Takdirku Turun Ranjang Dengan Suami Kakak Ku

Sigit masih merasa kessal dengan Iren, entah mengapa ia merasa sakit hati dengan ucapan Istri cantik nya itu.

"Aku kenapa sih, kenapa aku jadi kepikiran dengan ucapan Iren, toh yang dia ucapkan memang benar adanya, aku menikahi dia karna terpaksa tanpa ada rasa cinta, jadi buat apa aku harus tersinggung, dan gara gara dia aku harus kehilangan Tasya, Istri yang amat sangat aku cintai, lihat saja Iren aku tidak akan pernah melupakan itu" ucap Sigit dengan kessal

" Kita lihat saja permainan nya, aku akan menyiksa perasaan mu secara perlahan, sekuat apa hati yang kau sombongkan itu", sambubg Sigit dengan senyuman picik yang melekat wajah nya.

Tidak hanya Iren, Pak Bambang dan Mama Ratna juga kini sedang mengemas perlengkapan yang akan mereka bawa untuk beberapa hari ke singapure, di tengah asik nya kesibukan mereka tiba tiba ponsel milik pak Bambang berdering.

" Siapa yang telfon pa kok gak di angkat siapa tau ada yang penting lo" Tanya mama Ratna melihat suami nya yang menghiraukan panggilan masuk di ponsel milik pribadi nya.

tidak lama kemudian Ponsel milik Pak bambang pun berdering kembali, dan langsung di angkat oleh pak Bambang.

"Halo selamat sore pak, maaf Imel harus mengganggu waktu bapak, soalnya ada masalah penting yang harus bapak ke tahui" Ucap Imel skretaris pribadi Pak Bambang

"Apa yang terjadi, sampe membuat kamu merasa kwatir seperti itu" tanya pak Bambang

" Perusahaan cabang yang berada di Bangkok tidak berjalan sesuai rencana yang Bapak harap kan, pak Agus yang bapak suruh untuk menggantikan posisi bapak sampai hari ini tidak bisa di hubungi, jika masalah ini terus di diamkan saya kwatir akan berakibat fatal , banyak klien yang akan menarik saham milik mereka, karena merasa di tipu oleh perusahaan kita. jadi saya sudah mengatur penerbangan bapak dan Ibu Ratna ke Bangkok buat besok pagi " Ucap Imel, karna Imel lah selama ini yang mengatur urusan perjalanan Pak Bambang dan Mama Ratna.

kemana pun Pak Bambang pergi Mama Ratna harus selalu menemaninya. Pak Bambang sungguh sangat menjaga perasaan Istri nya itu, selain itu pak Bambang juga merasa risih jika urusan bisinis ke luar negeri hanya pergi dengan sekretaris nya dan Imel sudah mengerti itu semua

"Apa gak bisa menunggu seminggu lagi " tanya Pak Bambang kebingungan, karna ia sudah berjanji dengan Iren akan mengantar nya pulang kerumah suami nya

" Maff pak ini benar benar sudah tidak bisa di tunda lagi" jawab Imel dengan suara yang sangat panik, membuat pak Bambang tidak dapat untuk menolak nya

" Ya sudah tolong kamu persiap kan segala dokumen yang di butuhkan, kita bertemu besok di bandara" jawab Pak Bambang dan memutus kan telfon nya,

pak Bambang menghampiri Mama Ratna dan menceritakan masalah nya.

Mama Ratna pun merasa bingung dan bersalah tidak bisa menepati janji nya ke putri nya, akhirnya mama Ratna memutuskan untuk menjumpai Iren, mudah mudah han Iren bisa mengerti keadaan orang tua nya.

"Tokkk,,tokk,,,"

" Masuk " jawab Iren yang tidak memperhatikan siapa yang mengetok pintu kamar nya.

" Kamu masih sibuk nak," tanya mama ratna dan duduk di samping putri nya

" Ehhh mama Iren kira tadi siapa, bentar lagi juga siap kok ma, Iren kan gak bawa semua, Iren cuman bawa yang penting penting nya saja, kebanyakan juga punya si kembar, Mama gk berkemas?atau perlu Iren bantuin, biar mama gak capek" ucap Iren panjang lebar

" hmm, gini sayang ada yang mau Mama omongin" ucap mama Ratna dengan nada suara cemas

Iren pun langsung menghentikan kegiatan nya dan meraih kedua tangan mama nya.

" kenapa Ma, kok wajah mama sedih begitu? ada masalah apa,? mama bisa ceritake Iren, kalo Iren bisa bantu Pasti Iren lakukan buat mama" ucap Iren dengan tenang, ia tau ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh mama nya.

" Mama dan Papa minta maaf ya sayang, karna harus ingkar janji dengan kamu, bukan nya papa dan mama gak mau ngantar kamu ke singapure, tapi tadi skretaris papa telfon, perusahaan papa yang di bangkok lagi ada masalah mau gak mau papa dan mama harus berangkat besok, jadi dengan berat hati papa dan mama tidak bisa ikut sayang, kamu jangan marah dan sedih ya, papa mama janji jika masalah nya sudah selesai papa sama mama pasti akan segera nyusul kamu " ucap mama Ratna, dengan raut wajah yang sedih Mama Ratna berusaha menjelaskan agar Iren tidak salah paham dengan mereka.

Setelah mendengar penjelasan dari Mama nya, Iren lantas hanya bisa tersenyum yang mengerti keadaan papa dan mama nya.

" Ma,,Iren gak suka lihat papa dan mama jika harus merasa bersalah ke Iren, sampai kapan pun papa dan mama gak pernah salah, jadi berhenti menyalahkan diri , jujur Iren sangat sedih melihat papa dan mama terus merasa seperti ini, tanpa mama jelas kan pun Iren bisa nerima dan ngerti kok ma, Jadi papa sama mama tenang saja, Iren gak marah kok, Iren kan sudah besar, sudah nikah, sudah punya anak lagi, masak Iren harus cengeng yang minta di kawani sama papa dan mama," ucap Iren, membuat hati mama Ratna lega, karna Ia merasa putri nya kini sudah benar benar tumbuh menjadi anak yang dewasa.

" Makasih ya sayang, mama sungguh merasa bangga punya anak seperti kamu" ucap mama Ratna kagum

" dan Iren lebih merasa bangga punya orang tua seperti papa dan mama, bahkan Iren berharap rumah tangga Iren bisa seperti papa dan mama yang selalu romantis " bisik Iren, membuat ke dua nya tertawa bahagia