🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Margot Evans keluar dari kamarnya menuju ke kamar Aaron Lee dilantai atas.
Pada saat kakinya hendak melangkah ke kamar bocah lima tahun itu tiba-tiba dari arah belakang seseorang memeluknya erat.
Margot Evans tersentak diam tapi dia segera mengetahui jika Lee Ryder yang tengah memeluknya.
''Aaron Lee sudah menunggu kita dibawah...'', bisik Lee Ryder.
''Emmm... A--apa !?'', sahut Margot Evans gugup.
''Jika kamu ingin menunda acara kita untuk berlibur karena mengingingkan merancang anak denganku maka aku akan segera menyetujuinya...'', ucap Lee Ryder.
Pria tampan itu mendengus pelan diantara tengkuk leher Margot Evans.
Diusapnya leher gadis cantik itu dengan bibirnya kemudian dikecupnya kuat-kuat leher gadis pujaan hatinya itu.
CUP... CUP... CUP...
''Hmmm..., rasanya tubuhmu bereaksi terhadap ciumanku..., kamu bahkan tidak menolaknya...'', bisik Lee Ryder disela-sela ciumannya.
''Ehk !?'', sahut Margot Evans terkesiap dingin.
''Jujurlah padaku..., bahwa kamu menginginkanku dan mengharapkanku menjadi milikmu, bukan...'', bisik Lee Ryder.
''Emmm... !?'', gumam Margot Evans.
Gadis cantik bermata indah itu terbelalak indah saat Lee Ryder menyapu pundaknya yang terbuka dengan lembutnya.
Dia membuat bekas tanda merah diseluruh leher serta bahu Margot Evans yang terbuka secara paksa.
''Apakah kamu ingin menundanya ?'', bisik Lee Ryder.
Margot Evans langsung tersadar dan segera melepaskan pelukan Lee Ryder.
Menjauh sembari mendekap dirinya sendiri tanpa berani menatap ke arah pria tampan itu.
''Aku tidak mengerti maksud ucapanmu...'', kata Margot Evans. ''Hal bodoh yang kamu minta sebaiknya kamu segera enyahkan dari pikiranmu !''
Margot Evans terdiam dengan kedua tangan berada didepan.
''Aku tidak peduli dengan ucapanmu juga karena tujuan utamaku adalah memilikimu, sayang...'', sahut Lee Ryder.
Pria tampan yang mengenakan kaos berkerah motif garis-garis warna cerah serta celana panjang denim itu berdiri dengan kedua tangan berada didalam saku celananya seraya memandangi Margot Evans yang berdiri tertunduk.
Senyum menghias kedua sudut bibir Lee Ryder ketika menatap gadis cantik itu.
''Menurutku kamu sebaiknya mengenakan atasan seperti mantel hangat atau jaket karena aku tidak ingin tubuh cantikmu terbakar oleh sinar matahari saat kita liburan'', ucap Lee Ryder.
''Ehk ?'', gumam Margot Evans sembari menengadahkan pandangannya ke arah Lee Ryder yang berdiri tersenyum padanya. ''Kita liburan kemana ?''
''Kenapa ?'', sahut Lee Ryder santai.
''Bukankah Amerika sangatlah luas, untuk apa kita pergi liburan jauh-jauh ? Apakah kamu bermaksud kita liburan diluar negeri ?'', ucap Margot Evans polos.
''Aku tidak mengatakan liburan musim dingin atau liburan tahun baru, bukan ?'', sahut Lee Ryder.
''Maksudmu ?'', jawab Margot Evans.
''Aku hanya mengatakan kenakan jaket supaya kulit cantikmu itu tidak terbakar oleh sengatan sinar matahari'', ucap Lee Ryder.
''Kita akan pergi kemana ?'', tanya Margot Evans. ''Kita hanya liburan untuk Aaron Lee, bukan ?'', sambungnya.
Pandangan Margot Evans berubah setengah menyelidik kepada Lee Ryder.
Dia tidak lagi berdiri dengan kedua tangan berada didepan.
Gadis cantik yang hanya mengenakan setelan baju atasan lengan pendek serta rok pendek yang menunjukkan kedua kakinya yang jenjang dan putih mulus memandangi Lee Ryder penuh tatapan curiga.
''Kamu tidak bermaksud membawa kami tamasya jauh-jauh...'', ucap Margot Evans.
Margot Evans mengernyitkan keningnya sembari menatap Lee Ryder.
''Bukankah awal kita liburan dikhususkan untuk Aaron Lee agar dia mau sekolah kembali !? Bukan tujuan liburan ini untuk kita kan ?'', kata Margot Evans mencoba tegas.
''Kenapa tidak !?'', sahut Lee Ryder.
Pria tampan itu tertawa kecil saat Margot Evans mencercanya dengan pertanyaan.
''Tidak ! Tidak ! Dan Tidak !'', kata Margot Evans.
Diarahkannya jari telunjuknya lurus ke depan sembari dia goyangkan cepat.
''Ini tidak benar ! Kita liburan bertujuan hanya untuk Aaron Lee ! Tidak ada niat untuk mendekatkan hubungan kita !'', ucapnya. ''TITIK !!!'', sambungnya tegas.
''Aku hanya berucap beberapa kata tapi kamu berucap banyak kata tanpa jeda... Aku rasa itu tidaklah adil buatku...'', sahut Lee Ryder.
Lee Ryder berdiri dengan kepala setengah miring sambil memandangi Margot Evans yang berdiri dihadapannya.
''Sambil menyelam minum air !'', ucap Lee Ryder lagi.
''Apa maksudmu ?'', tanya gadis bermata indah itu. ''Aku tidak mengerti !''
''Sudahlah ! Jangan dipikirkan lagi !'', sahut Lee Ryder.
Lee Ryder berjalan sambil membelakangi Margot Evans yang hanya berdiri melamun.
''Ayo ! Kita pergi liburan !'', ucapnya seraya menoleh ke samping dan berhenti. ''Semua sudah menunggu kita dibawah !''
''Ehk !?'', gumam Margot Evans. ''I--iya...'', sambungnya.
Margot Evans berlari kecil menyusul langkah kaki Lee Ryder yang telah menuruni anak-anak tangga menuju ke lantai bawah.
Terdengar langkah kaki Lee Ryder yang kuat saat turun sedangkan Margot Evans menyusulnya dibelakang dengan terus berlarian.
''Cepatlah sedikit ! Kita bisa ketinggalan kereta !'', ucap Lee Ryder.
''Kereta ?'', tanya Margot Evans yang berjalan berusaha mengiringi langkah kaki Lee Ryder. ''Kita naik kereta ? Kemana ?'', sambungnya.
Margot Evans mulai keheranan dengan perkataan Lee Ryder yang menyebutkan bahwa perjalanan liburan mengendarai kereta bukan mobil atau jet pribadi yang biasa dia lakukan ketika pergi.
''Kita akan kemana ? Apakah kita hanya liburan di dalam negeri ?'', tanya Margot Evans penasaran.
''Iya..., kita hanya liburan di sekitar Amerika tanpa harus keliling luar negeri...'', sahut Lee Ryder.
''Kenapa harus dengan kereta ?'', ucap Margot Evans.
''Jika tidak naik kereta api lalu kita berjalan kaki ke Disneyland ??'', jawab Lee Ryder datar. ''Lalu kapan sampainya ?'', sambungnya.
''Apa !?'', ucap Margot Evans tersentak kaget. ''Disneyland !?''
Margot Evans berdiri terpekur di belakang Lee Ryder sambil menatap ke arah punggung pria tampan itu.
Dia benar-benar tidak percaya dengan yang diucapkan oleh Lee Ryder.
''Iya ! Kenapa ?'', tanya Lee Ryder. ''Kamu tidak suka ?''
Margot Evans dengan cepat menggelengkan kepalanya sambil berkata.
''Tidak ! Aku justru sangat senang kita akan liburan ke Disneyland ! Karena aku yakin Aaron Lee pasti akan merasa sangat bahagia jika mendengarnya...'', sahut Margot Evans.
Kedua mata Margot Evans berbinar-binar indah saat mengatakan isi hatinya. Dan dia benar-benar bahagia ketika Lee Ryder berniat mengajak mereka liburan ke Disneyland.
''Tapi kenapa dengan kereta api ? Apa tidak membutuhkan waktu yang sangat lama untuk tiba di Anaheim dengan perjalanan kereta api ?'', sahut Margot Evans.
''Mungkin satu hari perjalanan dengan kereta cepat...'', ucap Lee Ryder.
''Seharian ?'', kata gadis cantik itu.
''Kenapa kamu tidak suka kita seharian di dalam kereta api bersama-sama ?'', tanya Lee Ryder.
''Emmm..., tidak..., tidak seperti itu...'', sahut Margot Evans.
''Kalau begitu kita berangkat sekarang meski kita tidak perlu khawatir kereta akan berangkat meski kita terlambat datang'', kata Lee Ryder.
''Apa kamu memesan seluruh kereta untuk perjalanan liburan ini ? Dan tidak menyisakan seorangpun didalam kereta untuk orang lain ?'', ucap Margot Evans.
''Orang lain ?'', sahut Lee Ryder seraya menautkan kedua alisnya.
''Iya...'', jawab Margot Evans.
''Kereta cepat milikku bukan untuk aku sewakan kepada orang normal lainnya ! Dan aku berencana menggunakan kereta itu karena aku ingin liburan dengan menaiki kereta cepat ! Itu saja...'', kata Lee Ryder.
Keduanya berdiri terdiam saling menatap satu sama lainnya tanpa bersuara.
Lee Ryder hanya berdiri di tengah-tengah ruangan rumahnya sembari memandangi Margot Evans.
Dia berdiri tegap penuh pandangan serius dengan kedua tangan berada disampingnya menatap lurus gadis pujaan hatinya tanpa berkedip.