatku". Ucapnya dengan nafas berat kemudian menunduk.
"Apa perasaanku sangat membebani kamu Nay, sampai kamu kesulitan seperti ini?? ". Bram menatap Nayma dengan serius.
Dia memang mencintai Nayma tapi dia juga tidak ingin Nayma tertekan menerima perasaannya, itu tidak akan berbuah baik kedepannya.
"Aku tidak terbebani perasaanmu Bram, hanya saja aku merasa diriku sangat jahat karena seperti mempermainkan perasaanmu, kamu sahabatku sejak lama, aku tidak ingin semua yang telah kita bangun selama ini malah hancur berantakan karena perasaan cinta yang tak terbalas". Nayma menunduk menyesali apa yang baru dia ucapkan.
Dia tahu Bram akan kecewa dengan apa yang dia rasakan, tapi dia tidak mau terus menerus membohongi dirinya dan juga Bram, itu sangat tidak pantas.
"Maafkan aku yah, aku terlalu memaksakan perasaanku padamu, aku akan menerima apapun itu Nay, aku tidak mau kamu tertekan apalagi merasa tidak enak padaku dan akhirnya menerima aku karena kasihan, aku ingin kamu membalasku dengan cinta tapi jika kamu tidak bisa, aku bisa apa Nay". Kini Bram menatap Nayma dengan senyum paksa, terlihat jelas dia menutupi kekecewaan nya.
"Aku minta maaf yah Bram, aku tidak bisa sama kamu, kita sudah terbiasa bersahabat, entah bagaimana bisa aku tidak memiliki perasaan apapun padamu kecuali rasa sahabat seperti biasanya". Nayma terus menerus menyalahkan dirinya karena tidak bisa membalas perasaan sahabatnya yang sangat baik kepadanya.
"Tidak apa-apa Nay, aku yang harusnya meminta maaf karena seperti memaksamu padahal sejak awal kamu sudah mengatakannya, aku hanya berusaha semampuku berjuang agar bisa mendapatkan mu. Bram mengelus tangan Nayma kemudian tersenyum tulus.
"Maafkan aku yah Bram, aku harap setelah ini kamu tidak berubah sama aku, tetaplah menjadi Bram sahabat aku yang sangat baik". Nayma menatap Bram dengan mata berkaca-kaca.
"Tenang Nay, perasaanku padamu tulus, mendapatkan atau tidak balasan darimu, aku tidak apa-apa dan tak akan merubah semuanya yang telah terjalin diantara kita, hanya saja, dalam waktu dekat, aku minta tolong untuk tidak menampilkan pria yang kamu suka nantinya sampai aku bisa menyembuhkan luka hatiku, bisa Nay?? Tanyanya dengan penuh harap.
"Iya Bram, makasih yah atas pengertian kamu".
Kini Hati Nayma sangat lega karena Bram mau mengerti dan tetap mau menjadi sahabatnya, walau dia tahu itu butuh waktu karena perasaan Bram rasakan itu sudah lama.
" Tidak apa Nay, kita sudah sahabat sejak lama, kamu benar, aku harusnya mengerti jika kamu sudah menganggapku saudara, itu sebabnya kamu susah membuka hatimu untukku, kita sudah lama bersama, akan canggung rasanya jika kita bersama, iyakan?? Tanya Bram menatap manik hitam itu dengan serius.
"Iya kamu benar, itulah yang aku rasakan, maafkan aku yah". Nayma menatap mata Bram yang memandangnya dengan serius.
"Tidak apa, aku memang kecewa tapi aku mengerti".
"Katakan dimana Tyo berada sekarang, kau pasti tahu". Ucap Seorang perempuan menghampiri Nayma dan juga Bram dengan penuh emosi
walau nikah anak itu lahir akta nya ttp ibunya tdk ada nm bpk nya.
susah kl wanita terlalu murah sprti nadira, hamil di luar nikah. saat hub diam diam trus slh hamil koar koar. smp sgitunya. walau dinikahi pun gk dpt status bpknya.
🤣🤣🤣
sebaiknya pelajari dulu ttg ini ya wahai penulis.
anak di luar nikah tdk bisa mnuntut nafkah, kl tyo ngasih uang itu disebut sedekah bkn nafkah.
akta lahir ttp nm ibunya tdk bisa nm ayahnya jd walau nikah percuma saja sih, anaknya ttp gk bisa pake bin atau binti bpk nya
rumah tangga tidak akan bener kalau kepala keluarga disetir terus oleh ibunya...
bahkan semuanya dilakukan hidup rumahtangga anaknya jadi berantakan....
sampai anknya sendiri sudah lelah hidup dengan ibunya selalu saja diatur...
apakah tyo masih berlanjut kerja diperusahaan pak bram ?
Wow keren Naima ...
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....