Single Mamy

Setelah mengatakan hal itu. Emilia benar-benar pergi meninggalkan William yang masih terdiam karna tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan.

"Apa yang sudah aku lakukan" Ucapnya sambil memperhatikan Emilia yang sudah semakin menjauh

Setelah itu Emilia memesan taksi online untuk mengantarnya ke butik milik Widi. Karna memang hari ini Emilia sudah ada janji fitting baju bersama dengan Liana dan calon suaminya.

Saat sudah tiba di butik Widi, Ternyata disana sudah ada Liana yang menunggu kedatangan Emilia. Melihat itu membuat jantung Emilia berdetak cepat, apalagi saat mengingat jika ini adalah pertemuan pertamanya dengan calon suaminya.

"Assalamualaikum ma, Maaf ya Emilia telat" Ucap Emilia sopan

"Tidak kok sayang. Mama juga baru saja sampai" Ucap Liana pelan

Emilia melihat ke arah sekita butik Widi. Namun, Disana tidak ada tanda-tanda ada seorang pria yang mungkin menjadi calon suaminya

"Maaf ya Em, Ternyata anak mama tidak bisa ikut meeting hari ini, Soalnya dia sedang ada pekerjaan penting. Anak mama itu orangnya selalu sok sibuk. Maaf ya Em"

"Tidak apa ma. Kan ada mama yang gantiin buat temani Emilia fitting baju hari ini. Apa kita mulai sekarang ma?" .

"Boleh sayang, Mana gaun yang kamu desain untuk pernikahan kalian?"

"Sebentar ya ma, Biar kak Widi bantu aku buat ganti"

"Oke sayang. Mama tunggu ya"

Emilia berjalan ke arah tempat baju ganti. Sedangkan Widi sudah membantu Emilia membawakan sebuah gaun mewah yang sudah Emilia desain untuk dirinya sendiri

"Em, Ini sumpah gaun nya indah sekali Em. Bagus banget. Kamu pasti sangat cantik dengan gaun ini" Ucap Widi pada Emilia

"Kak Widi bisa saja. Ini gaunnya aku Desain khusu untuk pernikahan pertama aku kak. Doain ya kak, Semoga pernikahan aku lancar sampai hari H"

"Tentu dong Em. Aku akan selalu mendoakan yang terbaik buat kamu"

Biarpun Emilia belum pernah tau seperti apa wajah calon suaminya. Tapi Emilia selalu berharap jika ini akan menjadi pernikahan pertama dan terakhir dalam hidupnya, Pernikahan yang tidak akan pernah berakhir sampai maut memisahkan.

"Subhanallah Em. Kamu cantik sekali dengan gaun ini Em. Kamu benar-benar sempurna Em" Puji Widi saat Emilia sudah menggunakan gaun pengantin berwarna putih dengan Desain elegan dan begitu mewah

"Benar-benar sempurna" Ucap Widi lagi

"Jangan berlebihan seperti itu lah kak, Aku jadi malu kan"

"Buat apa malu Em, Kamu memang benar-benar sempurna" Ucap Widi lagi

Setelah bajunya terpasang sempurna. Emilia keluar dari ruangan itu. Betapa terpukau nya Liana saat melihat Emilia menggunakan gaun berwarna putih hasil Desainnya sendiri.

"Emilia. ini benar-benar kamu kan Em. Kamu cantik sekali nak, Kami benar-benar sempurna. Nanti anak mama pasti akan sangat terpesona dengan kecantikan kamu" Puji Liana

"Mama bisa saja ma. Bikin Emilia jadi malu"

"Buat apa malu sayang, Itu memang kenyataanya nak. Kamu benar-benar sempurna. Iya kan Widi?"

"Iya bu, Emilia terlihat begitu cantik"

"Gak terasa ya Em. 10 Hari lagi kamu akan menjadi bagian keluarga mama" Ucap Liana sambil memeluk Emilia

"Iya ma. Tapi apa anak mama tidak keberatan menikah dengan wanita yang sudah memiliki anak sepertiku. Terlebih lagi mama kan tidak pernah tau seperti apa orang tua Emilia"

"Kamu tidak perlu khawatir sayang. Anak mama tidak pernah berkomentar tentang kamu sudah punya anak atau tidak. Intinya dia bersedia menikah dengan kamu" Ungkap Liana lagi

Di saat seperti itu membuat Emilia menundukkan wajahnya sedih. Karna teringat dengan kedua orang tuanya. Yang sudah sangat lama tidak pernah Emilia temui. sebuah kabar pun tidak pernah Emilia dengar. Terakhir Emilia melihat mereka 5 tahun yang lalu.

"Mama papa, Aku sangat merindukan kalian. Emilia berharap papa menjadi wali serta saksi di hari pernikahan Emilia. Tapi apa itu mungkin!" Emilia bermonolog dalam batinnya

Biarpun Emilia merasa panas pada kedua matanya. Namun, dengan sebisa mungkin Emilia menahan agar air mata itu tidak jatuh di depan calon mama mertuanya.

"Tahan Em tahan, Jangan sampai kamu terlihat sedih di depan mama Liana" Lagi-lagi Emilia bermonolog dalam batinnya

Di Tempat Lain

"Bagaimana pa. Apa papa sudah temukan tempat tinggal Emilia?" Tanya Melinda pada Wira

Mendengar pertanyaan istrinya membuat Wirayudo mengambil nafas berat. Pasalnya selama 2 hari di kota bogor, Wira belum juga bisa menemukan keberadaan putrinya

"Belum ma. Papa sudah berkeliling dan mencari tau di mana rumah Emilia. Tapi tidak ada satupun yang tau di mana tempat tinggal mereka"

"Harus sampai kapan kita seperti ini pa. Mama sudah sangat rindu pada Emilia" Ucapnya yang terdengar begitu lirih

"Pa. Bagaimana kalau kita ketempat Liana dan Bagas?"

"Boleh ma. Papa ambil kunci mobil dulu"

Wira dan Melinda sudah naik ke dalam mobilnya. Mereka berdua melewati sebuah sekolah taman kanak-kanak dan tak sengaja hampir saja menabrak anak kecil.

"Astagfirullah pa. Hati-hati pa. papa hampir saja menabrak anak kecil itu"

Melinda turun dan menghampiri anak kecil yang hampir saja di tabrak oleh mereka.

"Sayang, kamu tidak apa-apa kan nak?" Tanya Melinda lembut pada anak kecil itu

"Tidak oma. Nathan baik-baik saja" Ucap Nathan dan langsung pergi dari hadapan Wira dan Melinda

Setelah memastikan anak kecil itu masuk kembali ke sekolahnya, Wira dan Melinda naik ke mobilnya lagi dan melajukan mobil itu ke sebuah apartemen milik yang sudah di sherlock oleh Liana

Di sepanjang perjalanan entah kenapa bayangan anak kecil itu selalu terlintas pada benak Melinda. Rasanya ada kerinduan yang dia rasakan saat melihat wajah polos Nathan

"Wajah anak kecil itu kenapa seperti tidak asing. Aku seperti pernah melihatnya, Tapi dimana ya" Ucap Melinda pelan nyaris tidak terdengar oleh suaminya

"Kenapa ma?" Tanya Wira saat menyadari raut wajah Melinda

Tak lama kemudian. Wira dan Melinda sudah tiba di apartemen yang sudah di sherlock oleh Liana. Mereka berdua turun dan langsung berjalan ke arah unit nomor 24.

Setelah tiba di unit itu, Sudah ada Bagas yang menyambut kedatangan mereka berdua. Namun Liana belum ada di sana. Sebab sebelumnya Liana juga sudah mengatakan jika dirinya masih ada di luar.

•

•

•

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 12:00. William baru saja pulang ke Apartemen miliknya. Ternyata di sana sudah ada papanya dan kedua orang yang tak pernah William kenal sebelumnya

"Kamu sudah pulang Wil. Kemarilah, Kenalkan ini om Wira sana tante Melinda" Ucap Bagas pada William

"Selamat siang om, Kenalin saya William Bagaskara" Ucapnya sopan

Melinda masih terdiam. Melihat wajah William seperti tidak asing buatnya. "Wajahnya kenapa mirip sekali dengan anak yang tadi hampir papa tabrak" Batinnya

"William Bagaskara? Apa kamu adalah orang yang sudah menolong saya memberikan darah pada anak saya 12 tahun yang lalu?" Tanya Wira tiba-tiba

William masih terdiam dan mencoba mengingat kejadian 12 tahun yang lalu. Kejadian dimana dirinya memberikan darahnya buat anak usia 10 tahun kala itu.

"Iya om, Saya orangnya" Ucap William pelan