NovelToon NovelToon
Bodyguard Merangkap Istri

Bodyguard Merangkap Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak / Pengawal
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sindya

Demi mendapatkan uang untuk membiayai pengobatan Adiknya, Savana rela menerima pekerjaannya sebagai bodyguardnya untuk menjaga seorang putri kerajaan di sebuah negara.

Bukan hanya menjadi bodyguardnya putrinya kerajaan itu, ia juga dipinta oleh nenek dari cucunya itu untuk menikah kontrak selama satu tahun dengan putranya yang bernama princes Malik yang sudah berstatus duda itu. Savana harus bertahan menjadi istri princes Malik hingga princes Malik bisa menemukan wanita yang akan menjadi ibu dari putrinya untuk selamanya.


Bagaimana kisah hidup perawan dan duda itu saat hidup bersama dalam membesarkan dan menjaga putrinya Raniah? adakah cinta tumbuh diantara mereka atau pernikahan itu berakhir sesuai masa kontraknya? simak cerita ini sampai selesai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Kecemasan Savana

Darah Savana begitu mendidih saat mendengar ayah mertuanya itu sembarangan memberikan dirinya pada laki-laki lain tanpa ijinnya. Tanpa mempedulikan ancaman akan statusnya jika dirinya hamil atau tidak, kini Savana ingin membela dirinya sendiri.

"Aku tidak keberatan di ceraikan oleh suamiku jika aku dinyatakan tidak hamil oleh dokter. Tapi, aku sangat tidak suka dengan apa yang menjadi keputusan ayah untuk menikahkan aku dengan lelaki lain sesuai dengan kehendak ayah.

Aku bukan putrimu. Setelah bercerai, aku kembali menjadi diriku sendiri. Jadi, ayah tidak punya hak apapun karena ayah bukan siapa-siapa bagiku. Diriku adalah milikku. Apa yang terjadi nanti padaku, biarkan aku yang memutuskan sendiri jalan hidupku.

Dan satu lagi, jangan coba-coba mengancam ku lagi karena aku bisa mengubah kerajaan ini seperti di neraka," ucap Savana sengit lalu meninggalkan ruang kerja ayah mertuanya itu tanpa mempedulikan suaminya yang masih mematung di tempatnya berdiri.

"Aku kira ayahku seorang pria sejati yang bisa melindungi hati wanita. Tapi, ayah tidak lebih dari seorang monster yang berjubah kerajaan yang berani melakukan apa saja demi kekuasaan.

Aku tidak akan menikahi wanita manapun. Persetan dengan politik sialan kalian semua karena aku bukan alat tukar untuk kepentingan kalian," ucap prince Malik meninggalkan ruangan itu.

Kesedihan Savana didukung langsung oleh alam yang tiba-tiba mengumpulkan awan hitam diikuti angin sejuk. Lama kelamaan terdengar suara menggelegar diatas sana dipadu dengan kilat sebagai pelengkap tanda akan turunnya hujan.

Selama Savana datang ke Jordania, kota itu dilanda musim panas berkepanjangan sehingga tidak ada lagi tempat untuk bisa berteduh karena pepohonan tampak kering kerontang karena tidak kuat menahan teriknya mentari.

Semua orang keluar menyaksikan pergolakan awan di atas sana dan menunggu detik demi detik bulir bening itu menetes dari langit sana untuk memberikan kehidupan di bumi.

Prince Malik masuk ke kamarnya mencari istrinya namun tidak ia temukan. Tidak lama terdengar rintik hujan begitu derasnya disertai angin kencang seakan mengamuk di atas bumi kota Amman itu.

"Savana....Savana ....Savana ...!" teriak Prince Malik mencari istrinya dimanapun namun tidak ia temukan.

"Prince Malik...!" tegur putri Tania yang pura-pura peduli pada Prince Malik yang sedang dilanda kebingungan.

Padahal otak dari semua kekacauan ini atas keluhannya pada raja saat prince Malik meninggalkan kota itu menjemput Savana di Amerika.

"Apakah kamu melihat istriku?" tanya prince Malik pada putri Tania yang mengangkat kedua bahunya yang menyatakan kalau ia juga tidak tahu keberadaan Savana.

"Sialan...!" maki Prince Malik lalu menuju ke kamar ibunya yang sedang bermain dengan putrinya.

"Ummi. Apakah Savana ke sini?" tanya prince Malik sambil memindai ke seluruh kamar ibunya namun tidak menemukan Savana.

"Daddy...!" panggil baby Rania mengajak ayahnya untuk bermain dengannya sambil menunjukkan krayon pada prince Malik yang menggelengkan kepalanya.

"Rania main bersama jiddah dulu ya..!" bujuk Prince Malik diangguki putrinya.

"Bukankah tadi Savana bersamamu? Kenapa sekarang kamu malah mencarinya? Apa yang terjadi? Apakah ayahmu telah membuat menantuku itu marah?" cecar ibu suri terlihat murka.

Prince Malik menceritakan apa yang terjadi di ruang kerja ayahnya. Ibu suri begitu kaget mendengar cerita putranya.

"Ayahmu benar-benar seorang diktator. Dia selalu bertindak semaunya sendiri. Baiklah. Ummi akan melakukan sesuatu untuk kalian dengan kekuasaan ummi miliki," ucap ibu suri.

"Nanti saja ummi bisa memberitahuku tentang rencana ummi untuk kami. Saat ini aku hanya ingin menemukan istriku," ucap prince Malik segera keluar dari kamar ibunya.

Hatinya belum tenang kalau belum melihat istrinya.

"Ya Allah. kamu ada di mana, sayang?" cemas prince Malik memejamkan matanya sesaat untuk menemukan tempat yang biasa dikunjungi istrinya.

"Astaga. Jangan-jangan ia berada di kolam renang. Sial...! Hujan-hujan begini kenapa dia harus berenang," kesal prince Malik kembali lagi ke kamarnya karena ia tidak memeriksa keadaan di depan kamarnya itu.

Hujan di luar makin deras. Mengubah kota Amman bagai perang lautan yang berkilau. Di tengah gemuruh suara hujan, prince Malik memanggil lagi istrinya itu di depan kolam renang yang ada di depan kamarnya.

Ia menelisik kolam renang namun tidak ada tanda-tanda keberadaan Savana. Saat ingin berbalik, ia melihat sekelebat bayangan hitam yang disinyalir itu adalah istrinya karena masih mengenakan pakaian syar'i hitam.

"Astaga...! Kenapa dia duduk di situ? Sementara hujan sedang derasnya saat ini," gumam Prince Malik mendekati Savana yang nampak memangku wajahnya di antara dua lututnya yang ditekuk sambil memeluk dua lututnya itu.

Dilihat dari gestur tubuhnya, Savana sedang menangis meraung-raung seorang diri seakan sedang berlomba dengan gemuruhnya hujan. Prince Malik memeluk tubuh istrinya itu.

Savana langsung mendekap suaminya erat. Menangis berdua dibawah guyuran hujan. Prince Malik mengurai pelukannya. Ia membuka jilbab Savana lalu menangkup kedua pipi Savana dan menatap dalam mata indah itu.

"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku..! Kita tidak akan pernah berpisah. Kita adalah pasangan yang sempurna. Aku tidak pernah menemukan kelebihan seorang wanita selain padamu walaupun mendiang ibunya Rania sekalipun," ucap Prince Malik.

"Kita adalah pasangan yang sempurna hanya saja kita tidak berada dalam situasi yang sempurna," timpal Savana sambil terisak.

"Jangan menyerah Savana...! Berjuanglah bersamaku. Aku ingin melihat Savana ku yang pemberani dan kuat. Savana yang selalu mengucapkan kata-kata ketus tanpa ingin menundukkan kepalanya pada otoritas seseorang," ucap prince Malik memotivasi istrinya.

"Sayang. Biarkan aku pergi dari hidupmu...! Kau bisa mencariku lagi setelah kamu berkuasa suatu saat nanti," pinta Savana namun prince Malik langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas.

"Tidak. Aku tidak akan membiarkan wanitaku berjuang sendirian di luar sana di mana pria lain siap mencari perhatianmu untuk mendapatkan cintamu. Membayangkannya saja aku tidak sanggup Savana.

Kepalaku hampir pecah saat kamu pergi tanpa aku dampingi. Aku rela melepaskan kamu karena kepentingannya Alma. Kalau tidak aku tidak mengijinkan kamu jauh dariku, Savana," imbuh prince Malik mengecup bibir Savana.

Guntur kembali menggelegar membuat pasangan itu reflek berpelukan. Prince Malik mengajak istrinya untuk masuk karena sudah terlalu lama mereka berada dibawah guyuran hujan.

"Kita masuk sayang..! nanti kamu sakit," bujuk prince Malik.

Savana berdiri dan menuruti suaminya. Keduanya langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mandi bersama dibawah pancuran air hangat dari shower.

Tidak butuh waktu lama di dalam kamar mandi, keduanya sudah mengenakan jubah mandi. Prince Malik meminta pelayannya untuk mengantarkan makanan dan minuman hangat untuk mereka.

Keduanya masuk ke dalam ruang ganti bersama dan memilih kimono tidur dengan warna senada. Tidak lama kemudian pelayan datang membawakan pesanan untuk keduanya.

Dua pelayan sempat terpaku saat melihat Savana tanpa hijab membuat mereka terpesona sendiri. Savana yang masih berdiri di depan ruang ganti tersenyum pada kedua pelayannya.

"Masya Allah, cantiknya...!" puji keduanya secara bersamaan.

"Siapa suruh kalian melihat istriku? Walaupun kalian sama-sama perempuan tapi jangan pernah melihat istriku seperti itu, mengerti?!" hardik Prince Malik.

"Maaf prince. Kami permisi...!" pamit pelayan langsung keluar dari kamar prince Malik namun mereka begitu puas bisa melihat kecantikan Savana secara langsung.

"Ayo sayang...! Kita makan dulu setelah itu kita buat anak," ucap prince Malik begitu frontal membuat Savana yang masih sedih akhirnya nyengir juga.

Sementara itu raja Hussein dengan petinggi kerajaan sedang merencanakan sesuatu.

"Pastikan wanita itu jangan sampai hamil..!" titah sang raja pada menteri-menterinya.

"Bagaimana kalau dia hamil yang mulia?"

Wajah raja Hussein nampak panik dengan pertanyaan itu. Semenit kemudian senyum jahatnya terlihat menakutkan karena rencana liciknya melintas juga di benaknya.

"Jika dia hamil maka ....?"

Bersambung...guys

1
Nadia
idih panggil sayang pas klo ada maunya
Crystal
Lohhh ku kira Sharon perempuan
Shanty Yuniawati
Luar biasa
Aqil Aqil
sngt luar biasa
Eva Dianita
Luar biasa
Qimti Sa
good
Andi Diana
meleleh abangku
Rita
wah bakalan launching New baby
Rita
waduh ade kk sm2 ngegas😁😂😂
Rita
hmmm ada ikatan batin dr adiknya
Rita
😁😂😂😂😂😂
Rita
betullllll
Rita
mana mau tania ma malik skrg krn cacat
Rita
jln yg terbaik menurut Othornya 🤭😁✌️😂😂😂
Rita
susah klo orang yg sdh gila kekuasaan
Rita
dasar
Rita
to the point sdh diwanti2
Rita
iyaaaaa 🤭🤭🤭🤭mksdnya iya terima kenyataan 😅😂😂😂
Rita
oh ternyata
Rita
makane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!