Mama Asuh Tuan Muda

Menurutku, Amy adalah gadis yang berbeda, luar biasa dan juga langka menurutku. Sudah beberapa hari Aku memperhatikannya, dan Aku tahu dia sangat menyayangi Reo. Keponakan kecilku, anaknya kak Shiro, meskipun bukan anak kandungnya sendiri.

Tapi Aku berpikir, pasti ada sesuatu diantara Amy dengan kak Shiro, sebab Aku melihat jika Amy masih sungkan berada dekat-dekat dengan suaminya Itu pertanda apa? Amy tidak mencintai kak Shiro atau, kak Shiro memaksa gadis tersebut agar menikah dengannya? ini bukan cuma kebetulan belaka kan, Aku menyukai istri kecilnya itu?

Gadis itu sekarang sedang memilih-milih kue bersama dengan Reo. Entah kue apa, yang pasti itu terlihat lezat.

Kak Shiro sendiri sedang bicara serius dengan Tante Cresentia dan om Yuki Nagato, namun sesekali melirik-lirik ke arahku, atau Reo. Bukan, bukan ke arah Reo, tapi Amy!

Hampir setiap menit mata kak Shiro mengarah ke istrinya, mungkin takut jika Amy hilang atau kabur, sama seperti dulu saat Lay Sanespere pergi. Oh ya, artis itu ke mana ya? dalam berita terakhir yang Aku baca dia pulang ke Indonesia. Dan saat Aku diberitahu mama jika kak Shiro mau menikah lagi, Aku pikir dia balik ke mantan istrinya itu.

Meiner Meinung nach ist es peinlich, wenn man zu diesem hässlichen Künstler zurückkehren muss!

Entah kenapa Aku merasa tidak suka dengan Lay Sanespere yang terkenal, dan menurut mereka, orang-orang di luaran sana cantik. Tapi menurutku biasa saja.

Apalagi caranya meninggalkan kak Shiro dan Reo, hanya untuk mengejar ketenaran, bukan karena uang. Aku sangat tahu, jika hanya sekedar uang, kak Shiro sangat mampu memberikan kemewahan dan uang yang banyak bahkan melebihi gajinya sebagai model dunia.

Dan Aku belum menemukan motivasi Lay Sanespere pergi 3 tahun yang lalu.

Tapi ternyata istrinya kak Shiro ini jauh lebih menarik, meskipun sekilas tidak secantik Lay Sanespere, yang tentunya sudah banyak mendapat sentuhan permakan pada wajahnya, dari produk-produk kecantikan luar negeri. Secara dia adalah model dunia.

Tidak seperti gadis yang lain, Amy bisa mengurus Reo dengan baik, tidak hanya cuma bisa ngerumpi, selfi, make up, atau tertawa-tawa gak jelas.

Aku masih memperhatikan Amy. Sengaja Aku pilih berdiri tidak jauh darinya bersama dengan Reo, agar lebih jelas melihatnya. Ck, Dia selalu terlihat cantik dari sisi manapun!

Ah, andai saja Aku lebih berani mendekatinya, dan dia tidak malu-malu saat Aku dekati, nyaliku terlalu ciut menghadapi gadis yang tidak banyak bicara. Grogi tidak menentu, meskipun Aku bisa selalu berhasil mendekati semua gadis ataupun istri orang di negara asal ku sana. Itu karena di Jerman pergaulan bebas terlihat biasa saja, bukan hal yang aneh seperti di sini.

Atau jangan-jangan...

Apa terapi yang Aku ikuti beberapa kali berhasil? kenapa Aku lebih sungkan pada istrinya kak Shiro?

Sepertinya tidak. Tapi lebih karena Aku merasa tidak enak hati pada kak Shiro, Tante dan juga Om.

Entahlah, tapi Aku merasa jika mereka bertiga sekarang sedang membicarakan Aku. Apa mereka curiga padaku? Aku pikir iya sih...

Ahai... Amy tersenyum padaku. Aku pun harus membalas senyumannya kan? Apa mungkin diam-diam dia juga menaruh hati padaku? Ah tidak-tidak, bukan itu!

"Kamu mau kue tidak Cresen?"

Aku seperti orang mabuk, mendengar suara Amy yang sedang bertanya padaku. Ini seperti candu atau alkohol yang membuatku terlena. Ini pasti tidak disukai oleh kak Shiro, dan dugaan ku benar.

Kak Shiro cepat mendekat ke arah kami, kemudian berkata dengan tegas. "Kita pulang sekarang?"

Aku berpikir bahwa dia cemburu, bukan karena memang ingin pulang.

"Boo tidak mau pilih kue-kue itu?"

"Sebaiknya kita cepat pulang. Reo juga sudah memilih banyak kue."

Aku mendengar mereka saling berbincang dan Aku merasa tidak tenang, saat mendengar mereka saling berbicara sahut-sahutan.

Coba kalau Amy itu yang berbicara lembut dengan menyebut Boo padaku, Aku pasti langsung memeluknya dengan bahagia.

Ah, Aku terlalu banyak berkhayal, Und das ist verrückt!

Akhirnya kami semua pulang, selepas Reo minta jagung lagi untuk dibakar di villa. Aku juga sudah memilih jajanan lokal yang Aku pikir itu lezat.

"Pulang Boo."

"Iya, sini Aku yang bawa."

Ah, suara mereka yang sedang berbincang-bincang membuat telingaku yang ikut mendengarkan terasa sakit.

Perasaan apa ini? Bodoh, bodoh, bodoh!

Aku merutuki diriku sendiri dalam hati. Ya-iyalah mereka berbincang-bincang, sebab mereka berdua adalah suami istri!

"Terima kasih Boo."

"Aku harus dapat hadiah setibanya di villa Bee, dan Aku tidak mau ditolak!"

Heh! telingaku semakin gatal, mendengar permintaan kak Shiro yang seperti...

Serrr... Hatiku selalu berdesir saat bibir mungil Amy memanggil Boo untuk kak Shiro. Dia tersenyum seperti melihat sesuatu yang istimewa, dan tak salah lagi, saat ini wajahku pasti memerah karena marah. Aku cemburu!

"Aku duluan ya!"

Aku buru-buru pamit dengan langsung berlari-lari kecil menuju ke arah villa, tanpa memperhatikan bagaimana tanggapan mereka juga jawaban mereka. Termasuk Om dan Tante. Aku terus berlari-lari supaya cepat sampai ke villa.

Aku ingin bicara jujur jika sudah berhasrat untuk mencumbu Amy, saat mendengar dia menyebut Boo, meskipun Aku tahu, jika itu bukan untukku.

Entahlah, Aku memang sudah gila!

Langkahku terus tak berhenti, hingga Aku tiba di villa. Aku merasa lebih tenang, kemudian langsung masuk ke dalam kamarku sendiri.

Clek!

Aku tarik napas sambil memejamkan mata. Berharap kata-kata yang keluar dari mulut Amy tidak lagi terngiang-ngiang di telingaku.

"A-aku... Aku, a-aku..."

Sial! Aku harus cepat ke kamar mandi dan meredakan hasrat ini.

Ternyata berlama-lama ada di dekat Amy telah membangkitkan sisi lain diriku, dan Aku tidak ingin ini terus terjadi. Bisa-bisa Aku tidak bisa mengendalikan diri, kemudian menghancurkan pernikahan kak Shiro yang baru saja terjalin.

Tapi membayangkan Amy saja Aku sudah tidak sanggup.

Oh, My God, seksi! Jantungku makin berdegup kencang.

Aku tarik napas lagi, sambil mengusap wajah yang memanas. Susah benar menghilangkan wajahnya dari ingatanku.

Ya Tuhan... Kenapa dia secantik ini? Kenapa dia mempengaruhi ingatanku? Aku jadi tidak sabar ingin mengeluarkan semua ini!

Jantungku semakin berdegup kencang. Kedua tangan keluar keringat dingin saat melakukan kegiatan di kamar mandi. Sedangkan wajahku memanas.

Aku berusaha menetralisir perasaan. Tetapi tetap tidak bisa, dan tiba-tiba...

Arghhh...

Sontak saja tubuhku makin gemetar, lemas saat semua hasrat Aku keluarkan hanya dengan membayangkan wajah dan suara Amy. Bagaimana jika Aku bisa menyentuhnya?

Kesadaran ku seolah melayang-layang.

A-anu... Ahhh, debaran jantungku kembali berdegup kencang, dan ini sangat membuatku gugup, di saat Aku membayangkan bisa menyentuhnya secara langsung.

"Fuckk you Amy!"

"Ich will dich berühren!"